Danny Kogoya. (Doc.Jubi) |
Jayapura, 2/1 (Jubi) – Rencana otopsi jenazah Danny
Kogoya sesuai permintaan pihak keluarga hingga kini belum menemui titik
terang. Aktivis HAM Papua, Matius Murib mengatakan, hingga kini masih
terjadi tarik ulur antar pihak keluarga dengan pemerintah RI.
“Dari negosiasi yang kami lakukan dengan keluarga Danny Kogoya serta
konsulat RI dan Pemerintah sipil dan keamanan di Vanimo, PNG tanggal 20
Desember 2013 lalu menghasilkan beberapa poin. Salah satu poinnya adalah
pihak keluarga meminta agar jenazah Danny Kogoya diotopsi untuk
membuktikan penyebab meninggalnya. Namun belum tahu kapan otopsi
dilakukan. Pihak keluarga minta agar otopsi dilakukan di Rumah Sakit
Vanimo. Jadi masih ada tarik ulur antar pihak keluarga dengan
pemerintah,” kata Matius Murib via selulernya, Kamis (2/1).
Menurutnya, poin lain yang dihasilkan dalam negosiasi antar
pemerintah dan pihak keluarga Danny Kogoya adalah prosesi pemakaman
jenazah akan dilakukan sesudah proses otopsi. Sepakat akan menjaga
situasi keamanan bersama. Semua pihak diminta kontribusinya untuk
secepatnya penanganan kasus ini, jangan sampai ada kesan proses
pembiaran.
“Kami akan terus memediasi kasus ini, hingga mencapai tujuannya biar
sama-sama enak antara negara PNG dan Indonesia. Terutama memenuhi rasa
keadilan dan kedamaian kita, utamanya keluarga korban. Semoga semangat
damai Natal tahun 2013 dan Tahun Baru 2014, membuat kita semakin arif
dan bijaksana, mencermati dan menghormati hak asasi manusia bagi semua
umat manusia,” ujarnya.
Namun berbeda dengan pernyataan Matius Murib, rencana otopsi ini,
menurut pihak Konsulat Indonesia, akan dilakukan sebelum tanggal 7
Januari 2014. Jihar Gultom, Kepala Konsulat Indonesia di Vanimo
mengatakan kepada Jubi, Kamis (2/1) kesepakatan melakukan otopsi ini
diputuskan tanggal 23 Desember 2013. Saat keputusan ini diambil, pihak
keluarga Danny Kogoya juga hadir, bersama pihak pemerintah Sandaun dan
utusan dari Port Moresby.
“Sebelum natal, kami telah bertemu dengan pihak keluarga Danny
Kogoya, bersama-sama dengan pemerintah Sandaun. Ada juga 3 orang utusan
dari Port Moresby. Untuk menghormati perayaan Natal, Otopsi akan
dilakukan sebelum tanggal 7 Januari. Otopsi akan dilakukan oleh Dokter
dari Port Moresby di Vanimo.” kata Jihar Gultom.
Pihak Keluarga Danny Kogoya, Jefrey Pagawak saat dihubungi Jubi
(24/12) membenarkan hal ini. Jefrey mengakui bahwa pihak keluarga juga
sudah bertemu dengan Pemerintah PNG, Konsulat RI di Vanimo untuk
membicarakan kapan otopsi akan dilakukan.
“Pada awalnya Konsul Indonesia di Vanimo tidak setuju dilakukan
otopsi. Mereka maunya, jenazah Danny dikirim secepatnya ke Jayapura.
Biar sama-sama enak, kata mereka saat itu. Tapi setelah otoritas PNG
yang diwakili Moses Pei dari bagian luar negeri pemerintahan PNG datang
ke Vanimo untuk membahas ini, mereka akhirnya setuju. Kami, pihak
keluarga bertemu Jahar Gultom, Kepala Konsulat RI di Vanimo, kemarin,
Senin (23/12 -red). Sebelumnya, kami telah bertemu dengan Moses Pei dari
bagian luar negeri pemerintah PNG. Kami sudah sepakat, untuk menghargai
Natal dan Tahun Baru, jenazah Danny akan diotopsi setelah tahun baru,
sebelum tanggal 7 Januari.” kata Jefrey.
Danny Kogoya meninggal dunia diawal Desember 2013 lalu di PNG. Ia
disebut sebagai tokoh Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua
Merdeka (OPM) dan pernah ditahan di Mapolresta Jayapura 2012 lalu
dengan tuduhan sebagai dalang dibalik rangkaian aksi penembakan yang
terjadi di Kota Jayapura dan sekitarnya yang terjadi tahun 2011 lalu.
Namun ia dibebasakan, Sabtu (11/5/2013) lalu karena tidak terbukti
bersalah. Pasca dibebaskan, Danny Kogoya menyeberang ke PNG dan tinggal
bersama keluarganya. Diawal Desember 2013 ia meninggal dunia. Namun
belum dikatahui secara pasti apa penyebab meninggalnya Danny Kogoya.
Pihak Konsulat Indonesia, mengatakan, Danni Kogoya meninggal karena
Kanker Hati. Namun keluarga Dani Kogoya di Vanimo mengatakan, Danni
Kogoya dibunuh secara perlahan-lahan melalui virus yang disuntikkan ke
tubuhnya. Informasi lainnya menyebutkan Dani Kogoya meninggal karena
infeksi di kakinya yang pernah diamputasi. (Jubi/Arjuna)
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar