YOGYA.
TIMIPOTU NEWS.
Saat itu, hati berderit-derit melihat sang kekasih yang datang
mendekati sambil melampiskan senyum di wajahnya. Sungguh saya tidak
menyangkah bahwa, senyuman dia itu membuat saya tidak tersenyum.
Dalam penuh kesenyuman, tubuhnya telah mendekati saya dan saya pun
ikut tersenyum. Itulah
awal terjadi cinta.
Dalam
penuh suka cita, ungkapan cinta pun selalu saja terdengar di telinga
saya dan saya mulai bertanya “kenapa engkau mencintai saya?”
tidak tahu kenapa saya mencintai kamu. Demikian
jawaban dia sambil tersenyum.
Tak
lama kemudian, hati pun menjadi satu dalam lembaran-lembaran kisah
cinta di bangku study. Sebab sesungguhnya, cinta itu pada suatu saat
akan datang kepada seorang pria maka, situasi meyakinkan saya bahwa
dialah satu satunya cintaku. Pikiran
pikiran kecil saat cinta terbentuk.
Akhirnya,
benar juga bahwa, seorang gadis itu telah menjadi cinta yang datang
membuka lembaran baru untuk menuliskan kisah-kisah dalam perjuangan
hidup sebagai seorang pelajar.
Kini,
bersama cinta (seorang gadis) itu; saya mencoba melangkah ke dunia
dunia pendewasaan. Kini, bersama cinta itu; mulai terjung dimana ada
pengetahuan pembebasan hidup. Kini, bersama cinta merumuskan harapan
harapan akan kehidupan di masa mendatang.
Ya,,,
karena masih hidup dalam penuh kasih sayang yang membahagiakan antara
saya dengan dia maka, tidak terasa juga hari hari. Secara tidak
sadar, diri saya dengan diri dia terdampar di tanah rantauan dimana
tempat berstudy mencari nasip hidup.
Biar
pun disana adalah tanah orang yang penuh dengan berbagai budaya,
bahasa dan agama. Cinta tetap saja eksis tanpa dipengaruhi oleh
keragaman tersebut.
Dari
sekian banyak goresan goresan cinta di lembaran hidup, akhirnya
kertas lembaran pun hanya tersisa beberapa lembar. Ketika
melihat kembali.
Okelah
kita sepakat untuk hidup dalam satu keluarga yang sah melalui
perkawinan. Demikian
kesepakatan cinta dari perjalanan panjang.
Hati pun selalu bernyanyi-nyanyi dalam cinta sambil hidup berkeluarga
disamping kisah membuat semakin cinta.
Pena
cinta tetap semangat untuk menulis perjalanan cinta, lembaran kertas
pun tidak habis habis untuk memuat kisah cinta dalam hidup
berkeluarga. Tangan manusia pun tidak merasa cape untuk membuka
lembaran-lembaran baru dalam hidup menuju pembebasan.
Namun,
sementara diri saya dengan si gadis itu keasikkan menikmati hidup
dalam penuh kasih sayang, entah apa alasannya? Pena cinta telah
hilang dan tidak bisa menuliskan kembali, kertas buku juga habis yang
diakibatkan oleh terkuncinya buku agenda kehidupan cinta. Apakah
cinta hanya sampai disini? Tanya
saya dalam hati.
Saya
kembali mencari dan mencari dimana pena cinta itu, ternyata bukan
pena yang hilang tetapi cinta yang sudah melekat pada diri saya itu
telah pergi dengan sebuah alasan “saya
dipanggil oleh pemilik manusia”.
Saya bertanya, siapa
pemilik kamu sementara saya adalah tidak menginzinkan engkau pergi
tinggal saya?
Kenapa
engkau mau pergi sementara kita masih serius dalam menuliskan cinta
dalam kehidupan?
Apakah
engkau sudah bosan untuk membuka lembaran-lembaran baru untuk
menuliskan kisah cinta?
Semua
pertanyaan itu tidak ada jaman selain jawaban dari orang-orang yang
ada di bumi bahwa “dia
telah dipanggil oleh pemilik manusia”.
Adaikan saya tahu bahwa dia akan dipanggil oleh pemilik manusia, saya
tidak mungkin menuliskan kisah cinta dalam buku agenda saya. Pikir
saya saat itu karena tidak bisa menahan air mata duka.
Dari
sekian banyak kisah cinta itu dan dari sekian banyak lukisan-lukisan
cinta sejak SMP sampai kuliah, akhirnya kembali menjadi sia-sia tanpa
ada harapan yang baik.
Saya
hanya bisa mengatakan dengan penuh kesedihan “di
ujung cinta hanya ada berita duka”
yang akan terinstal dalam pikiran saya bahwa “kapan
akan sembuh memikirkan wajah-wajah yang penuh senyum itu”
Bukannya
dia diciptakan untuk menghibur dan hidup bersama-sama dengan saya
tetapi dia diciptakan untuk meninggalkan duka di ujung perjalanan
cinta yang bersemi. Seruan
saya kepada pencipta manusia.
“Selamat
jalan cinta, selamat jalan sayang, selamat jalan hati, selamat jalan
jantung, selamat jalan harapan hidup saya. Semoga doa doa saya orang
berdosa ini bisa diterima oleh Allah untuk menerima rohmu dalam
kerajaan Allah.” Saya
akan menanti dalam mimpi. (Bidaipouga)/http://timipotu.blogspot.com
0 komentar :
Posting Komentar