Dominikus Surabut (Ist) |
Jayapura,
5/7 (Jubi) – Peristiwa pasar Youtefa dua Juli lalu tercium sebagai
start awal dari skenario besar untuk mengacaukan Pemilihan Legislatif
(Pileg) 9 Juli 2014, lantas mengkambinghitamkan orang Papua selaku pihak
tertuduh yang tidak menghormati demokrasi Bangsa Indonesia
Hal
itu diutarakan aktivis muda Papua sekaligus tahanan politik Papua,
Dominikus Surabut ketika disambangi wartawan tabloidjubi.com siang tadi
(kemarin) di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Abepura, Jumat, 4/7 kemarin.
“Kejadian
itu terkesan tidak ada kaitannya dengan diplomasi Papua Merdeka, tetapi
sesungguhnya ini ada sebuah skenario besar yang sedang dimainkan oleh
oknum/kelompok tertentu untuk mengalihkan kerja-kerja itu baik di dalam
maupun Luar Negeri”, ujarnya.
Surabut
pun menambahkan, pola-pola lama seperti ini sudah tidak bisa digunakan
lagi untuk menyelesaikan akar persoalan yang ada di Papua, namun malah
semakin menambah daftar kejahatan aparat dan militer Indonesia di tanah
Papua dan merusak wajah Bangsa Indonesia sebagai Negara demokrasi di
dunia Internasional.
Maka
Surabut berpesan agar masing-masing, terutama orang Papua (korban)
untuk tidak mengambil sikap oposisi jika tidak ingin masuk dalam
jerat/skenario yang sudah dipasang.”Dan kalau begitu kita yang sisa-sisa
ini akan habis semua, karena penting untuk menyelamatkan yang tersisa
agar tidak habis,” katanya.
Allius
Asso, aktivis muda Papua pun memiliki pandangan hampir sama “ Kita
bukan bodoh jadi mau dibodohi terus. Setiap hari besar nasional kan
selalu akan ada insiden di Papua dan orang Papua sudah cerdas untuk itu.
Kami sepakat untuk mengatakan ini adalah skenario oknum/kelompok
tertentu yang sengaja mengatur agar pelaksanaan Pileg di Papua terkesan
kacau dan dana pengamanan diturunkan,” ungkapnya dalam suasana duka atas
kepergiaan beberapa orang muda Papua tanpa diketahui penyebabnya
sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya. (Mecky/Jubi)
Blogger Comment
Facebook Comment