Mama-Mama Pedagang Asli Papua jualan beralas karung beratap langit. Ironis memang, apalagi Otsus sudah berjalan 12 tahun. Foto: Dok. MS. |
Jayapura, -- Ini
surat dari Mama-Mama Papua pedagang kepada para pemimpin pemerintahan dan
wakil mereka di tanah Papua, berupa curahan hati, ungkapan perasaan dari apa yang mereka alami, rasakan selama ini.
Surat ini pertama kali dibacakan oleh mama-mama pedagang asli Papua saat pembukaan aksi 1000 Untuk Mama-Mama Papua yang dilakukan oleh Solidaritas Pedagang Asli Papua (SOLPAP) pada tanggal 15 Maret 2010.
Surat ini pertama kali dibacakan oleh mama-mama pedagang asli Papua saat pembukaan aksi 1000 Untuk Mama-Mama Papua yang dilakukan oleh Solidaritas Pedagang Asli Papua (SOLPAP) pada tanggal 15 Maret 2010.
Dalam aksi ini, dipasang juga
karikatur Barnabas Suebu, (saat itu, Suebu menjadi Gubernur Papua) yang isinya memuat
janji-janji Gubernur.
Dua hari kemudian Gubernur mengancam akan menggugat mama-mama Papua di pengadilan dengan tuduhan
pencemaran nama baik. Namun pada akhirnya ia meminta maaf kepada mama-mama
Papua.
Surat
ini diketik
ulang oleh Elias Ramos Petege, anggota SOLPAP, tanggal 26 Oktober 2013,
memperingati 3 tahun demo Mama-Mama Papua memperjuangkan sejengkal tanah
demi menyambung hidup di atas tanah mereka. Elias hanya mengubah nama
dari para pejabat, sesuai dengan yang ada saat ini. Inilah suratnya:
MAMA-MAMA PEDAGANG
ASLI PAPUA
Sifat:
Terbuka untuk umum
Kepada Yth,
Anak-anakku;
Lukas Enembe (Gubuernur
Provinsi Papua), Klemen
Tinal (Wagub Provinsi Papua),
Deerd Tabuni (Ketua DPR Papua),
Timotius Murib (Ketua
Majelis Rakyat Papua), Abraham
Atururi (Gubernur Provinsi Papua Barat),
Rahimin Katjong (Wugub
Provinsi Papua Barat), Vitalis
Yumte (Ketua Majelis Rakyat Papua Barat), Yosep Yohan Auri (Ketua DPR Papua
Barat).
Di- Tempat
Salam Damai dan teriring doa dari mama
kepada anak-anakku tersayang, semoga Allah Bapak Sang Pencipta menyertaimu
dalam menjalankan tugas dan Tanggung jawabmu.
Anak-anakku, izinkan mamamu bercerita
tentang kisah hidup kita dimasa lalu, juga mama sampaikan isi hatiku melalui
surat ini. Mama menulis surat ini sambil menjaga pinang dan sayur kankung di
depan Mall. Awalnya saya malu menulis surat ini. Malu bukan karena takut kepada
anak-anakku yang berada di Kantor Gubernur, DPR dan MRP tetapi mama malu karena
orang-orang yang menikmati makanan McDonald, KFC di lantai 2 mall di belakangku
menertawakan mama. Mereka pantas menertawakan mama karena saya berdagang
beralaskan tanah dan beratap langit. Kucuran Keringat di keningku menjadi tamu
setia bagiku. Mereka kira saya orang gila pada hal
saya pemilik negeri ini.
Tapi anak, mama mau cerita dulu, kisah kita
di masa lalu ,ketika mama mengandung engkau selama sembilan bulan dan semasa
kecil sampai dewasa mama dan bapamu serta sanak saudara-saudaramu yang tinggal
dan hidup di tanah Papua berada dibawah tekanan, intimidasi, teror, diculik dan
dibunuh karena saat itu sedang melakukan operasi militer.
Mama dan bapa dianggap separatis ketika melakukan protes kepada orang yang menguasai dan
membabat kita punya hutan sagu, menguasai dan mengambil kita punya hutan di
kampung,mencuri kita punya ikan, udang di sungai, kali, danau dan laut.
Merampok kitorang punya emas, tembaga, perak, minyak bumi dan gas yang ada di
kita punya tanah Papua. Ada pula saudara-saudaramu yang lain diberikan stigma
pengacau keamanan ketika berjuang mempertahankan gunung keramat, tanah dan
hutan adat yang dirampas.
Anak-anaku,kamu tahu bahwa mama tidak takut
terhadap semua situasi itu, walaupun jika diberi cap anggota OPM taruhannya adalah nyawa; Namun, Atas tuntunan
Allah Bapa di Sorga, Mama berani keluar dari rumah pada malam hari untuk
mencari ikan di danau dan dilaut, di bawah terang bulan, Bapa pergi ke hutan
belantara untuk berburu dan ke laut untuk molo ikan. Pada siang hari mama
menelusuri hutan sagu, menyeberangi
sungai dan kali, melewati lembah dan mendaki bukit dan gunung untuk menegok
sagu, mencari ulat sagu, belalang, sayur daun genemo serta mengambil ubi,
keladi dan sayur hitam di kebun.
Semua ini mama lakukan dengan harapan bahwa
kita mengkonsumsi makanan alamiah yang
mengandung gizi dan protein yang tinggi agar tubuh dan jiwa kita tetap sehat
dan kamu menjadi pintar.
Pagi-pagi mama meninggalkan barang daganganku
dan mengantar engkau lebih dulu ke sekolah lalu mama cepat-cepat pulang ke
rumah untuk menjual pinang dan sayur di depan rumah. Seharian penuh dibawah
terik matahari mama menjaga daganganku laku dan dari hasil jualan, mama
membiayai sekolahmu sampai selesai.
Anak-anakku semua perjuangan ini mama lakukan
demi untukmu dengan harapan engkau menjadi manusia yang baik, kukses dan
berhasil supaya engkau kembali perhatikan mama serta saudara-saudaramu yang
lain serta membangun tanah tumpah darahmu, tanah Papua.
Mama senang dan gembira, ketika mendengar
anak-anakku sudah menjadi Gubernur, Wakil Gubernur, Ketua DPR dan Ketua MRP.
Mama serta rakyat Papua sungguh percaya sama kamorang anak-anak jadi kami memilih dan mempercayakan untuk memimpin
dan membangun tanah airmu Papua; Rakyat memberikan kepercayaan kepadamu melalui
pesta demokrasi secara langsung untuk memimpin kami, memberdayakan kami dengan
dana otonomi khusus yang katanya besar itu.
Sebelum dan selama kepemimpinanmu, kami
mama-mama Papua telah berjuang untuk mendapatkan pasar khusus yang layak bagi
kami, namun sampai kini, engkau tidak bangun walaupun engkau pernah janji pada
mama. Mama dengar Ketika kami datang membawah keluhan kami, anak bilang itu
tanggung jawab bupati dan wali kota, saat kami ke bupati dan walikota, dia
bilang itu gubernur punya tugas maka kami (mama-mama) pun bingun kepada siapa
kami mengadu.
Mama-mama kembali mengadu kepada anak
gubernur dan wakil gubernur tapi anak bilang tramau terima keluhan mama. Mama
juga su britahu anak-anak di DPR tapi mama punya masalah jadikan dorang pu proyek.Mislnya,
Tahun 2008 itu ada 8 Miliyar untuk bagun pasar tapi tikus kasih habis dalam
laci di gedung DPR.Katanya sekarang juga ada uang untuk pasar tapi tra tahu
uang itu kemana. Anak-anak janji-janji kepada mama torang tuk bangun pasar tapi
sampai sekarang tra bangun-bangun, kenapa kah.
Mama dengar anak-anak tra bangun tong
mama-mama pu pasar karena lebih sibuk pergi ke Amerika, Inggris, China untuk
bagi-bagi uang tanah dan darah dari Freeport,Britsh Petrolium, Petro
China,Medco,Mifee, Aneka Tambang dll. Sibuk kasih pindah kantor Freeport dari
Kuningan Jakarta ke Papua. Mama juga dengar, Anak-anak sibuk pi antar amplop
besar kasih orang-orang di Jakarta (DPR dan DPD dorang) untuk minta buka
pemekaran ka, sementara di Tambrauw dan Yahukimo banyak orang mati karena
busung lapar, banyak anak-anak tra
sekolah karena tra fasilitas pendidikan, kematian ibu dan anak semakin
meningkat.
Anak-anak kam tau, pada tahun 2009 itu mama
juga sudah bicara dengan kam pu kaka BAS tetapi dia juga tra dengar mama pu
suara lalu dia pi sibuk dia pu proyek jalan Tol dan wisata Cartenz di Cina,
Jerman dan Autralia untuk cari duit gadekan dengan mama punya dusun sagu yang
masih sisa di kampung.
Anak-anak kamu sekarang su besar dan
pintar, su dapat uang besar jadi lupa dengan mama lagi eeh, tipu-tipu mama lagi
eeh . Kamu tra mengerti mama kah selama sembilang bulan mama mengandung kamu
dan mama lindungi kamu di hutan belantara dan dibawah tebing-tebing saat
situasi tra aman di kitong pu kampong baru tra hargai mama ni.Anak-anak kamu
tra ingat mama pu pengorbanan dulu sama kamu ka. setiap pagi mama siapkan ubi,
keladi untuk bekal di sekolah dan mama antarkan ke sekolah.
Anak-anak,kami mama-mama tidak minta
banyak, tra minta juga kam pu uang tapi kami hanya minta sebuah bangunan pasar
khusus bagi kami saja di setiap kabupaten kota sebagai tempat kami belajar,
berlatih dan berdagang, dengan harapan kami juga mampu bersaing dengan
saudara-saudara kami yang lain. Dan melaluinya dapat mengubah taraf hidup kami, kami mau jadi pelaku ekonomi di atas tanah kami.
Tapi, Anak-anak menjauhi dari kami,
tinggalkan kami, pergi jauh dari kami dan pergi bersenang-senang dengan dorang
yang punya duit (inverstor). Anak engkau tidak lihat penderitaan mama kaa, atau
anak su buta kaa ? kalau anak su buta britahu mama, biar mama pi cari obat di
hutan; Kenapa anak tidak dengar jeritan mama kaa,atau anak tuli ?, kalau tuli
britahu mama, mama itu setia menolongmu jadi nanti mama carikan obat untuk
anak, supaya akan sembuh dan memperhatikan mama-mamamu yang menderita dibawah
ganasnya terik matahari.
Akhir kata mama mau sampaikan, Selamat
berbahagia dan bersenang-senang bersama kawanmu pemodal(Investor); Kesenanganmu
adalah kebahagian mama, kesombonganmu adalah pokok doa ibumu agar engkau rubah
sikapmu di suatu kelak.
Hari ini mama menulis surat ini kepada
anak-anak sambil merenung perjuangan para penginjil perdana di Tanah Papua
karena hari ini tepat 80 tahun Gereja GKI bersiarah di bumi
Papua.(26/10/1925-26/10/2013) Sikap Kemunafikan, kesombongan, ketidak berpihakanmu
dan memihak kepada yang kuat dan
perampok adalah tindakan yang jelas-jelas berlawanan dengan doa sulung Pdt.
Izack Samuel Kijne Diatas batu ini saya meletakan peradaban orang
Papua,sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat tetapi
tidak dapat memimpin bangsa ini, ia akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
Semua perjuangan ini merupakan sejarah yang
terukir dalam hati sanubari kami mama-mama, maka kami tak akan pernah lupakan
dan akan dikenang selamanya.
Papua, depan Saga Mall, Jayapura
26 Oktober 2013
26 Oktober 2013
ttd
Mama-Mama Pedagang Asli Papua
(MS/Topilus
B. Tebai)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Saya dukung kemajuan saudara2 saya di Papua...
BalasHapuswww.jualhotlingerie.com