Ilustrasi PBB dan West Papua |
Karena begitu berharga dirimu sehingga tanpa kompromi dengan sanak
saudaramu (Melanesia) engkau dibawah pergi oleh dia (Indonesia) yang
tidak bertanggungjawab. dan sungguh menyedihkan lagi keberadaan dirimu
bersam dia itu terjadi atas persetujuan orang lain yang mengklaim diri
sebagai pahlawan (Amerika /PBB). Sementara waktu berjalan kebusukan
sikap dan perilaku mereka terlihat jelas bahwa tidak ada kata cinta
sejati dalam hubungan kalian (Pembunuhan, Pembantaian, Pemerkosaan,
Perampasan Hak-Hak, Diskriminasi, Aparteid, dll).
Aku (Generasi) sangat sedih melihat perjalanan panjang yang engkau (Bangsaku Papua) lalui dengan penuh ketabahan. Entah kepada siapa engkau harus menyampaikan isi hatimu untuk segera mengakhiri hubungan itu (Status Papua), karena pahlawan yang merestui hubunganmu dengan dia adalah penipu yang sengaja membawa engkau pada perangkap baru (Penjajahan yang semestinya tidak terjadi lagi).
Kebusukan Indonesia ,Belanda, Amerika (PBB) merupakan kekejaman yang sangat menyedihkan bagi bangsa Papua. Dimana Belanda yang waktu itu memiliki hak untuk memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat sesuai resolusi 1514 dan 1541 itu tidak konsisten dengan apa yang telah ia kerjakan bersama bangsa Papua Barat. Oleh sebab itu, dengan mudah Indonesia dapat mendarat di Papua pada 19 Desember 1961 untuk merampas hak kemerdekaan papua barat 1 Desember 1961. Selain itu, kepentingan Amerika untuk menggarong hasil tambang di Papua (PT. FREEPORT) 1967 itu ditata baik seperti pencuri profesional yang bersama-sama dengan Indonesia melahirkan Perjanjian New York 15 Agustus 1962 untuk mengkaburkan status Bangsa Papua. Hal ini merupakan suatu pelanggaran besar yang sengaja di ciptakan, dimana kesepakatan bersama melalui semangat dekoloniasi yang dilahirkan waktu itu dibawah pengawasan resolusi 1514 dan 1541 ini dengan sendirinya dilanggar. Bangsa Papua Barat menyesali hal ini karena keberadaan resolusi ini juga bertujuan untuk mengakhiri semua konflik antara bangsa-bangsa di waktu Perang Dunia Ke -II, namun kenyataannya tidak demikian.
Bangsa Papua Barat sangat menyesali sikap Belanda, Amerika dan PBB yang
tidak konsisten dengan amanat resolusi 1514 dan 1541 sehingga dengan
sewenangnya Indonesia dapat mengklaim Papua Barat sebagai bagian dari
Indonesia pada 1 Mei 1963. Tidak sampai disitu, klaim Indonesia atas
Papua Barat terus di perkuat melalui Rekayasa Hak Penentuan Nasib
Sendiri yakni PEPERA tahun 1969 yang menghasilkan resolusi 2504.
Tidak di sangka, Kekejaman ini bisa terjadi. PBB selaku badan Organisasi Internasional yang berdiri untuk mengatur keamanan Dunia ini bisa diam membisu untuk waktu yang begitu lama terhadap masalah status Papua Barat.
Seharusnya tidak ada lagi namanya penjajahan sejak dikeluarkannya resolusi 1514 dan 1541, namun kenyataannya sikap PBB begitu lemah untuk mengatasi masalah Papua, sehingga kekacauan yang terjadi sejak 1 Mei 1963 itu bertambah parah dengan berbagai macam masalah Pelanggaran HAM yang terus berlangsung saat ini.
Blogger Comment
Facebook Comment