News
Loading...

GEREJA MINTA JEMAAT KUMPUL DERMA UNTUK PARA DOSEN UNCEN

Suasana Pernyataan dari Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua (Jubi/Indrayadi TH
Jayapura 11/11 (Jubi) - Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua meminta pihak Kepolisian segera membebaskan para mahasiswa yang ditahan, karena melakukan aksi damai penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Otonomi Khusus (Otsus)  Plus di Kota Jayapura beberapa hari lalu.

Hal ini ditegaskan Forum Kerja Oikumenis Gereja-Gereja Papua saat menggelar konferensi pers di Kantor Sinode KINGMI Papua, Jayapura, Senin (11/11) siang tadi.

Persekutuan Gereja-Gereja Baptis di Tanah Papua, Pares Wenda dalam konferensi pers tadi membacakan 5 poin penting dalam press realese, diantaranya Pertama, Pihaknya menuntut pihak kepolisian agar segera membebaskan para mahasiswa yang sedang ditahan antara lain Yason Ngelia, Alfaris kapisa, Agus Kadepa, Usman Pahabol, Nelius Wenda, dan Benyamin Hisage, sebab mereka hanya menjalankan hak asasinya atas hak untuk bebas berekspresi dan menyampaikan pendapat di muka umum.

Kedua, Pihaknya meminta kepada pihak Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Majelis Rakyat Papua (MRP) bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan para mahasiswa ini, mengingat mereka ditangkap aparat di saat menyampaikan pendapatnya di depan kantor kedua lembaga tersebut.

Ketiga, Pihaknya mendesak Uncen, Gubernur, DPRP dan MRP untuk menghentikan proses pemaksaan RUU Otsus Plus secara sewenang-wenang. Sebaliknya, ketiga lembaga pemerintahan daerah ini seharusnya menindaklanjuti hasil konsultasi publik yang diselenggarakan oleh MRP tentang Otsus ke pemerintah pusat di Jakarta menuju suatu penyelesaian yang menyeluruh, adil dan bermartabat.

Keempat, Gereja mendukung penolakan ini dan mendesak Jakarta untuk berhenti melibatkan Gubernur dalam urusan politik. Dengan demikian, Jakarta menghadapkan rakyat dengan Gubernur lalu Jakarta cuci tangan.

Kelima, Pihaknya menghimbau kepada seluruh Jemaat di Tanah Papua agar melakukan pengumpulan kolekte khusus bagi dosen-dosen Uncen supaya dapat menghentikan para dosen ini dari kebiasaannya mencari “Proyek” pada pengusaha yang kemudian berpotensi membunuh nurani akademik mereka.

Sementara itu, Ketua Sinode KINGMI di Tanah Papua, Pdt. Benny Giay kepada wartawan menuturkan jika pihaknya sangat menyesalkan beberapa kejadian yang terjadi belakangan ini. “Menurut kami ini lanjutan dari yang sudah sering kita alami beberapa dekade terakhir ini,” kata Benny kepada sejumlah wartawan, Senin (11/11).

Dirinya juga menyesalkan adanya kejadian seperti ini, karena pihaknya merasa terjebak. “Termasuk Uncen, sebenarnya ini masalah politik. Ini adalah tugas dari MRP dan DPR yang sudah terima aspirasi masyarakat, mereka seharusnya menjalankan tugas besar ini. Tetapi kami lihat belakangan ini pemerintah provinsi Papua terlalu banyak habiskan energi mengurus Otsus Plus yang sebenarnya menurut kami ini adalah porsi dari pemerintah pusat,” katanya. (Jubi/Indrayadi TH)

Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar