Pastor Chris Widdy SVD paling Kiri Kacamata Kaos Hijau (Jubi/Mawel) |
Keerom, 4/9 (Jubi) – Gereja Katolik tak akan
pernah mundur satu langkah pun demi memperjuangkan hak kepemilikan,
keadilan dan kesejahteraan pemilik hak ulayat hutan Waris. Gereja akan
maju terus membawa suara masyarakat adat yang tidak bersuara sekali pun
dalam ancaman dan tekanan.
Demikian disampaikan Pastor Paroki Waris, Pastor Chris Widdy SVD
dalam Audiens masyarakat adat pemilik hak layat atas hutan distrik Waris
dengan pihak dinas Perkebunan dan kehutanan Kabupaten Keerom tentang
aktivitas perusahaan Kayu dan dampaknya terhadap masyarakat adat di
ruang kepala dinas, Selasa (3/9) sore. “Pergulatan dan perjuangan yang
amat sangat pajang, tidak mudah, penuh dengan teror dan ancaman, namun
saya merasa terpanggil untuk keutuhan ciptaan,” tuturnya.
Karenan merasa terpanggil, menurut pria asal Flores ini, ia tak akan
menghiraukan suara yang menghalangi perjuangannya bersama masyarakat
adat. “Untuk kepentingan banyak orang, menyuarakan suara kaum yang tak
bersuara, kami tidak akan mundur sedikit pun,” ujarnya.
Menurut Chris, perjuangan bersama masyarakat adat tidak mencari
keutungan apapun selain kepentingan pemulihan keutuhan relasi ciptaan
yang rusak di wilayah Waris akibat aktivitas perusahaan kayu. “Kita
tidak cari keutungan. Hubungan masyarakat dengan masyarakat, pemerintah
dengan masyarakat rusak. Pengambil kebijakan melihat ini. Kami rasa ini
peting untuk diperbaiki,” ujarnya.
Rusaknya hubungan itu diakui salah satu tokoh perempuan Waris. “Kami
tidak merasakan damai dengan sesama. Saya selalu maki dan maki setiap
sopir yang angkut kayu. Saya merasa tidak bersahabat dengan
mereka,”tutur Hermina May. Menurut Hermina, dirinya tidak bersahabat
karena aktivitas karyawan perusahaan itu merusak, mencuri dan membawa
kayu dari hutan. “Saat mereka bawa, truk-truk itu juga merusak jalan,”
tutur Hermina. (Jubi/Mawel)
Sumber : http://tabloidjubi.com
0 komentar :
Posting Komentar