Massa Aksi AMP Dihadang Oleh Massa Bayaran Saat Aksi di Solo (rk) |
Surakarta (19/12/2013)
– Ratusan massa Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Papua [AMP] menggelar aksi demonstrasi sepanjang jalan Slamet Riadi
hingga dan diakhiri sekitar 100 meter dari patung Slamet Riadi, kota
Surakarta. Aksi Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] kali ini dilakukan sebagai
bentuk penyikapan dan mengutuk dikumandangkannya Tiga Komando Rakyat (
TRIKORA ) yang dikumandangkanoleh Ir. Soekarno 52 tahun silam tepatnya
pada tanggal 19 Desember 1961 di Alun – Alun Utara Kota Yogyakarta, yang
dimana dengan dikumandangkannya TRIKORA inilah yang menjadi awal
Penjajahan dan Pencaplokan yang dilakukan oleh Indonesia atas Bangsa
Papua.
Aksi
yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini, awalnya berjalan aman dan
lancar – lancar saja, namun ketika long mars massa aksi Aliansi
Mahasiswa Papua [AMP] mendekati titik akhir aksi ( Patung Slamet Riadi )
massa aksi dikagetkan dengan adanya aksi tanding (aksi bayaran ) yang
dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatas namakan GEMPAR yang
dikordinir oleh Barisan Merah Putih [BMP], yang dimana massa aksinya
diselubungi oleh beberapa Intel dari Kepolisian dan TNI.
Melihat
situasi ini, AMP mengirimkan beberapa negosiator untuk melakukan
negosiasi dengan koordinator aksi GEMPAR untuk melakukan negosiasi,
namun upaya negosiasi yang dilakukan oleh AMP dengan Koordinator GEMPAR
tidak menuai kesepakatan, pada saat negosiasi, koordinator GEMPAR
menyatakan bahwa “ Bubarkan massa kalian dan jangan melakukan aksi
disini, seegerah lepas semua atribut Bintang Kejora yang massa aksi
kalian kenakan, kami tetap akan melarang kalian untuk melakukan aksi –
aksi untuk memisahkan diri dari NKRI“ tegasnya, karena tidak adanya
kesepakatan yang dicapai dari hasil negosiasi yang dilakukan, akhirnya
negosiator yang diutus oleh AMP menyatakan bahwa “ Kami akan tetap
melakukan aksi dan akan tetap menyampaikan akspirasi kami disini “
tegasnya.
Dengan
tidak adanya kesepakatan yang dicapai dari upaya negosiasi yang
dilakukan, massa aksi AMP akhirnya memutuskan untuk tetap melakukan
orasi – orasi Politik dan pembacaan Pernyataan Sikap sekitar kurang
lebih 100 meter dari titik aksi yang telah direncanakan sebelumnya,
sebab adanya pemalangan dan upaya – upaya provokasi yang dilakukan oleh
kelompok massa bayaran yang sudah melakukan pemalangan sebelum massa AMP
tiba.
Massa
GEMPAR ini sempat berupaya maju kearah massa AMP untuk berupaya
melakukan provokasi dan bentrokan, namun upaya mereka dihalangi aparat
Kepolisian Surakarta yang telah bersiaga dilokasi aksi. Melihat situasi
ini dan untuk menghindari terjadinya bentrokan, Aliansi Mahasiswa Papua
memutuskan untuk mempercepat pembacaan pernyataan sikap dan menyudahi
aksinya.
Dalam
pembacaan pernyataan sikap, Aliansi Mahasiswa Papua [ AMP ] dengan
tegas mengutuk Tiga Komando Rakyat ( TRIKORA ) dan menyatakan sikap :
- 1. Berikan Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Rakyat Papua Sebagai Solusi Demokratis.
- 2. Tarik Militer (TNI-Polri) Organik dan Non-Organik dari Seluruh Tanah Papua Sebagai Syarat Damai.
- 3. Tutup Freeport, BP, LNG Tangguh dan MNC lainnya Yang Merupakan Dalang Kejahatan Kemanusiaan di Atas Tanah Papua.
Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] ketika dimintai keterangan mengenai aksi ini menerangkan bahwa
“ Aksi ini dilakukan murni untuk menyikapi dan mengutuk TRIKORA yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno 52 tahun silam dan menyatakan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua, kami mendesak rezin SBY – Boediono selaku Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk segerah memberikan kebebasan kepada Rakyat Papua untuk menentukan nasib sendi, sebab segalah macam produk politik yang dirancang oleh Indonesia seperti : Otonomi Khusus, UP4B, Otsus Plus untuk diberlakukan di Papua itu sangatlah tidak bermanfaat dan tidak berguna bagi Rakyat Papua, dan selain itu, yang dituntut oleh Rakyat Papua adalah Kemerdekaan, bukanlah masalah makan dan minum, untuk it, kami Mahasiswa Papua sebagai tulang punggung Bangsa Papua, akan tetap menyuarakan aspirasi Rakyat Papua hingga KEMERDEKAAN itu kami peroleh”
tegasnya.
Ditambahkannya bahwa
“ Kami tidak akan pernah berhenti menyuarakan kebenaran hanya karena adanya upaya – upaya teror, provokasi dan Intimidasi yang dilakukan oleh Indonesia seperti yang mereka lakukan saat ini, kita lihat mereka ( Indonesia-red ) sedang kebingungandan ketakutan dengan kebenaran yang kami seruhkan, sehingga mereka melegalkan segalah cara, termaksud membayar massa untuk melakukan aksi – aksi tandingan terhadap aksi yang kami lakukan, seperti yang mereka lakukan saat ini “,
tambahnya. [rk]
Sumber : www.papuapost.com
Sumber : www.papuapost.com
0 komentar :
Posting Komentar