Solidaritas Mahasiswa Papua Indonesia tengah |
Masyarakat dan Mahasiswa Papua 95 % memilih GOLPUT PILPRES 2014 oleh
masyarakat Intelektual Papua Barat dalam pesta demokrasi di Negara kesatuan
repoblik Indonesia (NKRI) pada hari ini rabu, tanggal 09 April 2014 di kota studi Indonesia tengah (manado,
gorontalo dan makassar).
Seruan regional untuk golput alias sikap tidak memilih dan mendukung boikot pilpres di tanah suci Papua Barat serta tuntut Referendum (penentuan nasib sendiri) dari Solidaritas Pemuda Mahasiswa dan masyarakat Papua pada tanggal 08 April 2014 kepada semua kaum intelektual asal Papua Barat melalui berbagai sumber informasi dan media elektronik untuk menyatakan sikap mosi kepada pemerintah Indonesia dan masyarakat internasional melalui momentum pemilihan umum (pemilu) Ri di wilayah Indonesia tengah. maka itu pada hari ini tampak terlihat dari hasil pantauan kawan-kawan solidaritas dari pagi pukul 08.00 - 14.00 wita kesetiap asrama- asrama, kontrakan, kos-kosan dan gubuk yang di huni oleh generasi tertindas dari bumi cendrawasih bahwa tidak ada seorang pun baik pemuda, mahasiswa dan masyarakat papua yang turut mengambil bagian dalam pesta demokrasi yang telah berlangsung bersama warga Negara Indonesia di setiap TPS-TPS setempat.
Surat undangan pilpres dari setiap kelurahan untuk peserta pemilih yang di bagikan ke ujung tombak timur juga dijadikan kertas biasa yang tiada arti dan berguna. Hal ini di lakukan bukan karena sikap anti jokowi-kalla atau prabowo hatta sebagai calon pemimpin Indonesia. Namun, satu langkah positif sesuai kesadaran warga papua yang meyakini dari lubuk hati bahwa bukan warga negara asal indomelayu tetapi satu bangsa besar yang sedang bergumul untuk berdirinya rumah doa bagi segala bangsa di atas negrinya melalui mekanisme internasional untuk Referendum.
Oleh karena itu, pada jam 15:00 -16:00 wita kami melakukan evaluasi internal untuk memastikan hasil respon dari saudara/I sebangsa untuk melihat sikap, komitmen dan kepedulian orang papua terhadap seruan nasional untuk boikot pilpres dan golput. Dan realitanya semua mendukung sehingga tidak satupun yang pergi ke tempat pemilihan, walaupun beberapa mahasiswa papua yang di gandeng oleh pihak – pihak tertentu untuk berbicara atas nama mahasiswa asal Kabupaten Tolikara dan orang papua melalui media local TVRI Sulut.
Setelah coordinator solidaritas sdr. Hiskia Meage klarifikasi kepada pihak TVRI SULUT dan saudara kami yang di manfaatkan untuk mengkanter dan mengelabui sikap Golput dari warga asal papua maka seorang penyiar meminta maaf atas kekeliruan dalam peliputan.
Demikian situasi dan kondisi di wilayah indonesiatengah, atas perhatian, kepedulian, doa dalam menyikapi perlawanan rakyat sipil lewat boikot & golput di tanah suci papua barat kami mewakili suara tertindas mengucapkan terimakasih. Kiranya Sang Pencipta Bumi Papua memberkati.
Seruan regional untuk golput alias sikap tidak memilih dan mendukung boikot pilpres di tanah suci Papua Barat serta tuntut Referendum (penentuan nasib sendiri) dari Solidaritas Pemuda Mahasiswa dan masyarakat Papua pada tanggal 08 April 2014 kepada semua kaum intelektual asal Papua Barat melalui berbagai sumber informasi dan media elektronik untuk menyatakan sikap mosi kepada pemerintah Indonesia dan masyarakat internasional melalui momentum pemilihan umum (pemilu) Ri di wilayah Indonesia tengah. maka itu pada hari ini tampak terlihat dari hasil pantauan kawan-kawan solidaritas dari pagi pukul 08.00 - 14.00 wita kesetiap asrama- asrama, kontrakan, kos-kosan dan gubuk yang di huni oleh generasi tertindas dari bumi cendrawasih bahwa tidak ada seorang pun baik pemuda, mahasiswa dan masyarakat papua yang turut mengambil bagian dalam pesta demokrasi yang telah berlangsung bersama warga Negara Indonesia di setiap TPS-TPS setempat.
Surat undangan pilpres dari setiap kelurahan untuk peserta pemilih yang di bagikan ke ujung tombak timur juga dijadikan kertas biasa yang tiada arti dan berguna. Hal ini di lakukan bukan karena sikap anti jokowi-kalla atau prabowo hatta sebagai calon pemimpin Indonesia. Namun, satu langkah positif sesuai kesadaran warga papua yang meyakini dari lubuk hati bahwa bukan warga negara asal indomelayu tetapi satu bangsa besar yang sedang bergumul untuk berdirinya rumah doa bagi segala bangsa di atas negrinya melalui mekanisme internasional untuk Referendum.
Oleh karena itu, pada jam 15:00 -16:00 wita kami melakukan evaluasi internal untuk memastikan hasil respon dari saudara/I sebangsa untuk melihat sikap, komitmen dan kepedulian orang papua terhadap seruan nasional untuk boikot pilpres dan golput. Dan realitanya semua mendukung sehingga tidak satupun yang pergi ke tempat pemilihan, walaupun beberapa mahasiswa papua yang di gandeng oleh pihak – pihak tertentu untuk berbicara atas nama mahasiswa asal Kabupaten Tolikara dan orang papua melalui media local TVRI Sulut.
Setelah coordinator solidaritas sdr. Hiskia Meage klarifikasi kepada pihak TVRI SULUT dan saudara kami yang di manfaatkan untuk mengkanter dan mengelabui sikap Golput dari warga asal papua maka seorang penyiar meminta maaf atas kekeliruan dalam peliputan.
Demikian situasi dan kondisi di wilayah indonesiatengah, atas perhatian, kepedulian, doa dalam menyikapi perlawanan rakyat sipil lewat boikot & golput di tanah suci papua barat kami mewakili suara tertindas mengucapkan terimakasih. Kiranya Sang Pencipta Bumi Papua memberkati.
“LAWAN NKRI SAMPAI
AKHIR HAYATKU”
Blogger Comment
Facebook Comment