News
Loading...

SEBELUM MEMBUBARKAN AKSI DEMO TAPOL, POLISI SEBUT MASSA AKSI “MONYET”

Situasi pengunjuk rasa ditangkap polisi di jalan menuju pintu gerbang Uncen, Waena. (Jubi/Meki Wetipo)
Jayapura, 2/4 (Jubi) – Aparat Kepolisian terdengar menyebut massa aksi dengan sebutan “Monyet” sebanyak tiga kali. 

Massa aksi demo damai yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Peduli Tapol/Napol (SMPTN)  didukung  Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Se-Indonesia (AMPTPI) dibubarkan paksa oleh kepolisian saat akan melakukan unjuk rasa di sekitar Gapura Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Waena, Kota Jayapura, Papua, Rabu (2/4) siang.

Peristiwa pembubaran ini terjadi saat peserta demo damai baru berjalan kaki sekitar 20 meter dari titik kumpul di dalam pintu pagar Kampus Uncen Waena. Aparat kepolisian yang sedang siaga dipersimpangan, terlihat memalang jalan dengan tujuan memberhentikan massa yang hendak bergabung dengan massa lainnya. Aparat kepolisian yang berjumlah puluhan itu sebagian bersenjata lengkap dan membarikade jalan. Dari dalam barikade terdengar seorang anggota polisi mengucapkan kata “monyet” sebanyak tiga kali yang ditujukan pada massa aksi.

Upaya negosiasi untuk melanjutkan aksi  yang dilakukan oleh salah satu koordinator demo tak digubris sama sekali oleh pimpinan aparat kepolisian. Bahkan terdengar kalimat tegas yang mengatakan. “Pokoknya tidak dan kalau terus maju, kami tangkap!”

Tak lama berselang, koordinator peserta demo ditangkap Polisi dan langsung diamankan di sebuah kendaraan yang sudah disiapkan. Melihat salah satu koordinator peserta demo ditangkap kepolisian, secara spontan massa demo melakukan pelemparkan ke arah aparat kepolisian. Akibatnya, terjadi aksi balasan dari kepolisian dengan mengeluarkan beberapa kali tembakan.

Belum dapat dipastikan, apakah ada diantara para peserta demo yang terkena tembakan atau tidak. Sekadar diketahui, aksi demo damai ini sebagai bentuk dukungan atas lima negara yang merencanakan mengadakan aksi “Demonstration to call for the release of Papuan Political Prisoners in Indonesia” yang dikoordinir oleh behind the bar. Aksi ini rencananya akan dilangsungkan secara serentak pada 2 April di lima negara, yakni Inggris, Belanda, Skotlandia, New Zealand dan Australia. (Jubi/Meki Wetipo)
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment