Edison Mubalus (52) korban tewas akibat penganiayaan orang tak dikenal di Sorong, Selasa (29/10/13). Foto: Ist |
Sorong, -- Selasa, 29 Oktober 2013, tiga warga
Sorong, Provinsi Papua Barat dianiaya orang tak dikenal (OTK). Akibat penganiayaan
itu, Edison Mubalus (52) tewas dan
dua korban lainnya, Abraham Warijo (37) dan Yeheskiel Mobilala (34) masih dirawat intensif
di RS Pertamina Sorong.
Sumber majalahselangkah.com di Sorong, Rabu, (30/10/13) melalui wawancara telepon mengatakan, peristiwa terjadi di Jalan Arteri Sorong Malanu, Kampung RT 02 /RW 9, kira-kira pukul 11.00 waktu setempat. Keluarga korban
menemukan tiga korban dalam keadaan tidak berdaya pada pukul 05.00 pagi.
Selanjutnya,
ketiga korban dibawa ke RS Pertamina untuk mendapatkan perawatan.
Tetapi, Edison Mubalus (52) tidak tertolong akibat tusukan di peruk
sebelah kirinya. Pihak keluarga dan masyarakat yang marah dengan kejadian ini
langsung memblokir jalan utama, A. Yani,
kemarin pagi, Selasa (29/10/13).
Selanjutnya, jenazah korban diangkut dengan mobil
ambulans dari RS Pertamina dan masyarakat mengarak jenazah korban ke Mapolres
Sorong Kota untuk meminta pertanggungjawaban pihak kepolisian.
Kata sumber yang tidak mau
disebutkan namanya itu mengatakan, Kapolres Kota, AKBP Harry Goldendhardt
menyampaikan kepada kami bahwa ia akan mengungkap siapa pelakunya dalam waktu
dekat. Kami tunggu siapa pelaku dan apa motifnya, termasuk siapa yang menyuruh," katanya.
"Kapolres
menjelaskan kepada kami, ketiga korban ini saat duduk di tempat kejadian, pelaku
sekitar enam orang datang dan menganiaya korban dengan sajam. Lalu, para korban
lari. Saat anggota polisi tiba di lokasi, pelaku sudah lagi. Itu keterangan
Kapolres yang ia dapatkan dari saksi, tuturnya.
Usai menyampaikan
aspirasi di Polresta, jenazah Edison
Mubalus (52) dibawa kebali ke rumah duka. Di sana, menurut sumber itu, Toko
Adat, Toko Gereja, Toko Pemuda dan Toko Masyarakat membuat pernyataan yang
intinya meminta pertanggungjawaban pemerintah setempat dan aparat keamanan.
Ia, mereka
minta pemeritah kota dan kabupaten hentikan pembangunan pos militer di setiap
distrik dan lurah Kabupaten Sorong.
Juga, pertanggungjawaban atas korban pembunuhan rakyat Papua di Sorong sejak
Januari 2013 hingga saat ini, jelasnya.
Diakui
sumber ini, kejadian serupa kerap kali terjadi dan berlalu begitu saja. Kejadian
seperti ini memang sering terjadi. Kadang yang membuat masyarakat marah adalah
pelaku tidak pernah jelas dan tidak diungkap
oleh polisi. Makanya, kejadian kemarin ini mereka minta pelakunya
diungkap, tuturnya menutup wawancara telepon.
Hingga malam
ini, majalahselangkah.com belum berhasil
konfirmasi Kapolresta Sorong untuk meminta keterangan lebih lanjut atas
kejadian ini. (GE/YH/MS)
sUMBER : http://majalahselangkah.com
0 komentar :
Posting Komentar