News
Loading...

ORANG PAPUA BUKAN ORANG MISKIN TETAPI DIMISKINKAN OLEH NKRI

KONDISI RAKYAT PAPUA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI. Rakyat Hidup Miskin diatas
Tanah kekayaan alam yang Melimpah ruah
Oleh : Krismas Bagau
Papua adalah salah satu wilayah yang paling terkaya dengan sumber daya alam. Alam sudah menyediakan kelimpahan yang tak terhitungkan. Manusia-manusia kapitalis yang bekerja sama dengan pemerintah republic Indonesia membuat aku tereksproitasi bersama alamku. Aku terancam puna melihat kaptialisme bertindak sesuai semaunya. Dalam situasi seperti itu yang ku bayangkan dimanakah keadilan sebenarnya utnukku negeri ini. kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendaki oleh si miskin, melaingkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya (marzuki,1997). Kekuatan militerialisme diperlakukan di tanah papua. Tuan tanah, tuan negerinya di injak seperti tidak ada nilai lagi. Manusia memperlakukan manusia dimiskinkan di tanah airnya demi kepentingan para pejabat terutama elit politik demi kepuasan istri dan anaknya yang tidak mau peduli dengan orang yang sangat marjinal.

Sumber daya alam di eksproitasi demi demi kepentingan pemerintah republic. Tanpa memperhatikan nasib dan kepentingan masyarakat setempat. Menurut Todaro (1997;2003 mengemukakan tiga nilai pembangunan yang harus diniali yaitu: yang pertama Menunjang kelangsungan hidup manusia, yakni kemampuan manusia untuk memnuhi kebutuhan dasar untuk menjamin kelangsungan hidup. Yang ke dua Harga diri, yakni kemampuan untuk menjadi seorang manusia, pribadi utuh yang diharga sesame, bukan manusia yang mengeksproitasi oleh manusia lain atau sistem dan tatanan social budaya, ekonomi, politik dan teknologi yang diterapkan dan yang ketiga Kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan, Yakni kemampuan manusia menentukan pilihan sendiri (self determination).

Hal di atas ini tidak dilakukan tetapi penganiayan terus dilakukan, pembunuhan terus dilakukan, penganiayan terus dilakuak, pemerkosan terus dilakukan, pembantaian dan diskriminasi terus dialami. Pada hal dalam agenda Milinium development goals 8 tujuan harus dicapai seluruh dunia pada tahun 2015, yaitu menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainya, menjamin kelangsungan lingkungan dan membangun kerjasama global untuk pembangunan di Negara berkembang. Sumber Harian Suara Pembaruhan, 18/04 2007.

Beberapa isu strategis bisa diturunkan dari isyarat kedua di atas yang membentuk konteks domestic implementasi otonomi daerah di Indonesia yaitu: Kesejatrahan penduduk, Pemberdayaan, Peranserta, Daya saing daerah, Demokrasi, Pemerataan dan keadilan.

Tanpa undang-undang otonomi Khusus no 21 tahun 2001 bagi propinsi Papua dan Papua Barat tidak perlu diberikan karena orang Papua bisa hidup dengan Sumber Daya Alam yang halganya lebih mahal yang bisa mengahasilkan triliun dolar AS, bisa dapat menjamin. Tetapi otonomi sudah diberikan di tanpa lagii UP4B namun itu juga belum tersentuh untuk semua karangan masyarakat. Walaupun UP4B mulai ada reaksi mengkaderkan generasi Papua tetapi itu tidak seberapa dari sumber daya alam yang di ambil pemerintah indonenesia yang bekerja sama dengan pemerintah asing yang menanamkan kapitalisme di Papua.

Di atas kekayaannya orang Papua masih ada kemiskinan walaupun pemikiran pemusatan perhatian di tanah Papua sudah, sedang dan terus melakukan berbagai upaya yang membangun dan mengimplementasikan berbagai cara dalam Bingkai NKRI tetapi terus mengalami kegagalan. Pola pemikiran rasional dan berdimensi pada pemikiran Radikalisme, menurut rakhmat, mengabaikan budaya kemiskinan. Ia justru menohok langsung struktur ekonomi, politik, dan formasi social budaya sebagai penyebab utama kemiskinan (blaming the system). Dimiskinkan (impoverished) atau pemiskinan (impoverishment), bukan kemiskinan (poverty). Dalam buku implementasi otonomi daerah menjelaskannya

Kesejatrahan tidak bisa hanya sampai pada pengaturan manajemen birokrasi tetapi aplikasi yang konsisten dan tetapat pada sasaran yang amat dibutuhkan. Kemiskinan di atas kekayaannya sebenarnya terjadi karena ketidak mampuan untuk memberi kebutuhan-kebutuhan pokok yang bersifat material dan non material. Banyak pengamat pasti mengatakan denganotonomi khusus dan UP4B sudah mengurangi sedikit kemiskinan tetapi ketika melihat realitas orang papua yang tersebar di tanah airnya sendiri mengalami kemunduran. kemunduran terjadi karena pendapatan keluarga tidak dapat ditingkatkan, keluarga yang miskin tidak diperhatikan serius, pendapatannya rata-rata diatas garis kemiskinan, kesehatan masih belum tersentuh buktinya HIV/AIDS masih menyebar dan mengerut nyawa manusia orang Papua.kesehatan dan status gizinya tidak membaik dan tidak menjamin. Gizi keluarga tidak dapat menjamin.

Kemiskinan kini berlum terselesaikan karena isme tentan kemiskinan masih relevasi dan masih isu hangat yang harus diperjuangkan demi kesejatrahan bagi masyarakat pribumi di atas kekayaannya sendiri. Supaya di atas kekayaannya sendiri orang Papua hidup aman, dami dan tenang dalam bingkai NKRI.

Repot sampai kalau sudah tidak bisa urus negeri Papua biarkan orang papua urus dirinya sendiri to barang pikir sampai kepala sakit untuk melepaskan Papua dari Bingkai NKRI. Pemerintah Indonesia masih mmbertahankan Papua bukan karena mencintai orang Papua tetapi ko pemerintah Indonesia mencintai alam Papua to mengaku saja.
 
Penulis adalah Krismas Bagau yang sedang mengenyam pendidikan di salah satu kampus sospol Yogyakarta
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar