Ilustrasi Penolakan Pemekaran Kabupaten Delama. (foto/WWW.umaginews.com) |
PENOLAKAN TEGAS DARI MAHASISWA ASAL MONI DAN MEE SELATAN TENTANG PEMEKARAN KABUPATEN baru DELEMA
Melky Ricky Dimpauw |
Dalam mendirikan
suatu pemekaran kabupaten tolak ukur merupakan kematangan secara Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mana harus dipahami
oleh elit-elit politik. Boleh setiap anak atau generasi penerus daerah tentu
mencari pemekaran kabupaten terutama
dalam beberapa bulan terakhir ini isu-isu
berkembang yang dikatakan bahwa
pemekaran yang terjadi di daerah MONI DAN MEE SELATAN yang disebut kabupaten
DELEMA ini tidak logis dan tidak masuk
akal. Mengapa kami mahasiswa/I peduli
masyarakat moni dan mee selatan menilai tidak wajar didirikan kabupaten di daerah kita
karena banyak alasan diantaranya:
1. Orang-orang
yang ingin pemekaran kabupaten delema karena
kalah politik dari kabupaten induk diantaranya : Paniai,Intan Jaya dan Timika.
2. Orang-orang
mencari kepentingan pribadi
3. SDA
masih utuh dan belum disentu oleh siapa pun
4. SDM
masih kurang dan disayangkan kalau sudah
jadi kabupaten dalam menjalankan roda pemerintaan sangatlah susa dan pribumi siapa
yang akan menjalankan tugas pemerintaan.
5. Masyarakat
belum menerima adanya pemekaran kabupaten di daerah mereka
6. Dll
Pertimbangan-pertimbangan
seperti diatas sehingga kami mahasiswa/I
asala Moni dan Mee Selatan mengimbaukan kepada siapa pun anda yang ingin mencari
pemekaran baru lihatlah waktu-waktu kedepan
dalam kehidupan anak cucu/nasib anak-anak keesokan harinya jangan ingat waktu sekarang untuk perut saja. Alam
kita masih perawan jadi janganlah anda
menodainya kemudian berpikir positif sebelum menginjak/ pemekaran kabupaten. Apa
bila saudara masih saja bertindak seenaknya dan ingin mau pemekaran baru kami mahasiswa/I asal daerah moni dan mee
selatan dengan TEGAS MENOLAK PEMEKARAN KAB. BARU dengan jaminan tanah adat suku
, pohon,gunung, air masyarakat moni dan mee selatan.
Diposkan
oleh : Melky Ricky Dimpauw
Surabaya
22/ juni 2013
0 komentar :
Posting Komentar