Pdt. Benny Giyai, Sinode
gereja Kingmi
di tanah Papua (Foto; Ist)
|
JAYAPURA— Sinode Gereja
Kingmi di Tanah Papua, Pendeta Benny Giyai meminta agar para petinggi
keamanan tidak menangkap para mahasiswa, masyarakat dan aktifis Papua
yang menyampaikan aspirasi dengan cara-cara damai secara
sewenang-wenang. “Kalau penyampaian aspirasi secara damai itu disikapi
dengan penangkapan-
penangkapan, kami kira praktek ini realisasi dari
atau mungkin kita kembali ke praktek-praktek orde baru,”.
Juga para meminta agar para petinggi kemanan di Papua membebaskan para mahasiswa yang ditangkap dalam beberapa hari terakhir. “Kami
minta hentikan penangkapan terhadap mahasiswa dan aktifis serta segera
bebaskan para mahasiswa yang jadi tahanan,” tegas Giyai.
Dijelaskannya, pihaknya sangat prihatin dengan tindakan aparat yang sangat tidak benar . Karena, pertama, “Para aktifits ini menyatakan aspirasi mereka secara damai. Kami sangat prihatin. Mengapa karena ini dalam orde demokrasi.
Sehingga jika penyampaian aspirasi
secara damai itu disikapi dengan penangkapan-penangkapan, ini kami kira
dalam praktek ini realisasi dari atau mungkin kita kembali ke
praktek-praktek orde baru,” jelas Sinode gereja Kingmi ini kepada
wartawan di Café Rempah-Rempah Abepura pada Sabtu (9/11/2013), Jayapura,
Papua.
“Apapun bahasa pemerintah atau petinggi
keamanan kalau cara penanganan terhadapa penyampaian aspirasi masyarakat
secara damai itu dilakukan secara kasar. Misalanya dengan
penangkapan-penangkapan berarti ini kita lihat sebagai upaya untuk
mengadopsi kembali cara-cara represi yang dulu,” tuturnya.
Kedua, “Kita sangat prihatin
itu, Ketika kitika kita meliahat petinggi keamanan diatas tanah ini
mereka-mereka yang katanya mendapat pendidikan yang tinggi. Sudah
sarjanan keatas. Jadi kalau itu petinggi keamanan artinya mengedepankan
represi berarti nalar tidak jalan dan Itu yang kami lihat dan dengar,”
tegasnya.
”Kan kalau kita lihat
parapetinggi-petinggi keamanan ini mendapat pendidikan yang luar biasa
di luar negeri, kemudian mendapat predikat hukum laut. Tapi kalau
penanganan masyarakat yang menyampaikan aspirasi dengan cara seperti
ini. Berarti itu macam ada jarak antara pendidikan tinggi dengan
praktek-praktek di lapangan,” Tanya Giyai.
“Bagaimana bisa menangani massa atau
mungkin psikologi massa tidak jalan. Karena polisis dan tentara mereka
belajar psikologi masa dan psikologi sosial itu sa pikir mereka harus
dapat kursus lagi. Kami minta hentikan penangkapan terhadap mahasiswa
dan aktifis serta segera bebaskan para mahasiswa yang jadi tahanan,”
tegasnya lagi.
ARNOLD BELAU
Sumber : www.suarapapua.com
0 komentar :
Posting Komentar