Jayapura,22/1(Jubi—Mahasiswa,
Pemuda dan Masyarakat yang tergabung dalam Forum Peduli Pembangunan
Masyarakat Jayawijaya (FPPMJ) akan melakukan demo ke Kejaksaan Tinggi
Papua pada Jumat (24/1) minggu ini dengan tuntutan audit keuangan
penyaluran beras bantuan Rakyat Miskin (RASKIN) di Kabupaten Jayawijaya.
“Kami akan menuntut kejaksaan Tinggi Papua segera lakukan audit
keuangan tentang penyalahgunaan Raskin di Kabupaten Jayawijaya dari
tahun 2009 hingga 2012,” tegas Yulianus Mabel, Aktivis Peduli
Pembangunan Masyarakat Jayawijaya kepada tabloidjubi.com di Waena, Kota
Jayapura, Papua, Rabu (22/1).
“Kami juga akan meminta Kejaksaan Tinggi audit keuangan pembelian
pesawat Walesi Air demi kepentingan Pemda Jayawijaya namun kemudian ada
indikasi dipakai untuk kepentingan oknum bupati Jayawijaya,” tambahnya.
Kalau semua tuntutan ini tidak terpenuhi, Yulianus mengancam akan
melakukan sosialisasi boikot pemilu di Kabupaten Jayawijaya. “Kami akan
melakukan sosialisasi golput Pileg dan Pilpres 60% di Kabupaten
Jayawijaya,”tegasnya.
Perjuangan Yulianus di Kejaksaan Tinggi Papua untuk penyalahgunaan
Raskin Jayaweijaya bukanlah hal yang baru. Yulianus melakukan perjuangan
demi kepentingan masyarakat Jaywijaya sejak tahun 2011.
“Saya berjuang pemberantasan kasus korupsi di Kabupetan Jayawijaya sejak tahun 2011 hingga kini. Saya tidak akan pernah berhenti dengan alasan apapun demi menutut pemerintah memberikan hak rakyat. Saya akan terus berjuang hingga pemerintah memberikan kepada rakyat yang menjadi hak rakyat,” tegas pria alumnus FISIP Univertas Cendrawasih ini.
Karena perjuangan, Yulianus Mabel pernah dipukul orang dekat Wempi
Wetipo di Bandara Sentani Jayapura pada 2013 lalu. “Anton Wetipo, adik
bupati Jayawijaya bersama beberapa pemuda menghadang saya dan pernah
memukul saya karena saya mempertanyakan pembelian motor dinas bagi 44
kepala kampung,” ujarnya tentang pemukulan yang terjadi pada 2 Mei
2013.
Lukas Enumbi, warga Jayawijaya, yang berdomisili di Jayapura salut
dengan perjuangan Yulianus Mabel dengan teman-teman yang tidak pernah
lelah.
“Kami pikir dengan kepentingan tetapi perjuangan itu tidak pernah berhenti. Kita mulai yakin, perjuangannya murni. Kalau memang murni, kami paling kurang bisa berpartisipasi dalam aski itu,” kata Lukas.
Lukas akan berusaha memberitahu setiap teman yang ada di sekitarnya,
teman-teman kerjanya untuk terlibat dalam aksi demi kepentingan
masyarakat ini.
“Kita tinggal sebarkan SMS saja. Pasti yang peduli akan datang. Mereka yang malas tahu tidak akan datang. Itu urusan mereka,” tambah Yulianus. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Mantap
BalasHapus