TIMIKA---- Berbagai
elemen dari toko agama, toko Pemuda, toko Intelektual toko adat, Suku
Mee yang berdomisili Timika menggelar diskusi terkait “Tim pelonak
Pemekaran Paniai Utara yakni “ Wedaumamo”, dari lima Distrik seperti
distrik Ekadide, distrik Kebo, distrik Agadide, distrik Bogobaida dan
distrik Siriwo. mereka menilai tidak memenuhi syarat, karena, jumlah
Penduduk masih minim dan sumber daya Manusia (SDM) belum siap menjamin
untuk membuat Pemekaran.
Diskusi terkait Penolakan Pemekaran wilayah adat Meepago diwedaumamo, hasil dsikusi yang diterima pada media www.umaginews.com Pada hari minggu (13/10/2013) bahwa mereka menilai akan terjadi dampak negative yang paling tidak menuntungkan bagi alam dan manusia, jadi mereka dengan tegas menolak.
Dalam diskusi yang hadir puluhan dari berbagai elemen itu, menilai seratus porsen (100%) menolak, karena didalam diskusi menemukan dampak-dampak yang merugikan bagi masyarakat setempat, lebihnya adalah kepada generesi-generasi yang akan datang. Kemudian untuk menolak Pemekaran tersebut, maka mereka sepakat untuk membentuk ketua Tim, sekertaris, dan kordinator Umum perwakilan lima distrik.
“Tim Penolak Pemekaran telah dibentuk, lalu mereka juga menghimbau kepada semua orang Wilayah adat Meepago, dan semua orang Papua yang peduli orang Papua dan cinta alam, yang berada kota lain seperti Jayapura, Nabire, Timika, Wamena, Puncak Jaya, Biak, Sorong, fak-fak Manokwari, dan diluar Papua baik dari Mahasiswa maupun masyarakat, memohon untuk dukungan berupa advokasi dan mensosialisasi untuk menolak pemekaran kabupaten baru tersebut” pesanya.
Awalnya, wacana Pemekaran tersebut, dibuat oleh beberapa sekelompok orang saja, sekitar hanya 1- 5 orang, seperti Yulianus Nawipa SE.MM, dan Decky Desey SE, dan beberpa Elit politik lainnya.
“Mereka karena kekecewaan dan kepentingan “gila Uang dan gila Jabatan” tidak terwaliki semua unsur baik dari toko adat, toko agama, Toko Pemuda, toko Intelektual, dan Toko perempuan, yang ada 5 distrik“kenyataannya.
Aspirasi pemekaran Kabupaten Wedauma yang kini dimunculkan oleh sepihak tertentu ternyata mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Dinilai Kabupaten Wedauma yang mencakup lima distrik ini belum layak menjadi sebuah kabupaten.
Seperti dimuat media online http://majalahselangkah.com/, pada (03/10/2013) kemarin, bawah didalamnya sekelompok yang mengatasnamakan masyarakat yang ada lima distrik demo untuk meminta pemekaran didepan kantor DPR. Hasilnya DPR menerima tuntutan mereka. Namun Tanggapan Bupati Paniai Hengki Kayame, menolaknya.
“Ini, Suara Mahasiswa datang dari Sejawa-Bali dan Mahasiswa Jayapura asal Wilayah adat Meepago menilai Pemekaran tersebut, membawah malapetaka baru, bagi masyarakat Pribumi setempat, untuk itu suara kami sekaligus menolak, kami menilai SDM belum siap,” tegas dari mahasiswa. (UN/ADMIN)
Sumber:WWW.umaginews.com
Diskusi terkait Penolakan Pemekaran wilayah adat Meepago diwedaumamo, hasil dsikusi yang diterima pada media www.umaginews.com Pada hari minggu (13/10/2013) bahwa mereka menilai akan terjadi dampak negative yang paling tidak menuntungkan bagi alam dan manusia, jadi mereka dengan tegas menolak.
Dalam diskusi yang hadir puluhan dari berbagai elemen itu, menilai seratus porsen (100%) menolak, karena didalam diskusi menemukan dampak-dampak yang merugikan bagi masyarakat setempat, lebihnya adalah kepada generesi-generasi yang akan datang. Kemudian untuk menolak Pemekaran tersebut, maka mereka sepakat untuk membentuk ketua Tim, sekertaris, dan kordinator Umum perwakilan lima distrik.
“Tim Penolak Pemekaran telah dibentuk, lalu mereka juga menghimbau kepada semua orang Wilayah adat Meepago, dan semua orang Papua yang peduli orang Papua dan cinta alam, yang berada kota lain seperti Jayapura, Nabire, Timika, Wamena, Puncak Jaya, Biak, Sorong, fak-fak Manokwari, dan diluar Papua baik dari Mahasiswa maupun masyarakat, memohon untuk dukungan berupa advokasi dan mensosialisasi untuk menolak pemekaran kabupaten baru tersebut” pesanya.
Awalnya, wacana Pemekaran tersebut, dibuat oleh beberapa sekelompok orang saja, sekitar hanya 1- 5 orang, seperti Yulianus Nawipa SE.MM, dan Decky Desey SE, dan beberpa Elit politik lainnya.
“Mereka karena kekecewaan dan kepentingan “gila Uang dan gila Jabatan” tidak terwaliki semua unsur baik dari toko adat, toko agama, Toko Pemuda, toko Intelektual, dan Toko perempuan, yang ada 5 distrik“kenyataannya.
Aspirasi pemekaran Kabupaten Wedauma yang kini dimunculkan oleh sepihak tertentu ternyata mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Dinilai Kabupaten Wedauma yang mencakup lima distrik ini belum layak menjadi sebuah kabupaten.
Seperti dimuat media online http://majalahselangkah.com/, pada (03/10/2013) kemarin, bawah didalamnya sekelompok yang mengatasnamakan masyarakat yang ada lima distrik demo untuk meminta pemekaran didepan kantor DPR. Hasilnya DPR menerima tuntutan mereka. Namun Tanggapan Bupati Paniai Hengki Kayame, menolaknya.
“Ini, Suara Mahasiswa datang dari Sejawa-Bali dan Mahasiswa Jayapura asal Wilayah adat Meepago menilai Pemekaran tersebut, membawah malapetaka baru, bagi masyarakat Pribumi setempat, untuk itu suara kami sekaligus menolak, kami menilai SDM belum siap,” tegas dari mahasiswa. (UN/ADMIN)
Sumber:WWW.umaginews.com
0 komentar :
Posting Komentar