News
Loading...

MAU KE MANA 10 JUTA ORANG MELANESIA DI INDONESIA?

delegasi Nederlands Nieuw Guinea saat mengikuti pertemuan Pasifik Selatan di Suva, 1958. Sejak 1947-1962 delegasi Nederlands Nieuw Guinea ikut dalam pertemuan Pasifik Selatan Forum.(Jubi/dam)
Jayapura, 30/6 (Jubi)-Bagi Indonesia wilayah Melanesia bukan hanya Papua dan Papua Barat saja melainkan juga  mencakup Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan, pemerintah Indonesia menyebut jumlah mereka hampir 10 juta di dalam 210 juta penduduk di Indonesia.

Sejauh ini wilayah Melanesia di Indonesia perkembangannya tak sepesat wilayah lain di Indonesia. Apalagi Maluku, sejak konflik agama di sana. Begitu pula NTT,  banyak mengirim tenaga kerja ke luar Indonesia terutama ke perkebunan kelapa sawit di Malaysia.

Provinsi-provinsi Melanesia ini kaya akan sumber daya alam terutama laut tetapi penduduk mereka berada di dalam garis kemiskinan dan kurang gizi.

Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki sumber daya alam, tetapi faktanya angka kematian ibu dan anak masih tinggi. Angka Kematian Ibu(AKI) saat melahirkan di Papua tinggi, peringkat tiga teratas setelah Papua Barat dan Maluku Utara. Begitu pula dalam pendapatan dan pertumbuhan ekonomi, ternyata provinsi-provinsi Melanesia di Indonesia memiliki peringkat terendah.
Dosen Fisip Universitas Indonesia Zulkifli Hamid dalam bukunya berjudul Politik di Melanesia menyebutkan salah satu pentingnya wilayah ini bagi Indonesia adalah terdapatnya persamaan budaya di antara penduduk di wilayah Indonesia bagian Timur. Penduduk Papua dan Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, Timor, dan Flores bisa dikategorikan sebagai penduduk yang termasuk berbudaya Melanesia.

Menurut  Zulkifili dalam sistem sosial juga terdapat persamaan misalnya ciri-ciri kepemimpinan dalam masyarakat lokal. Para antropolog memasukkan ciri-ciri kepemimpinan Bigman dalam budaya Melanesia yang dimiliki oleh masyarakat Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Flores, dan Timor. Sistem kepemilikan tanah dalam kebudayaan Melanesia adalah kepemilikan komunal. Ini  hampir sama pada masyarakat berbudaya Melanesia.

Hanya saja, lanjut Zulkifli, wilayah Provinsi Papua sudah memiliki kontak budaya yang lama dengan masyarakat di Papua New Guinea(PNG). Sejak ratusan tahun hubungan antara kedua wilayah PNG dan Papua telah menjalin komunikasi di antara mereka lewat perdagangan, perkawinan, maupun upacara tradisional.

Kontak di wilayah Papua sejak zaman Belanda semakin kuat dengan dibentuknya South Pacific Commision, sehingga praktis wilayah Papua atau saat itu bernama Nederlands Nieuw Guinea menjadi anggota pada 1947 sampai dengan 1962.

Pertemuan ini disponsori oleh negara-negara Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Prancis, Australia, dan Selandia Baru. Pembentukan wilayah Pasifik Selatan ini bertujuan untuk tukar-menukar informasi sampai presentasi kebudayaan. Selama 15 tahun wilayah Papua Barat menjadi delegasi di pertemuan Pasifik Selatan,  terutama melalui tokoh-tokoh Papua seperti Markus Kaisiepo, T.H. Meset, F.K.T. Poana, dan Mohamad Bauw ikut menjadi delegasi Nederlands Nieuw Guinea.

Praktis setelah Papua menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) hubungan dengan negara Pasifik Selatan terputus. Mendiang Gubernur Irian Jaya Acub Zainal mulai menjalin hubungan kerja sama dengan mengirim tim kesenian dan kesebelasan Persipura serta Irian Jaya Selection. Sebaliknya, delegasi Papua New Guinea juga mengirim tim kebudayaan dan kesenian PNG termasuk kesebelasan Nasional PNG melawan Persipura.

Wilayah Melanesia di Indonesia menurut Zulkifli masih memiliki persoalan integrasi nasional. Wilayah-wilayah itu masih terdapat gerakan anti integrasi adalah Republik Maluku Selatan (RMS), Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Irian Jaya. Sedangkan Fretilin di Timor Timur sudah merdeka dan sekarang menjadi Timor Leste.

Kunjungan Presiden Republik Indonesia dan menjadi tamu utama dalam pertemuan Pasific Island Development Forum(PIDF) yang disponsori oleh PM Banirarama Fiji sejak dikucilkan dari South Pasific Forum, 2006 lalu. Bagi pemerintah Fiji kunjungan Presiden SBY ke sana sebagai wujud 40 tahun kerja sama bilateral antara kedua negara.

Mantan Perdana Menteri PNGMichael Somare  dalam pertemuan MSG di Noumea Kaledonia Baru mengatakan mestinya Papua Barat harus diundang dalam pertemuan kebudayaan dan olahraga dalam persaudaraan Melanesia. Hanya saja bagi pemerintah Indonesia, wilayah Melanesia di Indonesia bukan hanya Papua dan Papua Barat masih ada wilayah lain Maluku, Maluku Utara, Flores, dan  Timor.

Bagi pejuang Papua Merdeka, tentunya alasan ini jelas tak masuk akal karena sejak lama Papua sudah berkiblat ke Pasifik Selatan. Apalagi, semangat Melanesia Solidaritas dan Persaudaraan Melanesia sejak 1980 an telah menyatukan semangat kebangkitan pemuda PNG dan Papua Barat.

Terlepas dari isu-isu Melanesia di Indonesia jelas menjadi perhatian pemerintah Indonesia agar serius menangangi masalah ini terutama menyangkut ketertinggalan. Paling tidak kerja sama ekonomi dan juga kompetisi sepak bola antara Melanesia bisa membangkitkan prestasi sepak bola. Delegasi Papua Barat bisa menawarkan kompetisi Melanesia Super Liga yang melibatkan PNG, Vanuatu, Solomon Island dan Kaledonia Baru untuk masuk dalam FIFA Oceania ketimbang masuk ke AFC yang tergolong berat dan sangat ketat. (Jubi/dominggus a mampioper)

Sumber :  www.tabloidjubi.com
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment