Mahasiswa saat demo dua hari lalu di Jayapura (Jubi/Arjuna) |
ayapura, 6/11 –– Gerakan Mahasiswa Pemuda
dan Rakyat Papua (Gempar) kembali menduduki Kampus Universitas
Cenderawasih (Uncen) di Abepura dan Waena, Rabu (6/11).
Pantauan tabloidjubi.com, Rabu (6/11) pagi beberapa anggota Gempar
memalang pintu masuk kampus Uncen di Abepura, Jalan Raya Sentani. Namun,
aksi mereka tak dilanjutkan sebab dibubarkan aparat kepolisian.
Aksi serupa, dilakukan di Gapura Kampus Waena, Distrik Heram. Puluhan
mahasiswa berorasi, bernyanyi dan meneriakkan yel-yel. Mereka menyegel
pintu gerbang dengan tempelan spanduk dan stiker tanda protes. Dua hari
lalu, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gempar menggelar demo di
kantor Gubernur Papua, Jalan Soa Siu untuk menolak Otsus Plus dan RUU
PP.
Disebutkan, Otsus di Papua adalah ide, gagasan dari akademisi Uncen
dan dijalankan oleh gubernur di Papua. Gempar menilai, Uncen terjebak
dalam praktik politik untuk mencari keuntungan pribadi.
“Uncen bukannya mendidik tetapi membunuh rakyat dengan cara menggodok
RUU Pemerintahan Papua dan Otsus Plus,” kata seorang mahasiswa Gempar
dalam orasinya.
Karena pintu masuk kampus dipalang Gempar, aktivitas kuliah di Kampus
Uncen lumpuh. Hingga tengah hari, Kampus Uncen Abepura terlihat sepi.
Di situ hanya dijumpai penjual pinang dan beberapa warga.
Sementara di Kampus Waena, sejumlah mahasiswa berorasi hingga petang.
Sambil menunggu malam, mereka sempat memerankan komedi tunggal dengan
menceritakan beberapa kisah lucu (Mob).
Aksi mahasiswa ini dijaga dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian Kota Jayapura. Dari pantauan jurnalis tabloidjubi.com,
polisi bersenjata lengkap, dan sebagian tak bersenjata dengan beberapa
truk dan baraccuda memenuhi lokasi Perumahan padat warga, Waena,
tepatnya di sekitar lokasi putaran angkutan kota jurusan Abepura-Waena.
Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare ketika diwawancarai di TKP mengatakan, personel yang diturunkan sebanyak 200 personil.
“Aksi hari ini merupakan dampak dari demo kemarin (Senin: red). Dari
pagi, mereka meminta dosen yang terlibat dalam konsep itu untuk
membatalkan. Terlepas dari itu, kita kepolisian hadir di sini untuk
menjaga agar aktivitas warga di luar kampus berjalan dengan normal,”
kata AKBP Alfred Papare.
Ia menyebutkan, pihak Polres sudah berkoordinasi dengan Pembantu
Rektor III (Purek III) dan Purek III bernegosiasi dengan mahasiswa. (Jubi/Timo Marten)
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar