Ketua KNPB Timika, Steven Itlay, saat menyampaikan
orasi politik dalam acara
Konser Budaya Bangsa Papua
dan Doa Nuansa Papua di Lapangan Jayanti, Sempan
(Jubi/Eveerth)
|
Timika, 15/8 (Jubi) — Demikian teriakan dan yel – yel yang
disampaikan ribuan rakyat Papua dalam acara Konser Budaya Bangsa Papua
dan Doa Nuansa Papua di Lapangan Jayanti Kota Timika, Kamis.
Teriakan ini terlihat benar – benar dari hati, karena beberapa penari
sempat mengeluarkan air mata antara kebahagian dan duka atas situasi
Papua yang hingga kini masih saja dilanda berbagai persoalan.
Maria, salah satu penari menuturkan, dirinya ikut terlibat sebagai
ungkapan mendukung atas perjuangan yang masih berlansung hingga kini.
“Mari kita rakyat Papua bersatu dan melepaskan diri dari penjajahan
dan penindasan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia, karena
hingga kini belum terselesaikan berbagai persoalan kemanusian dan
persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia,” kata Maria, kepada tabloidjubi.com, di Lapangan Jayanti Sempan, Kamis.
Perempuan asli Mimika yang sudah berkeluarga ini mengakui, selama ini
pembangunan tidak menyentuh rakyat Papua, padahal dana Otonomi Khusus
(Otsus) sangat besar hingga triliunan rupiah dikucuran ke Papua, namun
realitanya rakyat Papua tetap menderita diatas kekayaan alamnya.
“Saya kira penentuan nasib sendiri menjadi sebuah bangsa adalah
solusi untuk membawa rakyat Papua menjadi sebuah negara yang berdaulat,
sebab kami rakyat kecil saja tidak merasakan apa makna kemerdekaan
bangsa Indonesia, karena sepertinya masih terjajah di dalam negara
sendiri,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah
Timika, Steven Itlay menuturkan, selama 51 tahun rakyat belum merasakan
apa – apa dari Pemerintah, sehingga pentingnya penentuan nasib sendiri
sebagai suatu bangsa.
“Papua mau merdeka dan rakyat ingin merdeka,” tutur Steven Itlay,
dalam orasinya, yang disambut teriakan Merdeka dari warga Papua yang
memadati panggung tersebut.
Sebelumnya, KNPB bersama PRD Kabupaten Mimika dalam kegiatan Konser
Seni budaya Papua ini menghimbau Kepada seluruh komponen Rakyat
malanesia di Mimika hadir di lapangan terbuka dengan berpakaian adat
masing-masing Suku di Papua.
“Maka kami Komite Nasional Papua Barat KNPB Wilayah Mimika sebagai
Panitia Pelaksanan Konser Seni Budaya Papua menyampaikan kepada Seluruh
Rakyat malanesia di Mimika sebagai Umat Tuhan yang akan hadir dalam
kegiatan Konser Seni budaya Papua ini kami melarang untuk membawa
alat-alat tajam yang sifatnya merugikan diri sendri dan orang lain dalam
kegiatan Konser Seni Budaya Papua,” kata Steven Itlay.
Ditambahkan, juga KNPB sebagai Panitia Menghimbau kepada seluruh
Komponen Rakyat Malanesia hanya membawa Alkitab,Gitar,Pujia-pujian dalam
berbahasa daearah,Tarian,Frakmen,Puisi dan lain-lain dalam acara Konser
Seni budaya papua di Wilayah Timika.
Dalam kegiatan ini Parlemen Nasional West Papua (PNWP) atau (Dewan
Nieuw Guinea Raad), Parlemen Rakyat Daerah (PRD) dan Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) menghimbau kepada rakyat malanesia di Papua untuk
tidak terprovokasi dengan isu – isu yang tidak bertanggung jawab di
bangun dalam perjuangan rakyat bangsa Papua.
“Dan juga dalam internal orang Papua oleh oknum orang Papua yang di
pasang oleh Lawan untuk menghancurkan generasi Orang Papua dan
menghancurkan perjuangan orang Papua untuk Penentuan Nasib Sendiri,”
pesan Steven Itlay.
Pihaknya menghimbau, kepada rakyat bangsa papua tetap tenang sambil
berdoa dan bekerja mengikuti irama politik bangsa Papua yang sedang
berkembang di Internasional,Nasional dan regional di Papua dengan baik.
“Mari kita bekerja seperti biasa dan mendoakan semua proses perjuangan
yang sedang berjalan, baik secara di Internasional,Nasional dan regional
di Papua,” ajaknya.
Kegiatan ini, sekaligus mendukung Pemerintah Nederland dan Diplomat
OPM di Internasional dalam bentuk seni budaya dan Doa Nuansa Papua atas
Pembukaan Kantor Organisasi Papua Merdeka OPM dan Kantor Free West Papua
Campaign FWPC di Kerajaan Nederland Belanda NL pada tgl 15 Agustus 2013
waktu Belanda. Acara secara resmi dilakukan di gedung Haagse Toren
Rijswijkseplein 786 akan dimulai pukul 02.00 sampai 04.00 siang waktu
Belanda NL. (Jubi/Eveerth)
Sumber : http://tabloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment