Dua anak Papua berdiri di samping spanduk kampanye Lukas Enembe-Klemen Tinal di Nabire pada masa kampanye Lukmen. Foto: Yermias |
Jayapura, -- "Saya akan gratiskan pendidikan di
Papua mulai SD sampai perguruan tinggi. Selama saya menjadi bupati di Puncak
Jaya, saya buktikan memberi beasiswa kepada 15 ribu mahasiswa tanpa
beda-bedakan," kata Lukas Enembe ketika kampanye untuk menjadi gubernur Papua di
Nabire, seperti diberitakan majalahselangkah.com
edisi 14 Februari 2013.
Ketika itu, di kiri kanan jalan, ada gambar Lukmen (Lukas Enembe dan
Klemen Tinal) ketika calon Gubernur Papua beserta janji mereka. Ini janji kampanye gubernur Papua:
Pertama, Pendidikan
dan Kesehatan GRATIS. Kedua, Pembangunan
Infrastruktur. Ketiga, Peningkatan
Dana Pembangunan kampung/desa dan sarana ibadah. Keempat, Ciptakan
lapangan kerja, dan peningkatan UMK. Kelima, Peningkatan
prestasi olahraga, seni dan budaya.
Kepada Lukmen, Rakyat Berharap
Pendidikan
adalah jendela dunia. Untuk membangun sebuah peradaban, langkah awal adalah
membangun kualitas pendidikan untuk mendidik generasi muda. Lukas Enembe dan Klemen Tinal telah melihat celah ini.
Selama ini,
setiap orangtua selalu saja mengeluarkan uang dari saku mereka untuk membiayai
anak-anak mereka. Tidak sedikit anak asli Papua yang putus sekolah, keluar dari
sekolah dan bekerja, hanya karena keterbatasan finansial untuk berpendidikan.
Tidak
sedikit orangtua yang menyerah, dan mengatakan tidak mampu lagi untuk membiayai
anak-anak mereka. Apalagi bagi yang punya anak di atas 5 orang. Dan
bahayanya, hampir semua orang asli Papua memiliki anak lebih dari 5 orang.
Begitu juga
dengan layanan kesehatan yang memadai.
Tidak sedikit
nyawa manusia Papua yang harus melayang, hanya karena keterbatasan tenaga dan
persediaan peralatan medis. Juga, tak dapat ditampik lagi, itu juga karena
biaya pemulihan kesehatan yang terlampau tinggi. Sehingga, sementara OAP secara
kuantitas menurun, banyak AOP meninggal, dan salah satu faktornya hanya karena
mahalnya biaya kesehatan.
Di kampung,
dana mengalir. Banyak jenis dana yang mengalir. Namun kita mesti tahu, desa
terlampau kecil untuk secara sempurna menerjemahkan dana di tangan mereka, untuk kesejahteraan mereka. Mesti
ada yang memberi mereka arahan.
Bukan hanya itu persoalan orang Papua. Bila ingin jujur, sebenarnya realita hidup Orang Asli Papua saat ini sangat kompleks.
Harapan akan
kemajuan, antara lain harapan akan adanya pengelolaan keuangan desa untuk
pembangunan itu telah dipikul Lukmen saat mereka ditetapkan menjadi gubernur
dan wakil gubernur.
Minimal Janji Pertama
Dengan
menyadari
akan beratnya merealisasi 5 janji Lukmen di atas, rakyat dengan
tidak peduli keterbatasan dan problematika di dalamnya, dengan setia,
tetap
menunggu janji pasangan Lukmen. Setiap hari mereka menunggu, kapan
anak-anak mereka berpendidikan gratis. Kapan mereka dapat berobat
di rumah sakit yang berkualitas dengan gratis.
Minimal
janji pertama, Pendidikan dan Kesehatan gratis.
Kepada pemimpin-pemimpin
sebelumnya, tanggungjawab serupa telah dipundakan oleh rakyat. Saat ini,
Lukmen pun demikian.
Saat ini,
Lukmen membuat beberapa gebrakan. Sebut saja Undang-Undang Otonomi Khusus
Plus, Undang-Undang Pemerintahan Papua, mendatangkan investor untuk tujuan
kesejahteraan, dan menolak 33 DOB demi eksistensi OAP secara kuantitas.
Ujian bagi Lukmen
Namun, di
tengah semua problematika ini, seorang Lukas Enembe dan Klemen Tinal diuji.
Tampaknya, mereka mampu membuat beberapa gebrakan di atas, tetapi janji mereka
kepada rakyat Papua di awal pencalonan, bahkan hanya untuk poin pertama, Pendidikan
dan Kesehatan Gratis, untuk rakyat Papua, masih belum menjadi gebrakan Lukmen.
Pastinya, 8 bulan yang lalu, mereka telah berjanji kepada rakyat. Tak tanggung-tanggung, janji kampanye
pertama Lukmen langsung ke inti persoalan hidup orang Papua: kesehatan dan pendidikan gratis.
Karenanya, mereka dipilih rakyat dengan suara mayoritas. Ini
pembuktian betapa besar harapan akan perubahan kepada pasangan Lukmen, yang mesti dibayar tuntas oleh mereka.
Akankah
mereka menjawab kepercayaan rakyat dengan merealisasi janji mereka, minimal
untuk yang pertama, pendidikan dan kesehatan gratis, atau malah terlena dengan
beberapa isu yang tercipta di awal-awal kepemimpinan mereka, yang seakan
membuat Lukmen lupa dengan janji mereka kepada rakyat?.
Itu ujian
sesungguhnya seorang Lukas Enembe dan Klemen Tinal dalam kapasitas sesungguhnya
mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua.
Yang pasti, rakyat
dengan
tidak peduli keterbatasan dan problematika di dalamnya, dengan setia,
tetap
menunggu janji pasangan Lukmen. Rakyat masih setia menunggu, kapan
anak-anak mereka berpendidikan gratis. Kapan mereka dapat berobat
di rumah sakit yang berkualitas dengan gratis.
Lukmen,
mereka yang telah berjanji. Mereka kini memunyai kapasitas untuk
menjawab. Kita tunggu saja apa jawaban atas janji mereka dan harapan
rakyat. (MS/Topilus B. Tebai)
Sumber : www.majalahselangkah.com
0 komentar :
Posting Komentar