Aktivis Australia dan aktivis Papua yang akan
melakukan perjalanan misi Freedom Flotilla
(http://freedomflotillawestpapua.org)
|
Jayapura, 17/8 – Perjalanan sejumlah aktivis Papua dan
Australia menggunakan kapal layar yang disebut Freedom Flotilla,
mendapatkan respon keras dari otoritas keamanan Papua. Kapal itu,
kemungkinan akan dicegat dan ditahan pihak imigrasi Indonesia.
Dilansir oleh ABC News, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua,
Brigjend Pol. Paulus Waterpauw (16/08) mengatakan kedatangan perahu yang
tidak sah akan dicegat oleh angkatan laut dan mungkin ditahan oleh
pihak imigrasi. Waterpauw menegaskan siapa pun dalam kelompok yang
memiliki catatan kriminal, atau dalam daftar buronan negara itu, akan
menghadapi penangkapan.
Freedom Flotila sendiri, direncanakan berlayar dari Marlin Marina,
Cairns, Australia pada hari ini, Sabtu tanggal 16 Agustus jam 9 pagi
menuju Papua. Sekitar tigapuluh aktivis akan berlayar menggunakan tiga
kapal. Aktivis asal Papua yang ikut berlayar sebagian besar merupakan
warga Papua yang mendapatkan suaka dari pemerintah Australia.
Pada bulan Juli lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty
Natalegawa, kepada Jubi mengatakan Indonesia tidak akan menerima para
pencari suaka yang dikirimkan oleh Pemerintah Australia ke Nauru atau
Papua New Guinea jika melewati perairan Indonesia. Hal ini ditegaskan
Natalegawa menyusul perubahan kebijakan Australia terhadap para pencari
suaka yang berlayar menggunakan kapal, seperti yang pernah dilakukan
oleh beberapa warga Papua pada tahun 2006 lalu.
“Kebijakan ini merupakan kebijakan sepihak yang tidak akan kita dukung. Itulah mengapa sebelumnya saya katakan mari kita mendengar kebijakan tersebut secara menyeluruh,” kata Natalegawa.
Terhadap perjalanan Freedom Flotilla, Natalegawa telah menolak dengan
tegas perjalanan kapal layar itu memasuki wilayah Indonesia. Natelegawa
mengatakan Indonesia telah melakukan kontak dengan pemerintah Australia
namun Indonesia belum meminta Australia mencegah kapal-kapal tersebut
meninggalkan perairan Australia menuju Papua. (Jubi/Victor Mambor)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment