Yason Ngelia, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Uncen. Sumber foto: Dok. Pribadi |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- "Pengalaman 3 bulan di balik
penjara Abepura itu membuktikan saya sebenarnya diintimidasi dengan cara
menggunting rambut, dipukul, dicaci-maki dengan kata-kata."
Hal ini dikatakan Yason Ngelia, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Uncen kepada majalahselangkah.com saat ditemui di Perumnas III Waena, Jumat (7/2/14), usai keluar dari Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Abepura.
Yason mengaku, semua perlakuan tidak manusiawi dari aparat itu tidak membuatnya trauma.
"Sebenarnya pihak aparat keamanan ingin memberikan ketakutan kepada saya dan teman-teman yang ditangkap saat itu, agar dengan penangkapan yang dilakukan, kami tidak lagi melakukan hal yang sama," tutur Yason.
Tapi tekad Yason bulat. "Saya sudah bebas, perjuangan kami akan terus berjalan karena kedaulatan ada di tangan rakyat," tegas Yason.
"Jika mereka penjarakan kami hanya untuk membuat kami trauma, itu pandangan yang sangat salah dan keliru. Kami masih ada dan tetap akan ada untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Papua yang terus dibungkam," kata Yason lagi.
Sementara ketua BEM Uncen, Yoan Wanditman menjelaskan, untuk membebaskan Yason pihaknya menemui banyak kendala.
"Kami telah melakukan pendekatan-pendekatan secara keluarga, hukum dan lain-lain. Namun kami mengalami kendala banyak dari pihak-pihak tertentu. Kami bersyukur pula karena Yason sudah dibebaskan dan perjuangan ini tidak akan sampai di sini," kata Yoan. (MS/Theresia Fransiska Tekege)
Hal ini dikatakan Yason Ngelia, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Uncen kepada majalahselangkah.com saat ditemui di Perumnas III Waena, Jumat (7/2/14), usai keluar dari Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Abepura.
Yason mengaku, semua perlakuan tidak manusiawi dari aparat itu tidak membuatnya trauma.
"Sebenarnya pihak aparat keamanan ingin memberikan ketakutan kepada saya dan teman-teman yang ditangkap saat itu, agar dengan penangkapan yang dilakukan, kami tidak lagi melakukan hal yang sama," tutur Yason.
Tapi tekad Yason bulat. "Saya sudah bebas, perjuangan kami akan terus berjalan karena kedaulatan ada di tangan rakyat," tegas Yason.
"Jika mereka penjarakan kami hanya untuk membuat kami trauma, itu pandangan yang sangat salah dan keliru. Kami masih ada dan tetap akan ada untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Papua yang terus dibungkam," kata Yason lagi.
Sementara ketua BEM Uncen, Yoan Wanditman menjelaskan, untuk membebaskan Yason pihaknya menemui banyak kendala.
"Kami telah melakukan pendekatan-pendekatan secara keluarga, hukum dan lain-lain. Namun kami mengalami kendala banyak dari pihak-pihak tertentu. Kami bersyukur pula karena Yason sudah dibebaskan dan perjuangan ini tidak akan sampai di sini," kata Yoan. (MS/Theresia Fransiska Tekege)
Sumber : www.majalahselangkah.com
0 komentar :
Posting Komentar