ILUSTRASI PERJANJIAN (tubasmedia.com) |
Jayapura, 12/11 (Jubi) – Mahasiswa Universitas
Cenderawasih (Uncen) meminta pihak kampus segera menarik Memory of
Understanding (perjanjian) yang dilakukan pihak Uncen dengan Polda Papua
pasca Bentrokan 16 Maret 2006 lalu yang melegalkan aparat kepolisian
masuk ke Kampus Uncen.
“Saya sebagai mahasiswa di kampus ini meminta Rektor Uncen untuk
segera menarik atau meninjau ulang MoU antara Polda dan Uncen,” kata
Thomas Mate, mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Politik (FKIP)
saat ditemui tabloidjubi.com di Perumnas III Waena, Jayapura, Selasa (12/11).
Menurutnya, kehadiran aparat kepolisian di dalam area Kampus Uncen
membuat dirinya panik. Dirinya juga berharap agar Kapolda Papua segera
menarik jajarannya yang terus berkeliaran di areal kampus karena membuat
dirinya merasa tidak aman dalam melakukan aktivitas perkuliahan.
Ricky Linggitubun, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Jurusan IPS dan PPKn yang tidak bergabung dengan organisasi
mahasiswa manapun merasa tidak nyaman dengan kehadiran aparat kepolisian
yang berlebihan di area Kampus Uncen.
“Kalau pemerintah ingin Papua maju, mati kita bangun kampus yang
sudah melahirkan banyak intelektual di Papua ini dengan baik. Jujur
saja, sebagai mahasiswa, saya terganggu dengan polisi yang lalu lalang
di dalammaupun di luar kampus,” ungkap Ricky kepada tabloidjubi.com di Perumnas III Waena, Jayapura, Selasa (12/11).
Ricky meminta kepada Kapolda Papua untuk segera menarik pasukannya
yang masih berkeliaran di dalam maupun di luar Kampus Uncen karena
sangat mengganggu proses perkuliahan. (Jubi/Aprila)
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar