News
Loading...

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME POLITIK PERTANIAN DI TANAH PAPUA

kekayaan alam papua di curi habis  oleh bangsa yang tidak memiliki martabat manusia ang adil
Oleh Yosias Yeimo

 politik pertanian

     Kata Kolonialisme dan Imperialisme bisa ditemukan  dimana saja baik dalam  berupa buku - buku sejarah , Media masa maupun Internet dalam bentuk yang belum sempurna dalam kekaisaran Yunani dan Romawi .Kolonialisme dan imperialisme juga muncul dalam suatu bentuk  “lama” dalam perdagangan dari abad ke- enam belas yang diwakili oleh ekploitasi Spanyol atas logam- logam berharga di Amerika latin tetapi oleh rangkaian pusat – pusat perdangan Portugis untuk menguasai lalu lintas perdangan yang berupa rempa- rempah,gading ,logam berharga,dan budak.penggunaan istilah ini di zaman modern bermula dari akhir abad kesembilan belas dengan tumbuhnya industrialisasi di Eropa dan pencarian bahan mentah di afrika.
(sumber : teori Kolonialisme)

     Mengapa saya bisa mengambil  judul kolonialisme dan imperialisme di Tanah Papua karena dari tahun 1963 setelah Papua masuk dalam bingkai NKRI  atau indonesia membagi – bagi papua menjadi imperium – imperium dan kapitalisme untuk memperoleh hutang politik yang berlebihan  terhadap Negara Amerika.Target yang telah ditentukan dari tujuan mereka adalah terutamanya bersifat ekonomi,dan bersifat politik dalam arti  untuk menjamin kedudukan dan dominasi imperial diantara kekuatan kekuatan dunia. Konsep imperialisme berkembang di papua  saya percaya bahwa imperialisme Amerika bisa dapat tumbuh dengan proses penyelesaian masalah yang sekurang –kurangnya berpacu pada  konsumsi dalam negeri atau produk yang ditujukan untuk melakukan pasar asing. 
Sistem  kolonialisme awal  di Tanah Papua .
- Pelunasan utang politik Amerika ( FT.FI ) tahun 1963
- MIFFE
- ILEGALLOGING Kayu
- PT.PERUSAHAN Kelapa Sawit dll.

      Kolonialisme atau penjajahan adalah anak dari kapitalisme . Oleh karena itu, sebelum saya membicarakan mengenai  kehidupan masyarakat petani  dimasa  kolonialisme, maka yang paling penting untuk mebicarakan  terlebih dahulu,Kapitalisme seperti juga serupa dengan  feodalisme adalah suatu kegiatan yang bertolak pada mulanya suatu cara perekonomian, Tetapi berbeda dengan feodalisme dimana alat produksi dikuasai oleh raja, dalam kapitalisme  alat produksi dikuasai oleh kapitalis atau pemilik modal.Dalam kapitalisme, bukan raja yang menguasai alat produksi, tetapi pemilik modal  yang meiliki secara pribadi. Di sini ada kebebasan pemilikan alat produksi oleh setiap orang, sedangkan yang tidak memiliki alat produksi menjadi buru atau pekerja kepada pemilik modal. Kaum kapitalis mempekerjakan buru dalam memakai alat produksinya bertujan untuk mengeruk keuntungan yang sebanyak – banyaknya dan untuk mengembangkan modalnya sehingga ia menjadi lebih kaya dan dengan lebih berkuasa.

     Berbeda dengan kolonialisme “kuno “ Penjajahan dari negara belanda terhadap negara indonesia.  Realitas pembangunan pertanian di tanah papua  pada Zaman rezim ini merupakan  pembalasan politik agraria negara indonesia  terhadap Petani masyarakat papua. Pada sistem kolonial kapitalis  bertujuan pengambilan sumber bahan mentah dari tanah jajahan, penyedia buru murah pada perkebunan dan tanah jajahan sebagai pasar pembuangan hasil produksi kaum kapitalis.

      Meminjam  4 kata dari ( kartodirdjo dan Suryo,1991,5), yaitu sistem kolonial ini ditandai oleh 4 ciri pokok,yaitu : dominasi,ekploitasi,diskriminasi ,dan dependensi. Prinsip dominasi  pada jaman penjajahan saat inipun juga masih  dialami oleh masyarakat Nabire dan Merauke  karena dominasi terwujud dalam kekuasaan golongan penjajah yang minoritas terhadap penduduk pribumi yang mayoritas. Dominasi ini pada dasarnya ditopang oleh keunggulan militer kaum penjajah dalam menguasai   lahan tanah  pertanian.
Prinsip Ekpoloitasi ini di terapkan diseluruh tanah papua khusunya ILEGALLOGINGPengambilan tambang Emas  FT.Freeport indonesia dll. Khusus PT.FI  perusahan asing ini pajaknya dikuasai oleh negara indonesia   terhadap penjajahan di Tanah Papua, tenaga pekerja buru pribumi  diperas dan hasil produksinya diserahkan kepada pihak penjajah,yang kemudian oleh pihak penjajah itu di kirim ke negara induknya untuk kemakmuran mereka sendiri.

      Prinsip Ketiga yaitu : Deskriminasi perbedaan ras atau etnis. Golongan penjajah dianggap sebagai bangsa yang superior ,sedangkan penduduk pribumi yang dijajah dipandang sebagai bangsa yang rendah atau hina. Sistem kolonial ini memakai pola diskirimiansi untuk membentuk mempertahankan pola hubungan masyarakat yang mendapatkan kaum penjajah diatas puncak kekuasaan tata sosial masyarakat. Pola ini diterapkan  di Bovendigul  perusahan (MIFFE) misalnya : Tanah dikuasai oleh sekelompok kapitalis negara indonesia, para pekerja 3.0000 orang (orang jawa) dan  masayarakat sipil merendahkan penontong diatas negerinya sendiri.
Negara  penjajah semakin besar dan kuat dalam hal modal,teknologi dan pengetahuan dan kekuasaan sedangkan masayarakat jajahan semakin miskin dan sengsara.Hal ini menimbulkan pola dependensi ketergantungan masyarakat jajahan. Masayrakat terjajah menjadi makin ketergantungan kepada penjajah dalam hal modal ,teknologi ,pengetahuan dan keterampilan karena mereka semakin lema dan miskin.

     Ketika kolonial atau transmigrasi menjarah kebumi papua tanah atau tanah penjajahan negara indonesia menerapkan sistem militerisasi ditanah papua. Pemerintahan Indonesia dan kelompok kapitalis negara indonesia memanfaatkan Gubernur  Papua dan Papua Barat beserta Bupati seluruh tanah air Papua  sebagai jembatan perantara mereka dengan rakyat tanah jajahan. Melihat hukum UU negara penjajahan Indonesia  kepemimpinan legislatif seperti Presiden,Gubernur dan Bupati hanya menjabat dalam 10 tahun. Berita media beberapa waktu belakangan ini Gubernur  Papua Barnabas bisa mencalonkan gubernur  yang Ke – III artinya bahwa UU baru yang diterapkan di Bumi Papua adalah dengan tujuan tidak copot dari jabatan gubernur atau kekuasannya, tapi mereka dipakai untuk memungut hasil produksi pertanian kerena muda masuk perusahan - perusahan asing dengan bebas dan  kemudian hasil kekayaan diserahkan kepada pihak penjajah.

     Pada masa pemerintahan gebernur Papua Barnabas Suebu Bebas masuk Perusahan – Perusahan baru dari negara penjajahan atau kapitalisme dari negara indonesia . Kaum pemeimpin tentu saja mau melakukan karena  mencalongkan diri gubernur Ke – III  dan tidak ingin keluar dari jabatannya. Tetapi dengan dibebaskan masuk perusahan – perusahan bumi papua masyarakat semakin menderita  karena  tempat  tinggal mereka,kebun milik petani  dan tanah Adat dikuasai oleh kelompok kapitalisme .
Dengan demikian, kaum kolonial tidak merombak sistem pemerintahan tetapi sistem demokrasi mempertahankan dan memanfaatkan melalui bupati  untuk memungut kekayaan alam papua, hasil-hasil pertanian seperti  perusahan Baru yang dibuka hasilnya di ekspor  dan masyarakat hidup dalam garis batas hidup berdasarkan pola pertanian tradisonal.
Mortalitas penduduk Negara Penjajahan inonesia semakin meningkat dan krisis  kekurangan pangan yang gizi buruk dan juga dania kerja yang  berkuarang dan penganguran semaikn meningkat  maka,  negara berusaha sistim Tanam paksa. Sistem tanam paksa yang diterapakan pada dasarnya adalah suatu penghidupan kembali sistem ekspoitasi dari jaman kelaparan, tetapi hasil ahkir yang negatif . Contoh derah  yahukimo  pada tahun 2006  yang sifat sistem  bebas masuk proyek . Jenis tanaman wajib yang diperintahkan untuk ditanam rakyat yang utama adalah Beras, kopi dan tebuh. karena  tanaman beras banyak ditanami di tanah – tanah belum digarap petani, penduduk diminta penyerahan tenaga kerja wajib atau kerja rodi atau menegerjakan pekerjaan yang dibutuhkan pemerintah.

     Namun tanam paksa ini telah menimbulkan berbagai akibat pada kehidupan masyarakat pedesaaan  Pulau Papua  menyangkut tanah dan tenaga kerja. Sistem tanam paksa pertama – tama telah mencampuri sistem pemilikan tanah dipedesaan, karena para petani diharuskan menyerahkan tanahnya untuk penanaman tanaman ekpor . ( sumber : Video  Perusahaan MIFFE)
Semakin kuat budaya kita maka semakin melema kekuatan penjajahan. Budaya- budaya baru yang muncul terutama kapitalisme masuk desa adalah sebuah perlawanan ekonomi yang  diterapkan masyarakat setempat. Kalu kehidupan budaya kuat bentuk baru perlawanan ekonomi, politik, bersenjata dapat melawan dominasi asing. Karena kedudukan yang lemah, dominasi asing mempunyai pilihan melikuidasi seluruh penduduk dari negeri yang dikuasai untuk mengenyakan semua perlawanan atau menyelaraskan dominasi ekonomi dan politik terhadap rakyat dengan kepribadianm budayaku. Kalau kita meninggalkan budaya kita bertanam, cara makan, cara berkebun dibiarkan “kekosongan “ mengosongkan dominasi asing dari sisi objeknya,”  pilihan kedua  “tidak punya daya hidup praktis “dan tidak pernah didukung oleh sejarah”. Karena  Negara Indonesia menganjurkan suatu teori "Asimilasi" yang mengintegrasikan unsur –unsur berabad  dari penduduk Papua kedalam suprasturuktur kolonial  tetapi  kami masyarakat petani yakin melawan sebuah teori tersebut untuk kita melawan Imperialisme mendorong kemerdekaan Papua yang sejati.

       Teori  asimulasi yang digunakan oleh Negara  Indonesia kita melihat bahwa kehidupan di Papua ketika sesuda diberi OTONOMI KHUSUS  perpecahan antara orang papua itu sendiri .Dengan demikian kami bangsa Papau adalah “bangsa malanesia” ini merupakan sebuah kata atau kata budaya tak bisa pisakan. Para penguasa kolonial membangun sebuah sistem untuk menindas kehiudupan kebudayaan  rakyat yang dijajah  dalam proses itu mereka mengasingkan budaya dikalangan penduduk dengan menciptakan kesenjangan, dengan menciptakan kesenjangan sosial antara penduduk peribumi dan berasimilasi kedalam masyarakat kolonial dan masa penduduk atau dengan memecah dan memperdalam perpecahan dalam masyarakat antara borjuasi perkotaan dan borjuasi pedesaan, borjuasi pantai dan borjusi pegunungan, borjuasi suku dengan borjuasi marga ,antara kaum tani dan buru kami tetap Bangsa malanesia.

      Dengan berbagai penjelasan pemahaman diatas merupakan sala- satu awal muncul konflik horizontal . Imperialisme timbul dari hubungan – hubungan ekonomi antara masyarakat  dengan negara penjajahan dengan monopoli hasil produksi atau tanah milik masyarakat adat papua dari pemerintahan Indonesia atau sekelompok pemodal / kapitalis. Sala – satu penentangan imperilisme tanah papua adalah Kita harus menuntut perusahan –perusahan asing di bumih papua yang sedang operasi lama di papua maupun perusahan – perusahan   baru masuk untuk menguras perut bumih papua segera tutup.
Contoh kecil Perlawan Imperialisme politik Pertanian ditanah Papua, beberapa tahun belakangan ini umat kristiani Katolik wilayah dekenat paniai dibawah pimpinan Pastor Marten Ekowaibi Kuayo Pr.  dalam program pastoral  berlangsung  sekarang adalah kehidupan Masyarakat MEE kembali ke budaya pangkuan teta nene moyang  dengan memegang , bangkitan dan melestarikan kembali  tradisi tanaman Lokal  dalam istilah bahasa MEE Paniai (ODA OWADA)  dalam erah Zaman moderen.
Program ini merupakan sala – satu  perlawanan teori  Asimilasi dan Kapitalisme dalam kehiduapn politik yang membarah dibumi Cenderawsih Papua ini. Dengan melestarikan kebudayaan menjadi unsur perlawanan terhadap dominasi asing atau Penjajahan : Manifestasi yang kuat ideologi atau idealis dari realitas fisik dan historis masayarakat.


Penulis Adalah Mahasiswa Senior Jurusan Ilmu Pemerintahan Di USTJ Jayapura
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar