Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Siahaan saat menghadiri pengobatan masal di Skow Mabo, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Rabu (29/10) – Jubi/Indrayadi TH |
Dari data yang dihimpun Jubi, selain dua oknum anggota TNI dan mantan anggota TNI yang terlibat dalam transaksi perdagangan amunisi ilegal. Beredar kabar bertambah seorang perwira aktif di Kodam XVII Cenderawasih juga terjerumus dalam transaksi amunisi tersebut.
“Tidak ada alasan bagi saya, kan saya sudah mengatakan, visi saya ke dalam terutama pembinaan disiplin, sistem metode Amputasi. Lebih baik saya pecat dia, daripada merusak institusi organik dan umumnya TNI, tidak pakai dia. Mau perwira, bintara atau tantama, saya akan hukum tegas, pecat,” tegas Fransen usai menghadiri pengobatan masal di Skow Mabo, Distrik Muaratami, Rabu (29/10).
Menurutnya, ia telah perintahkan ke Danrem 172/Praja Wira Yakthi agar personil yang terlibat segera dihukum, begitupun juga bagi personil yang sudah pensiun tetap akan diproses. “Walaupun dia melakukan semasa dia masih aktif, dia saya proses melalui hukum. Kalau sudah pensiun diproses melalui polisi,” katanya.
Sebelumnya, pentolan kelompok bersenjata Rambo Wenda ditangkap bersama lima orang lainnya, juga salah satunya oknum polisi. Mereka ditangkap Tim Khusus Polda Papua di Wamena, Jayawijaya, Minggu (26/10) sekitar pukul 13:00 WIT. Dari penangkapan itu, terungkap tiga oknum anggota Komando Distrik Militer 1702/Wamena diduga terlibat dalam penjualan amunisi tersebut.
“Itu kami masih selidiki semua. Dia bukan pemasok senjata, tapi dia terindetifikasi sekarang yang bersangkutan memasok amunisi. Dari amunisi yang kami sita, 29 aminusi AK caliber 7,52 milimeter, amunisi revolver sebanyak 19 butir dan amunisi SS1 231 butir. Ini yang sedang kami kembangkan. Amunisi itu darimana kami masih jajaki,” kata Kapolda Papua, Inspektur Jenderal (Pol) Yotje Mende, Selasa (28/10). (Indrayadi TH)
Sumber : www./tabloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment