Mahasiswa saat melakukan demo damai menyangkut kasus kekerasan di Papua ( Foto: Ist) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com --- Pemerintah Indonesia diminta tidak hanya
memperhatikan kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur di tanah
Papua, tetapi harus melihat hak-hak dasar orang Papua yang telah
diberikan oleh Tuhan sejak manusia masih di dalam kandungan seorang Ibu.
Pernyataan ini disampaikan pendeta muda Gereja Kemah Injil Indonesia, Josua Yikwa, saat ditemui suarapapua.com, di kediamannya Perumahan PDAM Buper, Waena, Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu.
“Tuhan mengatakan selagi masih di kandungan, dia sudah mengenal kita,
artinya sudah punya rencana untuk kita, karena itu hak-hak kita harus
diperhatikan, dan tolong bangun Papua dengan hati, bukan dengan
pendekatan keamanan," kata Josua.
Dikatakan, melihat kondisi Papua hari ini, terus terjadi berbagai
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan aparat pemerintah
Indonesia, karena itu perlu mendapatkan perhatian yang serius, jika
masih menginginkan Papua di dalam NKRI.
”Pelanggaran hak hidup orang Papua dirampas, kekayaan alam diambil,
maka kalau kita lihat kenyataan yang terjadi di tanah ini, kita seperti
seorang pendatang dari negeri lain.”
"Sementara pemerintah mengatakan bahwa Otsus solusi terbaik untuk
mensejahterakan orang Papua, memang betul, tetapi jika masih saja terus
terjadi korupsi, maka tidak ada artinya untuk orang Papua," tegasnya.
“Kalau mau bicara solusi setiap orang punya persepsi tersendiri,
contoh saja Jakarta berpikir bahwa Otsus itu solusi bagi orang Papua,
tetapi kenyataannya Otsus telah gagal. Gagal karena banyak pejabat Papua
yang rakus dengan uang rakyat.”
Dia berharap, para koruptor yang selama ini melakukan korupsi
terhadap uang-uang rakyat dapat ditangkap, agar kesejahteraan masyarakat
Papua benar-benar terjamin.
“Kalau bilang Otsus solusinya, buktikan dulu, tangkap tikus-tikus
yang rampas uang rakyat, dan masuk di penjara, biar kesejahteraan akan
nyata,” tegasnya.
Editor: Oktovianus Pogau
AGUS PABIKA
Sumber : www.suarapapua.com
Blogger Comment
Facebook Comment