iLUSTRASI |
solusinya |
Oleh : Beny Gobai
A. KAREL GOBAY DAN PEPERA Pemerintah Hindia Belanda
menjadi saksi terhadap kemerdekaan Negara Bangsa Papua Barat pada Tanggal 1 Desember Tahun... 1961, saat itu KAREL GOBAY bekerja sebagai SEHRIJVER di kantor HPB pemerintahan onderafdeling danau-danau wisel Ibukotanya berkedudukan di Enarotrali tepat dibibir Danau Wisel Meren ( Danau Paniai ).
Tahun 1963 Negara Papua Barat Kembali ke Pangkuan Negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), pada masa pemerintahan transisi itu KAREL
GOBAY diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Setempat ( KPS ) merangkap
juga sebagai anggota DPRD-GR/ anggota NIEW GUNEA RAAD di Holandia (
Jayapura ) mewakili dari Wilayah Adat MEEPAGO.
Tahun 1965 KAREL
GOBAY salah satu putra Pribumi pedalaman Papua yang mampu dan
berkualitas dapat diangkat sebagai Wakil Residen Pegunungan Djayawidjaya
Bagian Barat yang ibukotanya berkedudukan di Enarotali. Tahun 1969
Sementara KAREL GOBAY melaksanakan Tugas pemerintahan, pembangunan, dan
pembinaan kemasyarakatan khusus Bupati dan Wakil Bupati putra pribumi
Papua dari 9 ( sembilan ) Kabupaten yaitu kabupaten Jayapura, Biak,
Jayawijaya,Yapen Waropen, Manokwari, Sorong, Fakfak, Merauke dan Paniai
di panggil ke Holandia ( Jayapura )untuk melaksanakan pertemuan yang
sifatnya khusus dan penuh rahasia oleh para tokoh pilitik dan
pemerintahan asal Pemerintah Hindia Belanda dalam pertemuan tersebut
mereka menyampaikan perkembangan kondisi politik di Papua Barat saat itu
bahwa :
Salah satunya tentang penentuan nasib Bangsa Papua
melalui PEPERA (satu orang satu suara) setelah 5 (lima) Tahun
dikeluarkannya New York Agreement tanggal 15 Agustus Tahun 1963 oleh
Pemerintah Belanda, Indonesia dan PBB (Amerika serikat ). Ternyata
setelah lima tahun kemudian yaitu Tahun 1968 agenda tersebut tidak
dilaksanakan. Tetapi saat itu yang berjalan adalah program Tritura (
Tiga Tuntutan Rakyat) dimana Presiden Soekarno memberi mandat Kepada
kolonel Soeharto untuk melaksanakan amanat tersebut yang isinya antara
lain :
1. Bubarkan Negara Boneka Buatan Belanda di Papua Barat;
2. Turunkan Harga-harga;
3. Mobilisasi Umum.
Selama lima tahun Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia
melaksanakan upaya-upaya yang sangat tidak terpuji dimana diseluruh
pelosok tanah Papua Barat saat itu terjadi Pembunuhan, Pemerkosaan,
intimidasi, aniaya dll yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (
TNI) intinya semuanya ini merupakan tujuan untuk mempertahankan Papua
Barat kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah mereka
mengikuti perkembangan dan kondisi politik saat itu menyeruhkan kepada
para Bupati dan Wakil Bupati asal Pribumi Papua kesemuanya ini terjadi
hanya karena ada muatan kepentingan ekonomi jangka panjang antara
Indonesia dan Amerika serikat diatas Tanah ini. Setelah itu mereka
berkata saudara-saudara adalah putra pribumi sebagai Bupati dan Wakil
Bupati harus melihat jauh kedepan tentang nasib Bangsa Malanesia dan
Negeri ini Saudara-saudara segera kembali ke Kabupaten masing-masing dan
segera melakukan Aksi perang perlawanan dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, karena PEPERA sudah gagal dilaksanakan dalam Tahun 1968 dan
melalui aksi perang diseluruh pelosok Tanah Papua di balik itu ada jalan
keluar bagi bangsa Papua Barat yaitu mendapat pengakuan kembali
Kedaulatan Negara Papua Barat yang dikumandangkan pada tanggal 1
Desember 1961 itu.
B. PERANG TAHUN 1969 DI ENAROTALI
Sebagai
tindak lanjut KAREL GOBAY seorang tokoh politik asal pedalaman Papua
saat itu dari satu sisi sebagai wakil Bupati pejabat negara (NKRI), dan
dari sisi lain KAREL GOBAY juga dijuluki sebagai Kepala Suku besar
dipedalaman Papua Dia sangat sulit dan berat mengambil keputusan antara
kedua pilihanapakah KAREL GOBAY amankan kebijakan Pemerintah Pusat untuk
dukung program Tritura ataukah melakukan aksi Perang melawan Negara
Kesatuan Republik Indonesia demi mengembalikan kedaulatan Bangsa Papua
yang merdeka pada Tanggal 1 Desember 1961, dari hati yang sangat dalam
KAREL GOBAY memutuskan untuk menentang Ideologi Pancasila . Hal itu
didukung pula dengan gagalnya pelaksanaan PEPERA Tahun 1968 dan juga
merupakan tindakan untuk menggagalkan pelaksanaan PEPERA jika dilakukan
dalam Tahun 1969 karena KAREL GOBAY seorang tokoh politik Ia memprediksi
bahwa pelaksanaan PEPERA pasti penuh dengan rekayasa dan manipulasi
belaka setelah mengikuti
perkembangan kondisi politik saat itu dan
mengetahui maksud dan tujuan yang besar dari kedua negara yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Amerika Serikat dimana mereka mau
merebut seluruh kekayaan dan menginjak-injak kedaulatan Bangsa Papua
pada Tanggal 1 Desember 1961.
Pada Tanggal 25 April 1969 KAREL
GOBAY di kampung Aikai Enarotali melihat tanda kemenangan dalam sebuah
acara adat dengan menggunakan anak panah alat perang tradisional memanah
seekor sapi dan lansung mati tempat binatang tersebut , disitu KAREL
GOBAY menarik suatu kesimpulan bahwa pasti Ia akan menang dalam perang
melawan Tentara Nasional Indonesia.
Tepat Tanggal 1 Mei 1969
pemimpin perang KAREL GOBAY langsung meninggalkan Jabatan sebagai Wakil
Bupati Kabupaten Paniai dan mengambil alih komando perang dengan membagi
peta perang dengan personil sebagai berikut :
1. Wilayah Mapia dibawah pimpinan Mapia Mote dengan titik/lokasi pertempuran di DEGEI DIMI;
2. Wilayah Kamu dibawah Pimpinan Garis Adii dengan titik/lokasi pertempuran di ODE DIMI;
3. Wilayah Tigi dibawah Pimpinan Senin Mote dengan titik/lokasi pertempuran IYA DIMI dan OKOMO TADI;
4. Wilayah Paniai Barat dibawah pimpinan Kores Pigai dengan titik/lokasi pertempuran di OGIYAI DIMI;
5. Wilayah Paniai dibawah pimpinan KAREL GOBAY titik/lokasi Pertempuran Enarotali,Dagouto dan Bunauwo;
Tanggal 2 Mei 1969 mengumumkan kepada seluruh masyarakat yang
berdomisili di Kabupaten Paniai segera mencari tempat persembunyian
karena Saya KAREL GOBAY melakukan perlawanan dengan TNI dari Negara
Indonesia, serta atas perintah Pemimpin perang KAREL GOBAY
anggota-anggotanya telah melakukan boikot semua fasilitas umum seperti
gedung-gedung perkantoran dan lapangan terbang Enarotali saat itu
pecalah perang antara TNI dan rakyat bangsa Papua yang berdomisi di
wilayah Paniai selama 3 (tiaga) bulan yaitu bulan Mei sampai dengan
bulan Juli 1969 dengan rincian korban jiwa disetiap wilayah pertempuran
sebagai berikut :
1. Wilayah Mapia korban sebanyak Jiwa;
2. Wilayah Kamu korban sebanyak jiwa;
3. Wilayah Tigi korban sebanyak jiwa;
4. Wilayah Paniai Barat korban sebanyak jiwa;
5. Wilayah Enagotadi, Dagouto, dan Pasir Putih korban sebanyak jiwa
6. Jumlah korban secara keseluruhan sebanyak jiwa
C. PERANG TAHUN 1969 DI ENAROTALI BERAKHIR / KAREL GOBAY MENYERAHKAN DIRI KETANGAN PEMERINTAH INDONESIA.
Perang Tahun 1969 di Enarotali berlangsung kurang lebih selama 3
(tiga) bulan lebih yaitu mulai Tanggal 2 Mei sampai dengan bulan Juli
Tahun 1969 dan dalam pertempuran di beberapa wilayah /titik pertempuran
berjalan sangat sengit dan sana sini terdapat banyak korban jiwa
berjatuhan baik pihak TNI dari NKRI maupun rakyat Bangsa Papua di Paniai
termasuk harta benda mereka tetapi KAREL GOBAY selaku pemimpin perang
tetap membara semangat juangnya. Dalam kondisi demikian tepat pada bulan
Juli 1969 KAREL GOBAY mendapat sebuah surat yang dikirim oleh pemimpin
agama saat itu dari Holandia ( Jayapura ) yaitu dari ketua CMA pdt.
KATTO berbangsa America Serikat setelah membaca surat tersebut isinya
meminta kepada KAREL GOBAY bertemu dengan Dia ki Kebo II. tanggal dan
hari yang dijanjikan pemimpin agama tersebut berangkat dari bandara
udara Sentani dengan menggunakan pesawat cessna milik MAF dan mendarat
di bandar udara Kebo II dan KAREL GOBAY
dan pdt KATTO melakukan
pertemuan singkat dan dalam pertemuan tidak lain pemimpin agama tersebut
memaksa KAREL GOBAY “ Segera hentikan perang dan menyerahkan diri
kepada pemerintah “ dengan beberapa pertimbangan yang disampaikan oleh
pemimpin agama diantaranya :
1. Tuntutan Pengakuan Kedaulatan
Bangsa Papua Barat merupakan masalah seluruh Bangsa Papua Barat mengapa
Rakyat Paniai di bawah pimpinan KAREL GOBAY saja yang melakukan
perlawanan melaui perang kepada NKRI;
KAREL GOBAY saat itu menjawab
kami seluruh Bangsa Papua sebenarnya secara serempak melakukan
perlawanan kepada NKRI tetapi saudara-saudara kita di 8 (delapan)
kabupaten yang lain sementara kami tahu mereka ada dalam tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh TNI NKRI sehingga mereka tidak bisa buat
apa-apa.
2. Banyak Masyarakat tidak berdosa korban didalam perang
yang Saudara KAREL GOBAY pimpin, maka KAREL GOBAY siap tanggung jawab
jiwa mereka dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa diakhirat nanti;
KAREL GOBAY pernah menjawab Tuhan tidak akan adili saya karena tindakan saya ini membela kebenaran.
3. Sebagai tanda suatu keputusan pemimpin agama yaitu ketua CMA saat
itu meletakkan sebuah Alkitab dan selembar Bendera Bintang Kejora diatas
meja pertemuan sekaligus mengajukan pertanyaan apakah KAREL GOBAY mau
pegang Alkitab atau Bendera bintang Kejora .
KAREL GOBAY mengambil
kedua benda tersebut dan menggenggam Alkitab ditangan kanan dan Bendera
Bangsa Papua ditangan kiri dan secara tegas KAREL GOBAY menjawab Saya
pegang kedua – duanya. Lalu pemimpin agama kembali memohon kepada
KAREL GOBAY saat ini Saudara pegang Alkitab sedangkan untuk Bendera
Bangsa Papua ini Saya Kibarkan sementara di tempat ini dan dikemudian
hari akan dilanjutkan oleh anak cucu Saudara KAREL GOBAY. Kembali KAREL
GOBAY menyeruhkan bahwa Saya menerima permintaan ini atas inisiatif saya
sendiri, bukan sebagai suatu kesepakatan bersama antara saya dan rakyat
Paniai yang saya pimpin, karena perjuangan ini masih panjang seperti
yang dikatakan oleh Tuan Pdt. KATTO.
Hari itu juga Pemimpin Agama
membawa KAREL GOBAY dengan mengenakan busana topi pepimpin perang adat,
dan didampingi dua orang yang lain yaitu MANIS YOGI dan KUYAI BEDO ADII
berangkat dari Kebo II dengan menggunakan pesawat terbang cessna milik
MAF tujuan Holandia (Jayapura) untuk mempertanggung jawabkan kehadapan
Pemerintah Indonesia melalui Panglima wilayah Maluku dan Irian Barat.
setibanya di bandar udara Sentani KAREL GOBAY melalui pengawalan yang
ketat di jemput oleh TNI, di cela – cela penjemputan KAREL GOBAY
bertemu dengan salah seorang tokoh politik pemerintahan pemerintah
Hindia Belanda saat itu Ia berkata “ Tuan GOBAY kamu sudah menang “
Cuma tidak didukung oleh saudara-saudara dari 8 (delapan ) Kabupaten
yang lain sekarang KAREL GOBAY mau tidak mau suka tidak suka harus
ungkapkan pernyataan ini yaitu Kamu Makan Saya Punya TAI “mulai dari
Sentani sampai di Dok V Istana Kenegaraan sepanjang perjalanan, dan hal
itu dilakukan oleh KAREL GOBAY menurutnya ungkapan yang diucapkan
mengandung makna yang besar.
Setelah sampai di hadapan Pemerintah
yaitu Panglima Wilayah Maluku dan Irian Barat KAREL GOBAY mempertanggung
jawabkan apa saja dilakukannya dan menurutnya Saya Pejabat Negara NKRI
melawan Ideolgi Pancasila tidak lain hanya Saya mempertahankan Ideologi
Bangsa Papua Barat. Keputusan Pemerintah Indonesia saat itu KAREL GOBAY
kembali bekerja sebagai Wakil Bupati Kabupaten Paniai seperti biasanya.
D. PELAKSANAAN PEPERA TAHUN 1969 DI KABUPATEN PANIAI
Pelaksanaan PEPERA yang seharusnya sesuai amanat New York Agreement
Tanggal 15 Desember 1963 dilakukan dalam Tahun 1968 dalam bulan Agustus
juga ternyata terjadi penundahan waktu karena diseluruh pelosak Tanah
Papua Barat saat itu terjadi berbagai upaya yang dilakukan oleh TNI
yaitu pembunuhan, pemerkosaan,
penganiayaan, intimidasi, dan
lain-lain merupakan tindak lanjut dari isi amanat TRITURA tiga Tuntutan
Rakyat semuanya itu dilakukan hanya untuk mempertahankan dan merebut
kedaulatan Bangsa Papua kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal
itu Menurut KAREL GOBAY sangat terlihat dalam pelaksanaan PEPERA di
Kabupaten Paniai Tahun 1969 seperti yang saya prediksikan satu orang
satu suara tidak pernah terjadi, tetapi sistim perwakilan yaitu hanya
dipilih 150 (seratus lima puluh) orang cara rekrut peserta juga sangat
membabi buta, lalu Demokrasi tidak terlihat saat mereka menyatakan hak
mereka malah yang terjadi dikarangtina, didikte, dibujuk
dengan
harta benda, tidak membuka satu ruang untuk menentukan keinginan dan
kemauan mereka Apa yang dikatakan forum saat itu “ Kami mau indonesia
Meredeka Apera†secara dekat saya sebagai Wakil Bupati KAREL GOBAY
melihat dengan mata kepala sendiri saya juga sayangkan waktu itu
perwakilan dari PBB mengapa hadir sebagai wasit sudah lihat kesalahan
tetapi tidak berani menyatakan itu salah. Dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan PEPERA 1969 di Kabupaten Paniai dinilai catat hukum.
E.
KONDISI PASCA PEPERA TAHUN 1969 Setelah dilaksanakan PEPERA tahun 1969
di Kabupaten Paniai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terjadi
berbagai dinamika politik sebagai dampak dari wilayah yang pernah
menentang Ideologi Pancasila yang sifatnya negatif sebagai berikut :
1. MASYARAKAT KABUPATEN PANIAI TAHUN 1970-2000
Setelah Perang dan Pepera Tahun 1969 dilaksanakan dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat Kabupaten Paniai terjadi berbagai permasalahan
seperti :
a. Masalah Kesehatan seperti menyebarnya sakit ayan karena Cacing pita baik manusia maupun Ternak Babi;
b. Mencanangkan Daerah Operasi Militer (DOM) teror dan intimidasi meraja lelah sampai ke daerah terpencil;
c. Pelanggaran HAM besar-besaran dilakukan Pembunuhan, pemerkosaan;
d. Dicap orang paniai manusia biadab, pemakan manusia, pencuri, bodoh, telanjang, dan lain-lain;
e. Susah mendapat kesempatan untuk belajar;
f. Susah untuk mendapat lapangan pekerjaan yang layak; g. Atas semuanya
itu masyarakat papua yang korban khusus seputar paniai 231 orang yg
menjadi tentara indonesia h. Dan lain-lain.
2. KARIER KAREL
GOBAY Karier KAREL GOBAY yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati
Kabupaten Paniai setelah Pasca PEPERA dilaksanakan sebagai berikut : a.
Tahun 1969 KAREL GOBAY dipilih dan diangkat menjadi Bupati Kabupaten
Paniai Perode 1969 -1974 ( sebagai jabatan gula-gula politik Indonesia )
dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan
kemasyarakatan di juluki sebagai aparatur putra pribumi yang dikagumi
karena masa kepemimpinannya bembuka Isolasi dan menata Ibukota Kabupaten
Paniai yang baru setelah dipindahkan dari Enarotali ke Nabire Mempunyai
sejumlah jasa KAREL GOBAY kepada Negara kesatuan Republik Indonesia.
b. Tahun 1972 KAREL GOBAY membawa isterinya ke Jakarta untuk
melakukan pemeriksaan Kesehatan karena sakit Bupati GOBAY berangkat pun
atas ijin Gubernur Propinsi Irian Barat Drs. AGUB ZAINAL.
Sementara KAREL GOBAY berada di ibukota Negara ( Jakarta ) KAREL GOBAY
diberhetikan dari Jabatan Bupati melalui surat kaleng yang dikeluarkan
oleh Presiden Republik Indonesia Jenderal SOEHARTO.
c. KAREL GOBAY
sementara mencari dasar kuhum pemberhentian dari Jabatan dengan tidak
hormat KAREL GOBAY diseret ke Penjara Pangkalan Angkatan Laut Biak di
Samofa selama 22 bulan.
d. Setelah dikeluarkan dari penjara dan
kembali ke Nabire untuk fonis di pengadilan Negeri Nabire sebagai
wilayah hukum dari terdakwa tidak dilakukan malah didiamkan selanjutnya
semua hak-hak sebagai Pegawai Negeri Sipil diberhentikan secara total.
e. Tahun 1992/1993 dimasa tua KAREL GOBAY kembali mengajukan
permohonan Hak Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Sebagai mantan Pejabat
Negara Ke Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia ( Tromol Pos 2000)
saat itu Presiden SOEHARTO dan Wakil Presiden TRI SUTRISNO mengembalikan
Berkas Persyaratannya dengan Catatan kedua Orang Nomor satu dan dua di
Republik ini bahwa :
KAREL GOBAY TOKOH PEJUANG PAPUA MERDEKA YANG
PERNAH MENETANG IDEOLOGI PANCASILA DAN UNDAND-UNDANG DASAR 1945 DALAM
AGENDA NEGARA REPUBLIK INDONESIA NAMA KAREL GOBAY ADA DALAM DAFTAR HITAM
SEHINGGA PERMOHONAN HAK PENSIUNAN SEBAGAI PEJABAT NEGARA DITOLAK
f. Tanggal 1 Agustus 1995 KAREL GOBAY menghembuskan nafas terakhir pun ada indikasi pelanggaran HAM.
g. KAREL GOBAY SALAH SATU TOKOH
PEDALAMAN PAPUA YANG MEMPERJUANGKAN RAKYATNYA UNTUK KELUAR DARI
PERBUDAKAN DENGAN MENGORBANKAN SELURUH DAYA YANG DIMILIKI DENGAN REMPUH
NAMUN ILUSIF.
3. OPM DAN PEMIMPINNYA DI PANIAI Dalam rangka
mempertahankan ideologi Bangsa Papua Barat OPM didirikan di Paniai pada
tanggal . Sejak OPM dibentuk di Paniai terdapat beberapa tokoh
Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk melanjutkan perjuangan untuk
memperebutkan kembali kedaulatan Bangsa Papua Tanggal 1 Desember 1961
setelah KAREL GOBAY diantaranya adalah :
PIMPINAN OPM/TPN DIVISI 2 MAKODAM 4 KAB PANIAI
1. PIMPINAN OPM DIVISI 2 MAKODAM 4 KAB PANIAI Y JACKSON MABIPA GOBAY Mulai Pimpin 2009
2. JENDERAL DEREK AMOYE GOBAY GOBAY TPM Divisi 2 makodam 4 kab paniai Tahun 2009 selanjutnya
3. LETKOL, ROBI KAKOWA GOBAY MULAI TPM Divisi 2 makodam 4 kab paniai Tahun 2009 selanjutnya
About suarakolaitaga
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar :
Posting Komentar