POLRI OTAK DIBALIK PERISTIWA PENGGEBREKAN DI KAMPUNG BERAB DISTRIK NEMBUKRANG KABUPATEN JAYAPURA”
Kronologis
Dari hasil investigasi yang telah dilakukan oleh Anggota TPNPB bahwa ternyata POLRI adalah otak dibalik peristiwa penggebrekan di kampung Berab, Distrik Nembukrang, Kabupaten Jayapura.
Hal ini terbukti dari hasil interview masyarakat di Berab, Papua Barat.
Pertama, Penggebrekan yang dilakukan oleh aparat gabungan polisi, brimob, dan Densus 88 telah dimulai pada hari minggu tanggal 20 Juli 2014 hingga 11 Agustus 2014, atau kurang lebih sudah 22 hari kampung Berab dijadikan Daerah Operasi Militer (DOM), dan telah 4 kali melakukan penggebrekan di kampung Berab, Distrik Nembukrang, Kabupaten Jayapura, Papua Barat.
Kedua, Menurut Kesaksian Korban. Sebelumnya ada kontrak politik antara seorang anggota Polri yang sering dipanggil “POLISI TABISU” yang bertugas di Polsek Nembukrang dengan saya (Zeth Tarko) anggota masyarakat Berab, dengan iming-iming bahwa nanti suatu waktu saya (polisi Tabisu) bawah masuk pasukan di kampung dan nanti kalian siap untuk rampas senjata”.
Ketiga, Peristiwa ini terjadi karena kerja sama antara Zeth Demotekay dengan iparnya David Tarko. Berdasarkan hasil investigasi menjeluruh dan salah satunya dari seorang anggota masyarakat yang takut menyebutkan namanya bahwa “Waktu itu saya lihat dengan sendiri apa yang disampaikan oleh Zeth Demotekay kepada David Tarko, Zeth Demotekay datang ke rumah David Tarko baru dia bilang bagaimana kita usir dan kasih bubar kelompok Terianus Satto? Dan langsung ditanggapi serius oleh David Tarko katanya, “bubarkan saja”. Kemudian dibalas oleh Zeth Demotekay Okey nanti ko lihat saya akan bermain tidak terlalu lama lagi”.
Keempat, Ada upaya jebakan yang dilakukan seorang anggota Polri yang akrab dipanggil “POLISI TABISU” untuk menjebak Kapolres Jayapura dan anak buahnya sesuai kesepakatan yang dibuat beberapa waktu lalu antara Polisi Tabisu dan Zeth Tarko, namun tidak diijinkan oleh Zeth Tarko untuk menyapu bersih karena mengingat ini hari minggu kita sebagai umat Tuhan harus menghormati hari ini dan belum ada perintah tembak.
Kelima, Dalam peristiwa ini, Zeth Demotekay adalah sutradara bersama kelompok kerjanya yang memprovokasih situasi di Kampung Berab, dengan dalih apa yang mereka kerja dibawah komando WPNCL adalah kelompok yang benar sehingga kelompok Terianus Satto harus dibubarkan. Namun ditanggapi dingin oleh Terianus Satto bahwa mereka lakukan ini karena Proposal WPNCL telah ditolak oleh MSG sehingga mereka mau kacaukan kita Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, dan dilihat dari tindakan mereka bahwa sudah jelas bahwa mereka ini bukan pejuang tetapi pengecut, pencundang dan penghianat bangsa. Dikatakan demikian karena bertentangan dengan prinsip-prinsip seorang pejuang.
Keenam, Kelompok Zeth Demotekay adalah anggota WPNCL yang memprovokasih wilayah di kampung Berab sehingga masyarakat Berap minta bahwa secara organisasi WPNCL harus bertanggung jawab, dan harus ganti semua harta benda yang dihancurkan oleh aparat gabungan Polisi, Brimob, dan Densus 88 pada tanggal 20 Juli 2014.
Ketujuh, Apabila pihak WPNCL tidak bertanggung jawab maka kami mendesak MSG untuk segera memboikot proposal WPNCL dan bubarkan WPNCL karena anggotanya telah memprovokasi masyarakat Papua di Kampung Berab.
Sselanjutnya, telah dilakukan penangkapan terhadap 21 Orang di Berap pada tanggal 10 Agustus 2014. Dari 21 orang ini, 12 orang masih di tahan di Polres Jayapura Papua sampai kini, sementara 9 orang lainnya telah dibebaskan. Semua ini telah terjadi karena adanya kerja sama antara Aparat Keamanan Indonesia dan Zeth Demotekay bersama David Tarko yang memiliki sentimen dengan kelompok Terryanus Satto.
Demikian laporan tindakan aparat TNI/Polri di Kampung Berab, Distrik Nembukrang Kabupaten Jayapura. Dilaporkan oleh TA dari Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat pada tanggal 12 Agustus 2014.
Lampiran Photos Pengurusakan Rumah Korban
Sumber : www.komnas-tpnpb.net
Blogger Comment
Facebook Comment