Aktivis HAM dan Direktur Baptis Voice
Papua Matius Murib (Jubi/Indrayadi TH)
|
Jayapura 12/11 – Hingga kini perkembangan kasus tertembaknya seorang anak perempuan Arlince
Tabuni (12 tahun) yang diduga ditembak oknum TNI AD di Kampung Popume,
Distrik Mukoni, Kabupaten Lani Jaya, Papua, masih dipertanyakan
tindaklanjutnya.
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Matius Murib mempertanyakan tindaklanjut penembakan dari oknum TNI AD terhadap seorang anak perempuan yang terjadi beberapa bulan lalu. “Kita sudah investigasi kasus tersebut, kejadiannya pada tanggal 1 Juli 2013, diduga oknum anggota TNI AD yang membunuh. Sayangnya tidak ada alasan manapun yang bisa dibenarkan operasi atau pembunuhan itu terjadi,” kata Murib, di Kantor Gereja Sinode Kingmi Papua, Kota Jayapura, Papua, Senin (11/11) lalu.
Lanjut Murib, Saat kejadian anak ini sedang ada dikebun, Elince ditembak mati. “Tidak ada acara disitu, tidak ada aksi disitu, tidak ada demonstrasi disitu, tapi bisa dibunuh oleh anggota TNI. Hingga kini kami dengar yang bersangkutan itu sedang diproses, jadi ada pengakuan, resmi dari pihak TNI, dan yang bersangkutan mau diproses. Tapi prosesnya itu menjadi terhambat, tidak berjalan lancar, tidak tahu di internal TNI itu ada masalah apa,” kata Matius Murib yang juga Direktur Baptis Voice Papua.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Lismer Lumban
Siantar menerangkan jika pihaknya akan memberikan informasi ke publik
jika hasil penyelidikannya sudah selesai dan siap diantar ke
pengadilan. “Kalau di pihak polisi di bilang P21 atau penyerahan berkas
ke pengadilan, ini kan masih dalam proses penyidikan Polisi Milter Kodam XVII Cenderawasih, jadi nanti pasti dipublikasikan,” katanya saat dijumpai tabloidjubi.com di ruang kerjanya di Makodam XVII Cenderawasih di Polimak, Kota Jayapura, Papua, Selasa (12/11) sore. (Jubi/Indrayadi TH)
sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar