Elinus Kobogau (Jubi/Mawel) |
Jayapura, 12/2 (Jubi) – Ikatan Pelajar Mahasiswa Intan Jaya
(IPMIJ) meminta pemerintah daerah Kabupaten Intan Jaya mengatur
penyaluran beasiswa bagi mahasiswa yang study akhir maupun yang masih
semester berjalan disesuaikan dengan kebutuhan.
“Kami minta, menyalurkan beasiswa biaya studi sesuai kebutuhan
masing-masing jurusan, sebagaimana di masa bupati carateker Maximus
Songgonau,” kata Ketua IPMIJ, Elinus Kobogau ke tabloidjubi.com di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Selasa (11/2).
Menurut Elinus, sewaktu Bupati Kabupaten Intan Jaya dijabat
carateker, pembagian beasiswa bagi mahasiswa jurusan umum berbeda dengan
jurusan yang langka peminatnya.
“Mahasiswa jurusan umum menerima Rp5 juta. Jurusan khusus seperti perawat, komunikasi dan teknik mendapat Rp6 juta. Terus untuk jurusan kedokteran Rp22 juta per semester dan studi akhir Rp10 juta. Tapi saat dijabat Bupati Natalis Tabuni, semuanya sama rata. Semua jurusan dapat Rp5 juta per semester berjalan dan mahasiswa semester akhir menerima Rp9 juta,” katanya menjelaskan.
Hanya saja, kata Elinus, alasan perubahan jumlah dana beasiswa ini
tak jelas bagi mahasiswa. Pemerintah hanya menjelaskan ragu atas
kebenaran pembagian beasiswa waktu bupati carateker. “Kami tidak pernah
dapat data dari Kepala Dinas Kesejateraa Rakyat (Kesra) yang lama,”
tutur Elinus, menirukan penjelasan dari Kabag Kesra Intan Jaya beberapa
waktu lalu.
Entah ada laporan atau tidak, menurut Elinus, pemerintah mempunyai
kewajiban atau pertimbangan dalam penyaluran beasiswa sesuai kebutuhan
jurusan umum dan khusus.
Walaupun tak sesuai harapan, menurut Elinus, para mahasiswa Intan
Jaya bersyukur karena sejak pemerintahan carateker hingga bupati
definitif ada perhatian terhadap pendidikan.
“Kami salut pada pemerintah daerah. Hanya masalah bagi sama rata sementara beda kebutuhan,” ujar mahasiswa semester akhir jurusan hukum, Universitas Cenderwasih Jayapura, Papua ini.
Salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi di Jayapura,
Arnold Belau membenarkan perbedaan jumlah beasiswa dari bupati carateker
ke bupati definitif.
“Waktu Maximus Songonau, saya dapat Rp3 juta. Mahasiswa jurusan umum, misalnya jurusan sosial dapat Rp2,5 juta. Dan saya pernah dapat Rp5 juta. Masa bupati sekarang ini, dua semester, saya belum dapat,” ujar mahasiswa semeter delapan ini.
Menurut Arnold persoalan yang dihadapi ini bukan hanya dialami dirinya, tapi teman lainya pun mengalami hal serupa.
“Mereka juga ada yang tak menerima dana beasiswa semester berjalan. Bahkan ada mahasiswa kedokteran angkatan 2008 belum dapat beasiswa sampai sekarang. Mahasiswa jurusan penerbangan juga ada yang belum dapat perhatian pemerintah daerah,” tuturnya.
Sehingga untuk menghindari hal serupa terjadi lagi, kata Elinus,
dirinya bersama para pengurus IPMIJ telah mengajukan data mahasiswa
Intan Jaya di kota Jayapura kepada pemerintah daerah Kabupaten Intan
Jaya.
“Data ini nantinya mempermudah pemerintah dalam penyaluran beasiswa. Kami harap pemerintah gunakan data ini. Baca data baik-baik, agar tak ada yang tak dapat ataupun dapat double,” tuturnya. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar