Sarapan pagi Untuk PRESIDEN RI JOKO WIDODO dari Jayapura, Papua;
Sejak kampanye, hingga pemilihan presiden, banyak orang di Papua (saya
tidak memilih Jokowi, apalagi Prabowo, saya pilih Filep Karma, wkwkwkw)
lihat Jokowi seperti "malaikat" yang diutus Tuhan; Ekspestasi atau
harapan orang2 ini terlalu besar terhadap Jokowi; Bahwa, Jokowi akan
lakukan ini, itu, sana, sini, dan semua2 untuk kebaikan Indonesia, dan
Papua; Nyatanya?
Belum sebulan, "kebijakan" Jokowi untuk Papua sangat2 "luar biasa" alias menjijikan dan memalukan; TRANSMIGRASI (pindahkan orang2 Miskin dari Jawa ke tanah Papua yang sudah pasti dtng untuk kasih habis dana Otsus, rampas tanah2 adat masyarakat Papua, akan menguasai semua sektor,
terutama ekonomi, dan berkembang biak untuk menguasai birokrasi di wilayah itu;
Ujungx orang Papua semakin termarginal dan tersisih, jika ada konflik SARA, mereka dengan kekuatan penuh mampu membakar dan membumi hanguskan rumah2 komunitas Papua yang minoritas, bahkan orang2 transmigrasi ini berani2x meminta orang Papua untuk tinggalkan tempat dan pindah ke tempat lain diluar wilayah tersebut --- contoh kasus seperti peristiwa yang terjadi di Arso beberapa bulan lalu).
Dan PEMEKARAN (buat pemerintah daerah punya energi terkuras untuk bangun infrastruktur, sistem pemerintahan, kantor2 pemerintahan, buka markas TNI, markas Polisi, markas AU, AL, dan satuan2 militer lain, ciptakan raja2 kecil alias koruptor2 baru, tanpa memperhatikan kebutuhan rill rakyat tertindas;
Pemekaran buat fokos negara dan pemerintahan yang seharusnya man atau orang/rakyat, menjadi gedung, sarana, dan infrastruktur; dan uang yang seharusnya diperuntukan bagi manusiax, tentu akan berubah untuk bangunan infrastrukturx dan birokrasi; Ini strategi intelijen kuno, dan bodoh yang masih digunakan pemerintah hingga saat ini, yaitu, buat orang Papua bodoh, malas, tak berpendidikan, dan agar tak bisa "melawan" secara "intelektual" -- Cara2 ini dipakai juga di daerah Afrika yang kaya akan sumber daya alam);
Jangan lupa (atau kalau belum tahu, saya kasi tahu), Jokowi ini bonekax Megawati; Buktinya, coba anda lihat, Pemekaran Propinsi Papua Barat, dan beberapa Kabupaten di Papua - Walau dianggap ilegal dan mendapatkan penolakan dari rakyat Papua dan Majelis Rakyat Papua, dan juga DPRP ditahun 2004 - toh tetap disahkan oleh ibu Megawati yang saat itu menggantikan Gus Dur menjadi presiden;
Transmigrasi juga terjadi sangat2 masif dizaman Megawati jadi presidden; Sorong, Nabire, dan Jayapura saat itu menjadi sasaran dan tujuan utama transmigran.
Apakah Megawati bekerja sendiri? Tidak! Ada pembisik2 yang terkenal lihai, dan jahat; Kedua orang yang saya tahu adalah latar belakang intelijen dan politik internasional; Mereka tahu bagaimana buat "orang Papua" tetap bodoh, termarginal, dan tak berdaya; Dua orang itu adalah Sabam Sirait dan Hendropriyono.
Dua orang ini otak dibalik semua program Megawati saat itu (dan saya duga Jokowi saat ini); Sabam dan Hendropriyono mengerti, bagaimana buat front kesatuan dan persatuan orang Papua tumbang; Mereka tau bagaimana buat orang Papua ribut dengan "pembagiaan" kursi dan jabatan dalam sebuah wlayah pemekaran. Mereka tau buat orang Papua "sibuk kerja ini dan itu" dan tidak berbicara untuk hak politik dan kedaulatan sesungguhnya; Mereka dua,( sy dengan ada beberapa orang di CSIS juga bantu) menjadi otaknya.
Tapi orang2 semacam Sabam dan Hendropriyono kerja tidak sendiri; ada kaki tangan daRI Papua yang bisa diajak jadi mitra alias rekan kerja untuk kacaukan Papua; Orang2 dari Papa ini kelompok yang dibuat agar gila dengan uang, jabatan, kedudukan, perempuan, kemewahaan, dan ego yang sangat besar; Contoh dalam kasus pemekaran Propinsi Papua Barat, ada Jimmy Demianus Idjie (Anggota DPR RI dari Papua Barat), Bram Ataruri (Gubernur Papua Barat), Yoseph Auri (Ket DPRP PB), Robet Nauw (Wakil ketua), dan ada beberapa tokoh adat (siluman) di Papua Barat; Orang diatas akan dibuat "nyaman" dan "kenyang" oleh orang2 semcam Hendroypriyno dan Sabam Sirait: Untuk capai ambisi pemekaran Papua Barat, Teluk Wondama (atau Wasior) yang jumlah pendudukx hanya sekitar 11.000 orang bisa di dongkrak sampai 30 ribu (agar syarat pemekaran sebuah propinsi tercapai);
Contoh lain, dalam kasus mematahkan kampanye dan diplomasi internasional Papua (forum Melanesia Spearhead Group), ada orang2 PAPUA yang dpakai untuk memuluskan kepentingan orang2 semacam Sabam dan Hendro, seperti Albert Yoku, Nick Messet, dan beberapa orang Papua di Kemenlu. Artinya, orang2 semacam Sabam dan Hendro tau, ada sekelompok "budak2" dari Papua yang bisa dipakai untuk buat orang Papua terus "bakalai" dan dibuat menerima sebuah program yang sebenarnya menghancurkan orang Papua sendiri.
Saya kembali lagi ke JOkowi, walapun saat ini kita tahu Jokowix presidennya, tapi Megawati, Sabam Sirait, dan Hendropriyono masih ada bukan??? Bahkan saat itu Hendropriyono ditunjuk oleh Jokowi untuk jadi dewan penasehat atau dewan pengawas di Tim Transisi Jokowi-JK; Sabam Sirait dimana? Seorang kawan di Tim Transisi beritahu, adalah Sabam Sirait yang "menyetir" Andy Widjajanto, Rina Soemarno, dan Hasto Kristanto; Termasuk dalam penyusunan Kabinet. Siapa Sabam Sirait, ayah "angkat" Megawati; Orang ini yang "ajak" Megawati untuk gabung ke PDIP, dan sekarang jadi "nyonya" besar di Partai pemenang pileg di Indonesia ini.
Terbukti sekali, Jokowi mendengar bisikan Mega, Sabam, dan Hendro, dengan deNgan dua program utama yang saya sebutkan diatas -- Transmigrasi dan Pemekaran.
Kebijakan lain yang akan dijalankan Jokowi adalah pemekaran Kodam, Polda, dan bahkan beberapa kabupaten/kota yang belum ada "organisasi" militernya, termasuk Polisix, akan dibangun secepatnya.
Jabatan Menkopolhukam yang dijabat oleh pensiunan Angkatan Laut (AL) hanya mau cuci dosa saja, dan mau katakan kepada rakyat Papua, dan juga masyarakat internasional, "ANGKATAN DARAT" sudah dimasukan ke barak alis tak mengambil peran; Apa benar demikian? Tidak! Semua "otak-otak" yang "mengarahkan" Jokowi adalah jenderal2 jahat yang berasal dari AD, dan punya pengalaman buruk, dan melakukan kejahatan HAM, termasuk yang juga membunuh bapak HAM, Munir;
Bagi anda2 yang masih mau percaya dengan bapak Transmigrasi dan baPAK Pemekaran, Joko Widodo; Silakan saja; Itu hak anda.
Saya tetap dan akan terus #melawanlupa;
Maaf,, sarapan pagi untuk bapak Ir H Joko Widodo terlalu panjang; Teh su dingin, santap dengan pisang bakar; Sa mau makan dan berangkat kerja dulu; Amakane!
Sumber : facebook Oktovianus Pogau
Ilustrasi |
Belum sebulan, "kebijakan" Jokowi untuk Papua sangat2 "luar biasa" alias menjijikan dan memalukan; TRANSMIGRASI (pindahkan orang2 Miskin dari Jawa ke tanah Papua yang sudah pasti dtng untuk kasih habis dana Otsus, rampas tanah2 adat masyarakat Papua, akan menguasai semua sektor,
terutama ekonomi, dan berkembang biak untuk menguasai birokrasi di wilayah itu;
Ujungx orang Papua semakin termarginal dan tersisih, jika ada konflik SARA, mereka dengan kekuatan penuh mampu membakar dan membumi hanguskan rumah2 komunitas Papua yang minoritas, bahkan orang2 transmigrasi ini berani2x meminta orang Papua untuk tinggalkan tempat dan pindah ke tempat lain diluar wilayah tersebut --- contoh kasus seperti peristiwa yang terjadi di Arso beberapa bulan lalu).
Dan PEMEKARAN (buat pemerintah daerah punya energi terkuras untuk bangun infrastruktur, sistem pemerintahan, kantor2 pemerintahan, buka markas TNI, markas Polisi, markas AU, AL, dan satuan2 militer lain, ciptakan raja2 kecil alias koruptor2 baru, tanpa memperhatikan kebutuhan rill rakyat tertindas;
Pemekaran buat fokos negara dan pemerintahan yang seharusnya man atau orang/rakyat, menjadi gedung, sarana, dan infrastruktur; dan uang yang seharusnya diperuntukan bagi manusiax, tentu akan berubah untuk bangunan infrastrukturx dan birokrasi; Ini strategi intelijen kuno, dan bodoh yang masih digunakan pemerintah hingga saat ini, yaitu, buat orang Papua bodoh, malas, tak berpendidikan, dan agar tak bisa "melawan" secara "intelektual" -- Cara2 ini dipakai juga di daerah Afrika yang kaya akan sumber daya alam);
Jangan lupa (atau kalau belum tahu, saya kasi tahu), Jokowi ini bonekax Megawati; Buktinya, coba anda lihat, Pemekaran Propinsi Papua Barat, dan beberapa Kabupaten di Papua - Walau dianggap ilegal dan mendapatkan penolakan dari rakyat Papua dan Majelis Rakyat Papua, dan juga DPRP ditahun 2004 - toh tetap disahkan oleh ibu Megawati yang saat itu menggantikan Gus Dur menjadi presiden;
Transmigrasi juga terjadi sangat2 masif dizaman Megawati jadi presidden; Sorong, Nabire, dan Jayapura saat itu menjadi sasaran dan tujuan utama transmigran.
Apakah Megawati bekerja sendiri? Tidak! Ada pembisik2 yang terkenal lihai, dan jahat; Kedua orang yang saya tahu adalah latar belakang intelijen dan politik internasional; Mereka tahu bagaimana buat "orang Papua" tetap bodoh, termarginal, dan tak berdaya; Dua orang itu adalah Sabam Sirait dan Hendropriyono.
Dua orang ini otak dibalik semua program Megawati saat itu (dan saya duga Jokowi saat ini); Sabam dan Hendropriyono mengerti, bagaimana buat front kesatuan dan persatuan orang Papua tumbang; Mereka tau bagaimana buat orang Papua ribut dengan "pembagiaan" kursi dan jabatan dalam sebuah wlayah pemekaran. Mereka tau buat orang Papua "sibuk kerja ini dan itu" dan tidak berbicara untuk hak politik dan kedaulatan sesungguhnya; Mereka dua,( sy dengan ada beberapa orang di CSIS juga bantu) menjadi otaknya.
Tapi orang2 semacam Sabam dan Hendropriyono kerja tidak sendiri; ada kaki tangan daRI Papua yang bisa diajak jadi mitra alias rekan kerja untuk kacaukan Papua; Orang2 dari Papa ini kelompok yang dibuat agar gila dengan uang, jabatan, kedudukan, perempuan, kemewahaan, dan ego yang sangat besar; Contoh dalam kasus pemekaran Propinsi Papua Barat, ada Jimmy Demianus Idjie (Anggota DPR RI dari Papua Barat), Bram Ataruri (Gubernur Papua Barat), Yoseph Auri (Ket DPRP PB), Robet Nauw (Wakil ketua), dan ada beberapa tokoh adat (siluman) di Papua Barat; Orang diatas akan dibuat "nyaman" dan "kenyang" oleh orang2 semcam Hendroypriyno dan Sabam Sirait: Untuk capai ambisi pemekaran Papua Barat, Teluk Wondama (atau Wasior) yang jumlah pendudukx hanya sekitar 11.000 orang bisa di dongkrak sampai 30 ribu (agar syarat pemekaran sebuah propinsi tercapai);
Contoh lain, dalam kasus mematahkan kampanye dan diplomasi internasional Papua (forum Melanesia Spearhead Group), ada orang2 PAPUA yang dpakai untuk memuluskan kepentingan orang2 semacam Sabam dan Hendro, seperti Albert Yoku, Nick Messet, dan beberapa orang Papua di Kemenlu. Artinya, orang2 semacam Sabam dan Hendro tau, ada sekelompok "budak2" dari Papua yang bisa dipakai untuk buat orang Papua terus "bakalai" dan dibuat menerima sebuah program yang sebenarnya menghancurkan orang Papua sendiri.
Saya kembali lagi ke JOkowi, walapun saat ini kita tahu Jokowix presidennya, tapi Megawati, Sabam Sirait, dan Hendropriyono masih ada bukan??? Bahkan saat itu Hendropriyono ditunjuk oleh Jokowi untuk jadi dewan penasehat atau dewan pengawas di Tim Transisi Jokowi-JK; Sabam Sirait dimana? Seorang kawan di Tim Transisi beritahu, adalah Sabam Sirait yang "menyetir" Andy Widjajanto, Rina Soemarno, dan Hasto Kristanto; Termasuk dalam penyusunan Kabinet. Siapa Sabam Sirait, ayah "angkat" Megawati; Orang ini yang "ajak" Megawati untuk gabung ke PDIP, dan sekarang jadi "nyonya" besar di Partai pemenang pileg di Indonesia ini.
Terbukti sekali, Jokowi mendengar bisikan Mega, Sabam, dan Hendro, dengan deNgan dua program utama yang saya sebutkan diatas -- Transmigrasi dan Pemekaran.
Kebijakan lain yang akan dijalankan Jokowi adalah pemekaran Kodam, Polda, dan bahkan beberapa kabupaten/kota yang belum ada "organisasi" militernya, termasuk Polisix, akan dibangun secepatnya.
Jabatan Menkopolhukam yang dijabat oleh pensiunan Angkatan Laut (AL) hanya mau cuci dosa saja, dan mau katakan kepada rakyat Papua, dan juga masyarakat internasional, "ANGKATAN DARAT" sudah dimasukan ke barak alis tak mengambil peran; Apa benar demikian? Tidak! Semua "otak-otak" yang "mengarahkan" Jokowi adalah jenderal2 jahat yang berasal dari AD, dan punya pengalaman buruk, dan melakukan kejahatan HAM, termasuk yang juga membunuh bapak HAM, Munir;
Bagi anda2 yang masih mau percaya dengan bapak Transmigrasi dan baPAK Pemekaran, Joko Widodo; Silakan saja; Itu hak anda.
Saya tetap dan akan terus #melawanlupa;
Maaf,, sarapan pagi untuk bapak Ir H Joko Widodo terlalu panjang; Teh su dingin, santap dengan pisang bakar; Sa mau makan dan berangkat kerja dulu; Amakane!
Sumber : facebook Oktovianus Pogau
Blogger Comment
Facebook Comment