Alm. Auleman Pekei. Foto: Bonauwa |
Tapi
jiwa musik tidak mati begitu saja sebab ia tetap tinggal di sudut-sudut
pendengaran manusia... (Kahlil
Gibran)
Jayapura, -- Salah
satu musisi Papua asal suku Mee yang cukup dikenal para pecinta musik Papua, Auleman
Pekei, telah menghembuskan nafasnya terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Paniai, Papua, Minggu (01/12/2013) pukul 06.00 pagi.
Rekan-rekannya
mengaku sangat kehilangan sosok yang menjadi panutan bagi banyak orang ini.
Salah satunya diungkapkan Herman You. Dirinya mengaku sangat kehilangan
seniman Papua, sebab menurutnya tak ada anak Papua yang sama
selincah dengan Auleman Pekei.
"Aul
(sapaan akrab Almarhum Auleman Pekey) itu firasatnya tajam, pintar berbicara,
pintar ciptakan lagu dalam sedikit waktu, manata musik, dan memainkan melodinya
yang unik. Skill dalam mengatur irama juga sangat luar biasa," tutur
Herman You sambil menceritakan kisah mereka.
Kata
dia, banyak seniman Papua mengaku bisa bermain musik, namun tak selincah Auleman.
"Walaupun orang mencopy aliran musik rancangannya, tapi ciri khas musik
asli dan petikan jari-jari Auleman itu orang tak akan temukan. Memang itu bakat
alamiah," tutur Herman mengenang.
Lebih
lanjut kata You, ciri khas dan bobot lagu yang diciptakannya hampir setara
dengan para musisi pendahulunya, seperti Arnold Ap dan Sam Kapissa. Kelebihan
lain yang dimilikinya termasuk ciri khas vokal Auleman yang merdu dan enak untuk didengar.
Sementara
itu rekan seperjuangan lain, Edmar Ukago mengungkapkan merasa menjadi anak tiri
atas kepergian pria kelahiran Baliem ini.
"Kami
rekan yang ditinggalkan merasa menjadi tiri, kami sangat berduka," kata
Edmar singkat.
Pencipta
lagu Halleluyah Wae itu menambahkan, Auleman sukses dalam karir seni di bidang
musik. Ia juga pernah ikut Show Baliem Selection Band di Manado pada
tahun 1997 dan meraih juara umum pada ajang itu.
Edmar
berkisah, hasil perjuangan bersama Auleman pernah menjadi terlaris dan
terpopuler di Papua. Album yang pernah laris manis tersebut diantaranya,
Deiyai
Tobe Group edisi perdana rekam di Wamena tahun 1995, rekaman album
Mutaetuwai volume 1-2 di Wamena tahun 1998/1999 serta album perdana
Taruatune di Nabire
tahun 2004.
Diketahui,
album terakhir yang pernah direkam dan beredar dalam bentuk kepingan VCD adalah
group Paniai tahun 2012 lalu.
Auleman
dikabarkan akan dimakamkan hari Senin (2/12/2013).
"Dia
(Auleman Pekei) sakitnya demam sekitar satu bulan di Aikai, Enarotali. Hari Jumat yang
lalu kami bawa dia ke RSUD untuk mendapatkan pengobatan, tapi di sini hanya 2
hari saja dan tak tertolong, jadi kami ada siap mau bawa jenazahnya ke rumah duka
di Aikai. Rencana pemakaman pasti besok hari Senin," tutur Natan Pigai
dari Enarotali melalui telepon selulernya.
Selain
sebagai seniman, almarhum juga setiap hari menjalani tugasnya sebagai pegawai
negeri pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya kabupaten Paniai.
Sekedar diketahui, Auleman D. Pekey meninggalkan dua
orang anaknya yakni Aulsaide Herman Pekey (18) dan Melany Pekey (16). (MS/Abeth Amoye You)
Sumber : www.majalahselangkah.com
0 komentar :
Posting Komentar