Kawasan Grassberg, Freeport, Papua, Indonesia |
Ketua serikat pekerja PT. Freeport Indonesia Sudiro bahkan mengatakan jika manajemen dan pimpinan PT Freeport masih semena-mena dalam melakukan para pekerjanya, maka rencana aksi mogok kerja tersebut akan benar-benar dijalankan mulai tanggal 6 November hingga 6 Desember 2014.
Selain pimpinan dan manajemen yang bertindak semena-mena, serikat pekerja juga mengganggap jika manajemen dan pimpinan PT. Freeport telah gagal menjalin hubungan baik dengan pihak maupun instansi lain yang berada di lingkungan kerja Freeport di Papua.
“Manajemen dan pimpinan Freeport semakin semena-mena dalam memperlakukan pekerja. Mereka juga gagal dalam menjalin hubungan baik dengan pihak maupun instansi lain yang berada di lingkungan kerja perusahaan di Papua,” ungkap Ketua Serikat Pekerja Freeport, Sudiro.
Bersamaan dengan ancaman yang dilakukan oleh para pekerja dan beberapa aliansi subkontraktor tersebut, mereka meminta agar induk perusahaan yang bertempat di Amerika Serikat tersebut segera mengganti manajemen di perusahaan Freeport Indonesia. Sudiro juga mengatakan jika pihak pekerja telah melakukan musyawarah terkait sistem mutasi dan rotasi tugas yang dilakukan manajemen saat ini, namun hingga saat ini masih belum ada penyelesaian dan tindak lanjut dari pihak manajemen.
Terkait ancaman mogok dari para pekerjanya tersebut, manajemen PT Freeport Indonesia sendiri masih enggan menanggapi. Jika ancaman mogok pekerja benar dilakukan, maka kemungkinan besar pendapatan negara dari royalti dan setoran pajak PT Freeport Indonesia dapat dipastikan akan merosot dan cukup berdampak kepada perekonomian Indonesia.
Su,ber : www.okejoss.com
Blogger Comment
Facebook Comment