JAYAPURA - Stop tipu kami
lagi dengan Otsus Plus Papua, rakyat Papua tolak Otsus Plus Papua, kami
pemuda, mahasiswa dan rakyat (GEMPAR) Papua menolak dengan tegas
gagasan Otsus Plus dari Pemerintah Jakarta kepada rakyat Papua, Gubernur
bunuh rakyat Papua dan Otsus Plus juga akan membunuh rakyat Papua.
Demikian antara lain sejumlah phamflet dan spanduk yang dibawah massa
pendemo yang dikoordinir oleh GEMPAR, Senin (4/11).
Sebagaimana diketahui, ratusan orang melakukan longmarch dari depan Kampus Uncen Perumnas III sejak pukul 11.00 WIT ke Kantor Gubernur Papua, Senin (4/11) siang. Aksi demo damai ini mengusung aspirasi menolak Otsus Plus, atau Undang - Undang Pemerintah Provinsi Papua
Massa terdiri dari unsur pemuda, mahasiswa dan rakyat Papua yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (GEMPAR) Papua.
Meski diguyur hujan, tak menyurutkan niat para massa pendemo berhenti berjalan kaki. Akibat longmarch ini sempat membuat kemacetan panjang dari arah Abepura ke Jayapura, begitupun sebaliknya. Aksi longmarch ini dikawal ketat aparat kepolisian dari Polresta Jayapura dipimpin langsung Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare, S.I.K., didampingi Wakapolres AKP Kiki Kurnia.
“Kami meminta dengan tegas kepada gubernur Papua untuk segera menghentikan pembahasan Otonomi Khusus (Otsus) Plus karena Otsus yang sebelumnya sudah dianggap gagal oleh rakyat Papua dan belum ada evaluasi terhadap Otsus sebelumnya,” tegas Ketua BEM STIKOM, Daniel Kosama saat menyampaikan orasinya di depan Kantor Gubernur Papua.
Dikatakan, selama 12 tahun perjalanan dari Otsus itu tidak ada yang mengembirakan dan juga tidak perlu dibanggakan, karena dengan adanya Otsus malah orang asli Papua (OAP) semakin termarginalkan di atas tanah leluhurnya sendiri.
Hal senada disampaikan perwakilan perempuan Papua, Selfy Yeimo dalam orasinya mengatakan, bahwa Otsus Plus diciptakan atau dilahirkan bukan permintaan dari rakyat Papua dan juga dilahirkan bukan untuk mensejahterakan rakyat Papua.
“Jadi, Otsus Plus datang hanya untuk memberikan keuntungan bagi para elit politik di tanah Papua saja. Seperti Otsus, dimana hasilnya tidak akan dinikmati orang asli Papua. Maka Otsus Plus harus ditolak,” tegas Selfy dalam orasinya.
Koordinator GEMPAR dan juga Penanggung Jawab aksi demo Yason Ngelia dalam orasinya mengatakan, Otsus harus dievaluasikan kembali secara menyeluruh. “Bila perlu dilakukan referendum (pemungutan suara) terkait dengan Otsus Plus yang datang begitu saja karena hasilnya tidak pernah dinikmati oleh seluruh rakyat asli Papua,” ujarnya dalam orasinya.
Perjalan Otsus selama 12 tahun, menurut Yason, banyak sekali rakyat Papua yang mati. Padahal seharusnya di era Otsus ini manusia Papua harus dibangun dan disejahterakan, setelah itu baru Otsus Plus bisa dilahirkan kepada rakyat Papua.
Sedangkan Ketua BEM STIE Port Numbay, Mambri Rumrawer dalam orasinya mengatakan, walaupun nantinya ada Otsus Plus juga tidak akan memberikan dampak yang positif kepada rakyat Papua dan malah akan membuat rakyat Papua semakin terbelakang. “Otsus Plus itu diciptakan karena keinginan dari SBY dan Lukas Enembe, bukan dari keinginan rakyat Papua. Maka kami seluruh rakyat Papua menolak Otsus Plus tersebut,” tegas Mambri Rumrawer dalam orasinya.
Pantauan Bintang Papua, massa ini melakukan longmarch dari Kampus Uncen Baru Perumnas III, hingga ke kantor Gubernur Papua, dengan pengawalan ketat dari aparat Dalmas Polresta Jayapura dan aparat Brimob Polda Papua.
Saat tiba di depan kantor Gubernur Papua, massa demo tak diperbolehkan masuk ke Kantor Gubernur karena telah dihadang dengan pagar kawat duri oleh aparat kepolisian guna mengantisipasi adanya bentrokan karena dari dalam halaman kantor Gubernur Papua terlihat ratusan massa tandingan yang pro terhadap Gubernur Papua yakni Satuan Pengamanan Papua Penuh Damai (Satpen Papeda).
Akhirnya, beberapa jam kemudian sekitar 10 orang yang merupakan perwakilan dari Ketua - Ketua BEM baik dari PTN maupun PTS di Kota Jayapura itu diijinkan bertemu dengan Gubernur Papua Lukas Enembe, S.I.P., M.H., untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan dari massa pendemo tersebut.
Usai pertemuan dengan 10 perwakilan massa pendemo, Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, S.I.P., M.H., mengatakan, aspirasi dari pemuda dan mahasiswa yang disampaikan kepada pihaknya yang mengklaim seluruh komponen rakyat Papua menolak Otsus Plus itu bukan seluruh masyarakat yang ada di atas Tanah Papua.
“Jadi, aspirasi dari pemuda dan mahasiswa yang disampaikan kepada kami pada hari ini (Senin 4/11, kemarin sore) yang menyatakan bahwa seluruh komponen rakyat Papua menolak Otsus Plus itu bukanlah aspirasi dari seluruh masyarakat yang ada diatas tanah Papua. Tetapi ini hanya pernyataan dari segelintir orang saja. Kita bisa lihat massa yang datang kesini jumlahnya kecil, yakni hanya ratusan orang saja dan tak sampai 1000 orang. Lagian yang datang lakukan demo itu sebagian besar adalah mahasiswa bukan seluruh rakyat Papua,” ungkapnya.
“Demo ini hanya dilakukan oleh segelintir orang saja. Kemungkinan ini hanya kesalapahaman di internal kampus. Karena wacana untuk adanya Otsus Plus ini bukan dilahirkan oleh saya. Tetapi ini murni dilahirkan atas keinginan dari kalangan kampus dalam hal ini lembaga Uncen,” jelasnya lagi.
Dikatakan Gubernur, setelah melakukan berbagai macam kajian dan seminar tentang perjalanan Otsus selama 12 tahun oleh Uncen. Dan, berangkat dari kajian itu dilakukan sebuah renungan yang panjang. Kemudian dari hasil renungan itu membuahkan Otsus Plus selanjutnya hasil kajian akan disampaikan pada Pemerintah RI dalam hal ini Presiden SBY.
“Meskipun aspirasi ini tidak mewakili seluruh komponen rakyat, akan tetapi aspirasinya tetap kami terima dan akan kami bahas di tim asistensi antara DPR Papua, DPR Papua Barat, MRP, MRPB, Gubernur Papua maupun Gubernur Papua Barat, dikarenakan hal ini merupakan persoalan bersama yakni menyangkut persoalan diseluruh Tanah Papua,” tukasnya.
Berdasarkan pengamatan Bintang Papua, usai bertemu dengan Gubernur Papua Lukas Enembe, S.I.P., M.H., dimana ratusan massa aksi kemudian membubarkan diri dengan aman dan tertib. (Mir/don/l03)
sUMBER : www.bintangpapua.com
0 komentar :
Posting Komentar