Beberapa mahasiswi Papua di Makassar melihat fasilitas asramanya. Foto: Rickson Edowai |
Makassar, MAJALAH SELANGKAH -- Fasilitas di Asrama Putri
Cenderawasih XIV Papua, yang terletak di Jalan Andi Pangerang Pettarani
Blok B, Kelurahan Tammamaung, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dikabarkan digondol pencuri.
Koordinator Mahasiswi Putri Papua di Makassar, Venny, Senin (17/2/2014) mengatakan, aset Pemerintah Provinsi Papua yang ada di asrama itu raib tanpa jejak.
"Kemarin kami ke asrama putri, saya lihat barang-barang di asrama putri sudah kosong," kata dia kepada majalahselangkah.com usai pertemuan Mahasiswa Papua di Aula Asrama Putra Papua Makassar, Senin tadi.
Fasilitas yang hilang itu, sebut Venny, antara lain semua kursi, meja, kasur, lemari, laptop, televisi, kursi sofa, dan sound system. "Pokoknya semua barang yang biasa ada di kitong punya asrama itu orang angkat semua," katanya.
Parahnya lagi, pintu-pintu kamar didobrak dan rusak parah. Kaca-kaca jendela pun dihancurkan. "Saya sangat sedih melihat kondisi asrama kami," ucapnya lirih.
Diberitakan sebelumnya, penghuni asrama itu diungsikan ke Asrama Putra Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Sabtu (4/1/2014) lalu, menyusul aksi penyerangan oleh orang tak dikenal (OTK). Pelaku juga melempar bom molotov ke arah asrama pada malam pergantian tahun baru, Rabu (1/1/2014). Akibatnya, sejumlah mahasiswa Papua menderita luka dan kaca-kaca depan asrama hancur.
Terkait hilangnya fasilitas asrama putri tersebut, dalam pertemuan tadi disepakati bahwa akan segera melapor ke pihak kepolisian setempat. Sebelumnya, kasus penyerangan asrama sudah dilaporkan ke polisi. Namun hingga kini belum ditindaklanjuti.
Tiadanya respon dari Polsek Panakukang dan Polres Makassar Kota, patut disesalkan. Meski demikian, kata Venny, "Besok, Selasa (18/2/2014), kitong akan lapor masalah ini ke pihak yang berwajib."
Mahasiswa juga akan menyampaikan laporan kejadiannya ke Pemprov Papua. Untuk itu, mereka mulai galang dana untuk biaya tiket keberangkatan tim ke Jayapura.
Seggi mewakili penghuni Asrama Putra Papua di Makassar menyesalkan tiadanya tanggapan dari Pemerintah Provinsi Papua ketika dihubungi berulang kali sejak kejadian tersebut. "Keselamatan kami terancam, karena tiap malam asrama putra juga selalu diteror, dilempari dengan batu. Polisi juga malas tau dengan situasi yang sedang kami alami ini," ungkapnya. (Rickson Edowai/SYO/MS)
Koordinator Mahasiswi Putri Papua di Makassar, Venny, Senin (17/2/2014) mengatakan, aset Pemerintah Provinsi Papua yang ada di asrama itu raib tanpa jejak.
"Kemarin kami ke asrama putri, saya lihat barang-barang di asrama putri sudah kosong," kata dia kepada majalahselangkah.com usai pertemuan Mahasiswa Papua di Aula Asrama Putra Papua Makassar, Senin tadi.
Fasilitas yang hilang itu, sebut Venny, antara lain semua kursi, meja, kasur, lemari, laptop, televisi, kursi sofa, dan sound system. "Pokoknya semua barang yang biasa ada di kitong punya asrama itu orang angkat semua," katanya.
Parahnya lagi, pintu-pintu kamar didobrak dan rusak parah. Kaca-kaca jendela pun dihancurkan. "Saya sangat sedih melihat kondisi asrama kami," ucapnya lirih.
Diberitakan sebelumnya, penghuni asrama itu diungsikan ke Asrama Putra Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang, Sabtu (4/1/2014) lalu, menyusul aksi penyerangan oleh orang tak dikenal (OTK). Pelaku juga melempar bom molotov ke arah asrama pada malam pergantian tahun baru, Rabu (1/1/2014). Akibatnya, sejumlah mahasiswa Papua menderita luka dan kaca-kaca depan asrama hancur.
Terkait hilangnya fasilitas asrama putri tersebut, dalam pertemuan tadi disepakati bahwa akan segera melapor ke pihak kepolisian setempat. Sebelumnya, kasus penyerangan asrama sudah dilaporkan ke polisi. Namun hingga kini belum ditindaklanjuti.
Tiadanya respon dari Polsek Panakukang dan Polres Makassar Kota, patut disesalkan. Meski demikian, kata Venny, "Besok, Selasa (18/2/2014), kitong akan lapor masalah ini ke pihak yang berwajib."
Mahasiswa juga akan menyampaikan laporan kejadiannya ke Pemprov Papua. Untuk itu, mereka mulai galang dana untuk biaya tiket keberangkatan tim ke Jayapura.
Seggi mewakili penghuni Asrama Putra Papua di Makassar menyesalkan tiadanya tanggapan dari Pemerintah Provinsi Papua ketika dihubungi berulang kali sejak kejadian tersebut. "Keselamatan kami terancam, karena tiap malam asrama putra juga selalu diteror, dilempari dengan batu. Polisi juga malas tau dengan situasi yang sedang kami alami ini," ungkapnya. (Rickson Edowai/SYO/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
0 komentar :
Posting Komentar