“Jika kami mati, jangan cari kubur kami di bumi, tetapi carilah di dalam hati para Pecinta.”
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Kita sudah muak dengan basa-basi para penguasa, berpuluh tahun mereka telah membodohi kita.
Sementara para menir dan mullah leluasa terus-terusan menjajah kita, astaga!, pemerintah kita sudah cukup puas sekedar menjadi anjing penjaga. Cukup sudah jargon ekonomi dan agama mereka mainkan. Cukup sudah janji dan kebohongan mereka dengungkan. Mereka semua sama saja!, sama-sama menindas rakyat jelata, sama-sama menindas hak asasi kita.
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Lekaslah lekas satukan barisan. Lekaslah lekas kepalkan tangan. Janganlah takut dengan retorika: “Rakyat mana yang kalian bela?”
Acungkan tinjumu kepada mereka, katakan: “Apa mata kalian buta? Apa telinga kalian tuli? Apa hati nurani kalian telah lama mati? Lihatlah, berjuta rakyat telah jadi pengangguran di negeri ini, berjuta rakyat telah dimiskinkan di negerinya sendiri.
Dengarlah, jerit pilu bocah-bocah yang putus sekolah, juga kaum tani yang telah lama kehilangan tanah. Saksikan, betapa kebebasan beragama di negeri ini berakhir di ujung pentungan para preman berjubah. Wahai, kalian penjajah bangsa sendiri, pergi!, kalian bukan lagi pemimpin kami!”
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Ini telah menjadi tugas sejarah kita, wahai kaum muda, berlawanlah! Di depan mata, terang-terangan para pengkhianat itu telah melecehkan hukum negara.
Di depan mata, terang-terangan para perampok itu telah menjarah kekayaan negara. Di depan mata, terang-terangan para politisi busuk berkedok agama itu berniat mengganti dasar negara. Apakah kita masih akan diam saja? Ini telah menjadi tugas sejarah kita, wahai kaum muda, berlawanlah!
Satukan hati dan pikiran: tanpa peluru atau bayonet, kita maju menentang ketidakadilan. Satukan hati dan pikiran: dengan tekad membara, kita maju mengabarkan pembebasan!
Lekaslah lekas satukan barisan. Lekaslah lekas kepalkan tangan.
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakya
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Kita sudah muak dengan basa-basi para penguasa, berpuluh tahun mereka telah membodohi kita.
Sementara para menir dan mullah leluasa terus-terusan menjajah kita, astaga!, pemerintah kita sudah cukup puas sekedar menjadi anjing penjaga. Cukup sudah jargon ekonomi dan agama mereka mainkan. Cukup sudah janji dan kebohongan mereka dengungkan. Mereka semua sama saja!, sama-sama menindas rakyat jelata, sama-sama menindas hak asasi kita.
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Lekaslah lekas satukan barisan. Lekaslah lekas kepalkan tangan. Janganlah takut dengan retorika: “Rakyat mana yang kalian bela?”
Acungkan tinjumu kepada mereka, katakan: “Apa mata kalian buta? Apa telinga kalian tuli? Apa hati nurani kalian telah lama mati? Lihatlah, berjuta rakyat telah jadi pengangguran di negeri ini, berjuta rakyat telah dimiskinkan di negerinya sendiri.
Dengarlah, jerit pilu bocah-bocah yang putus sekolah, juga kaum tani yang telah lama kehilangan tanah. Saksikan, betapa kebebasan beragama di negeri ini berakhir di ujung pentungan para preman berjubah. Wahai, kalian penjajah bangsa sendiri, pergi!, kalian bukan lagi pemimpin kami!”
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakyat. Ini telah menjadi tugas sejarah kita, wahai kaum muda, berlawanlah! Di depan mata, terang-terangan para pengkhianat itu telah melecehkan hukum negara.
Di depan mata, terang-terangan para perampok itu telah menjarah kekayaan negara. Di depan mata, terang-terangan para politisi busuk berkedok agama itu berniat mengganti dasar negara. Apakah kita masih akan diam saja? Ini telah menjadi tugas sejarah kita, wahai kaum muda, berlawanlah!
Satukan hati dan pikiran: tanpa peluru atau bayonet, kita maju menentang ketidakadilan. Satukan hati dan pikiran: dengan tekad membara, kita maju mengabarkan pembebasan!
Lekaslah lekas satukan barisan. Lekaslah lekas kepalkan tangan.
Kini saatnya kaum muda musti bergerak lagi, menjatuhkan rezim penindas rakyat, menumbangkan tirani pengkhianat rakya
Karya Nesta Gimbal
Numbay 28 Oktober 2013
0 komentar :
Posting Komentar