Tali yang digunakan untuk mengikat korban, dan terlihat diisi di dalam karung (Foto: Ist) |
Jenasa Ketua KNPB |
Tali yang digunakan untuk mengikat korban, dan terlihat diisi di dalam karung (Foto: Ist) |
KOBOGAUNEWS,
West Papua ,Jayapura,–Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah
Sorong Raya, Martinus Yohame yang
ditemukan tewas mengapung di pesisir Pulau Nana, Kawasan Pulau Dom, Distrik
Sorong, Kepulauan Kota Sorong. diduga sebagai korban penculikan dan pembunuhal
yang dilakukan oleh Intelejen / BIN Kolonial Indonesia .
Hal
ini diungkapnak oleh Sekretaris Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones
Suhuniap kepada www.kobogaunews.com , Jumat
(29/8/2014) malam.
Seperti yang ditulis oleh media
online tablodijubi.com
, Hal tersebut ditegaskan juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat,
Basoka Logo.
Basoka
menuturkan, sebelumnya pada Rabu (20/8) malam, pihaknya mendapatkan informasi
almarhum diculik.
“Tapi
kami belum bisa pastikan, dia (almarhum) diculik oleh siapa. Dan hari ini kita
dengar informasi penemuan dia dalam keadaan tidak bernyawa. Kami belum bisa
memastikan pihak ini atau pihak lainnya yang menculik. Kami belum bisa pastikan
untuk hari ini,” kata Basoka Logo.
Seperti
ditulis oleh kontributor tablodijubi.com,
dari Sorong, Papua Barat Jasad korban ditemukan oleh
seorang nelayan , pada Selasa pagi (26/8) sekitar 07.00 wit. mengapung di
pesisir Pulau Nana, tidak jauh dari Kawasan Pulau Dom Distrik Sorong Kepulauan
Kota Sorong .
Saat ditemukan, jasad Martinus dalam keadaan terikat erat di dalam
karung.
Menurut hasil Visum yang dilakukan tim identifikasi rumah sakit
umum Kota Sorong , ditemukan sebuah luka tembak di dada sebelah kiri, wajah
korban juga hancur oleh pukulan benda keras.
“ Kami temukan ada luka tembakan di dada kiri, dia punya muka
hancur “ ungkap Yori petugas RSUD Sorong.
Kapolres Sorong
Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi, Harri Goldenhart, ketika dikonfirmasi
wartawan, membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.
“Kami masih
melakukan identifikasi, apakah benar yang bersangkutan dibunuh atau terbunuh,”
tegasnya kepada wartawan tablodijubi.com.
Ditulis kontributor suarapapua.com
,Sekertaris Umum KNPB, Ones Suhun, membenarkan peristiwa yang dialami
rekan mereka, Martinus Yohame, di Sorong.
“Benar, Ketua KNPB
Sorong Raya hilang sejak tanggal 19 Agustus lalu, kami sudah cari kemana-mana
tapi tidak dapat, dan ternyata jasadnya ditemukan oleh seorang nelayan di
laut,” kata Suhun.
Menurut Suhun,
kondisi jenazah sudah tidak utuh lagi, sebab telah mengapung di laut selama
beberapa hari, karena itu pihaknya akan menindaklanjuti penemuan tersebut.
“Dia sebelumnya
melakukan konfrensi pers, yakni menolak kedatangan presiden, dan tidak setuju
atas penyelenggaraan Sail Raja Ampat, tiga hari kemudian yang bersangkutan
hilang jejak.”
“Kami menduga
keras, yang membunuh dan menghilangkan teman kami adalah aparat keamanan
Indonesia, dalam hal ini grup Kopassus,” kata Suhun.
Adapun yang Ditulis
contributor www.portalkbr.com, Komisi untuk
Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) menduga pembunuh Martinus Yohame,
bukanlah masyarakat sipil biasa. Martinus Yohame adalah Ketua Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) Sorong, Papua, yang ditemukan tewas di dalam karung dan
mengambang di laut.
Ketua Kontras, Haris Azhar menilai, masyarakat sipil tidak mampu melakukan pembunuhan semacam itu. Bahkan KontraS mencatat orang-orang KNPB belakangan dijadikan target teror seperti pemukulan dan pembunuhan. Meski demikian dia enggan menyebutkan secara detail siapa dalang pembunuhan Martinus.
"Saya nggak tahu, tapi yang pasti punya alat kekerasan, informasi yang cukup, dan kemampuan untuk mendesain peristiwa seperti ini. Kan nggak mungkin orang biasa saja Kalau bentrok orang biasa maka asumsinya polisi bisa mengungkap, kalau polisi nggak bisa mengungkap berarti ini bukan masyarakat biasa," ujar Haris, Kamis (28/8) malam.
Adapun yang Ditulis
contributor www.papuapost.com, Kendati
Polda Papua belum merilis siapa identitas mayat yang
ditemukan nelayan di pulau Nana, Distrik Doom, Kabupaten Sorong, namun Komnas
HAM perwakilan Papua, telah mendapatkan informasi soal pembunuhan
terhadap mayat tersebut, bahwa mayat tersebut merupakan Ketua KNPB Sorong Raya Martinus Yohame.
Pasalnya PLT.Kepala Kantor Perwakilan
Komnas Ham Papua Frits Ramandey mengungkapkan bahwa pihaknya
menerima pengaduan yang diberikan oleh anggota KNPB sorong ke Komnas HAM Papua, sejak 26 Agutus lalu ada mayat yang ditemukan
dimasukkan ke dalam karung, di ikat kaki dan tangan.
Ada pun koronologi
pembunuhan dan penculikan yang di kirim kepada www.kobogaunews.com , Jumat,
29/8/2014. Malam.
KNPB : KORONOLOGIS PENCULIKAN DAN PEMBUNUHAN
PEMBUNUHAN KETUA KNPB WILAYAH SORONG MARTINUS YOHAME DAN PERNYATAAN SIKAP
Terkait Hilangnya Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
Wilayah Sorong MARTINUS YOHAME secara misterius pada tanggal 20 agustus 2014,
kami menduga dia diculik oleh kopasus di sorong . Mulai terhitung sejak tanggal
20 Agustus lalu sampai dengan hari ini tanggal 25 belum di temukan, hilangnya
Ketua KNPB secara misterius ini merupakan kerja –kerja intelejen dan kopasus.
Kami menilai Ketua KNPB wilayah Sorong ini diculik oleh Kopasus
atau Bin karena pada tanggal 20 dia dapat telfon dari seseorang lalu dia keluar
sampai dengan saat ini tanggal 25 sudah 5 hari belum ketemu sampai dengan detik
ini.
Sebelumnya Martinus Yohame Ketua KNPB wilayah Sorong bersama
pengurus lainya pada tanggal 19 Agustus 2014 mengadakan konfrensi press pada
pukul 15.00 WPB di depan kantor Wali kota sorong, dengan sejumlah wartawan di
wilayah sorong, terkait dengan kedatangan Presiden Republik Indonesi Susilo
Bambang Yudoyono SBY di tanah papua,pada umumnya dan lebih khusus di wilayah
sorong dalam rangka acara Pembukaan Sail Raja Ampat di Waisai, Sabtu 23 Agustus
2014.
Dalam konfrensi press ini Ketua KNPB Martinus Yohame didampinggi
Wakil Ketua KNPB, Kantius H. melakukan jumpa press dengan menghadirkan wartawan
dari berbagai media cetak yang ada di sorong papua barat untuk meliput knfrensi
press, dalam rangka kedatangan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudoyono SBY. Pada kesempatan KNPB Menolak Kedatangan Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Di tanah papua”.
Sekaligus
juga menolak Illegal Logging, Kekayaan Alam papua dan pembangun Bahari Wisata
Duni di Raja Ampat dinilai pencurian dan merusak ekositem dan HUTAN di papua
tidak menguntugkan milik tanah dan sumber daya alam dari seluruh rakyat bangsa
papua.
Oleh
karna itu KNPB dan PRD menolak secara tegas. Maka kami menilai bahwa dia
sengaja diculik oleh apart keamanan atau badan intelejen untuk mengamankan
kedatangan SBY karena KNPB menolak kedatangan Presiden Rebuplik Indonesia.
Setelah pada pukul 03.15 selesai jumpa press berapa Saat
kemudian kira-kira 2 menit seseorang perempuan telfon kepada ketua KNPB sorong.
Lebih lanjut perempuan itu mengatakan bahwa, kami dari komnasham Jakarta, mau
ketemu lalu berapa saat kemudian mereka datang menemui ketua KNPB dan
rombonganya di depan kantor Wali Kota sorong dengan mengunakan mobil avanza
warna merah, di dalamnya di tumpangi satu orang laki-laki dengan mengunakan
Hendikem besar merek Canon, lalu mengajak Ketua KNPB bersama mereka menuju ke
toko Mega Mal sorong, KM 9 sorong. Kemudian perempuan tersebut menyuru mereka
makan di salah satu tempat makan/warung di samping Toko Mega Mal KM 9 Sorong
Papua Barat sambil makan mereka melakukan pertemuan, entah apa yang mereka
bicarakan dalam pertemuan tersebut.
Sebelum bubar dari perempuan itu mereka baku tukar nomor HP dan
perkenalan sekaligus perkenalan mendadak pertemuan singkat di sebuah Rumah
makan sebelum pertemuan itu mereka mengaku bahwa Mereka dari Komnas HAM di
Jakarata. Kemudian perempuan itu lebih lanjut mengatakan bahawa“ pertemuan
berikut kami akan lanjut pada hari rabu 20 Agustus dan kami akan kontak”
ujarnya.
selanjutnya
mereka melakukan komunikasi melalui Via tlp/SMS, sampai dengan terakhir pada
hari Rabu tanggal 20 Tahun 2014 pukul 12.00 wpb, Malam mereka menyuru Martinus
Keluar dari rumah ke jalan dan di situila mereka melakukan penculikan terhadap
ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame. Sampai dengan hari ini kamu belum
menemui dia.
Setelah
berapa hari yang lalu terhitung dari tanggal 20-23 Agustus 2014, melakukan
pencarian ketua KNPB Martinus Yohame. Maulai dari keluarga ke keluarga tidak
menemui dia, sehingga Wakil Ketua KNPB didampingi seluruh anggota KNPB Wilayah
Sorong mendatangi Polres dan KODIM Sorong pada pukul 09.00 wpb. Dengan tujuan
untuk mencari tau keberadaan Ketua KNPB Wilayah Sorong papua barat.
Namun kata Intelkam Polres Sorong mengatakan “kita akan cari
sama-sam karena selama ini keamanan semua di jaga ketat oleh TNI jadi jangan
sampai Ketua ikut terlibat dalam kegiatan di Waisai Kabupaten Raja Ampat”
Ujarnya Intelkam polres sorong kota. Kemudian ke KODIM Juga mengatakan hal yang
sama, “kami selama ini ingin mau ketemu dengan Martinus Yohame karena kami
membawa uang dari Jakarta untuk memberikan kepada KNPB tapi kami belum ketemu
dengan KNPB” Ujarnya
SELANJUTNYA Kami sedang cari terus sampai dengan ketemu, dan
kami mohon dari semua pihak advokasi HAM Nasional maupun internasional, aktivis
Ham, dan komisi Ham internasional bahwa segera mendesak kepada Negara RI supaya
segera mengembalikan Ketua KNPB Wilayah Sorong dengan keadaan seperti semula.
Hal ini dilaporkan oleh Steven Peyon dalam laporan tertulis dikirim ke KNPB
pusat di Jayapura.
Sebelumnya Ketua KNPB Wilayah Sorong diculik TNI/Polri RI sedang
siaga 1 di papua terutama di sorong Raja Ampat yaitu mulai dari tanggal 1
Agustus S/d 23 Agustus 2014. Yaitu mulai dari TNI angkatan Laut, Darat, Dan
Udara. Sebelum penculikan Itu terjadi Pada tanggal 19 Agustus Ketua KNPB
Wilayah Sorong di Sorong Raja Ampat. “
PERYATAAN
SIKAP KNPB
JAYAPURA, 28 AGUSTUS 2014. Kujugan kerja Presiden Rebuplik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono (SBY) ke Papua dalam rangga peresemian wisata Raja Ampat di Sorong dan presemian Tugu Kristus Raja di Mansinam Manokwari pada tanggal 20-25 Agustus 2014 di Papua telah membunuh Aktivis Papua Merdeka yaitu Ketua komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sorong Raja kepala burung Martinus Yohame.
Penculikan dan Pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah Sorong dilakukan untuk mengamankan perjalanan pimpinan Nekara klonial NKRI di Papua, Sebab sebelum kujungan Presiden rebuplik Indonesia (SBY) ke Sorong dan Manokwari Ketua KNPB wilayah sorong Almarhum Martinus Yohame dan Parlemen Rakyat Daerah (PRD) wilayah Sorong telah mengelurkan stekmen dalam jumpa press dengan menghadirkan sejumlah Wartawan yang berada di wilayah sorong kota pada tanggal 19 Agustus 2014 di depan walikota sorong pada pukul 15.00 WPB .
Dalam konfrensi press dengan wartawan itu ketua KNPB wilayah Sorong Raja Martinus Yohame (almarhum) dengan tegas menolak kedatangan SBY di Papua. Karna peresmian Wisata di raja Ampat waisai itu tidak mengutungkan rakyat pribumi yang berdomisili di wilayah setempat namun hanya mengutungkan devisa negara tanpa memperhatikan rakyat kecil di wilayah tersebut juga pada umumnya tidak mengutungkan orang Asli Papua.
Sejumlah kekayaan alam yang di kelola oleh negara di Papua Barat seperti PT.FI dan minyak di sorong selam sekian tahun beroperasi di Papua namun rakyat tetap miskin diats kekayaan alamnya sendiri. Maka Ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame Menolak kedatangan SBY dalam peresmian Wisata di raja ampat yang akan mengutugnkan negara tersebut.
Dengan demikian untuk mengamankan atau mensuksekan kegiatan presemian Taman Wisata Raja Ampat dan juga persemian Tugu Kristus Raja di Manokari Ketua KNPB wilayah Sorong MARTINUS YOHAME harus diculik dan dibunuh secara cadis oleh negara untuk mengamankan kepentingan negara di Papua Barat.
JAYAPURA, 28 AGUSTUS 2014. Kujugan kerja Presiden Rebuplik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono (SBY) ke Papua dalam rangga peresemian wisata Raja Ampat di Sorong dan presemian Tugu Kristus Raja di Mansinam Manokwari pada tanggal 20-25 Agustus 2014 di Papua telah membunuh Aktivis Papua Merdeka yaitu Ketua komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sorong Raja kepala burung Martinus Yohame.
Penculikan dan Pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah Sorong dilakukan untuk mengamankan perjalanan pimpinan Nekara klonial NKRI di Papua, Sebab sebelum kujungan Presiden rebuplik Indonesia (SBY) ke Sorong dan Manokwari Ketua KNPB wilayah sorong Almarhum Martinus Yohame dan Parlemen Rakyat Daerah (PRD) wilayah Sorong telah mengelurkan stekmen dalam jumpa press dengan menghadirkan sejumlah Wartawan yang berada di wilayah sorong kota pada tanggal 19 Agustus 2014 di depan walikota sorong pada pukul 15.00 WPB .
Dalam konfrensi press dengan wartawan itu ketua KNPB wilayah Sorong Raja Martinus Yohame (almarhum) dengan tegas menolak kedatangan SBY di Papua. Karna peresmian Wisata di raja Ampat waisai itu tidak mengutungkan rakyat pribumi yang berdomisili di wilayah setempat namun hanya mengutungkan devisa negara tanpa memperhatikan rakyat kecil di wilayah tersebut juga pada umumnya tidak mengutungkan orang Asli Papua.
Sejumlah kekayaan alam yang di kelola oleh negara di Papua Barat seperti PT.FI dan minyak di sorong selam sekian tahun beroperasi di Papua namun rakyat tetap miskin diats kekayaan alamnya sendiri. Maka Ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame Menolak kedatangan SBY dalam peresmian Wisata di raja ampat yang akan mengutugnkan negara tersebut.
Dengan demikian untuk mengamankan atau mensuksekan kegiatan presemian Taman Wisata Raja Ampat dan juga persemian Tugu Kristus Raja di Manokari Ketua KNPB wilayah Sorong MARTINUS YOHAME harus diculik dan dibunuh secara cadis oleh negara untuk mengamankan kepentingan negara di Papua Barat.
Kerena negara menilai siapa pun yang menghambat kepentingan dan kekuasaan negara setiap aktifis papua yang lantang bersuara menolak semua kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat kecil diangkap musuh negara dan pemnghambat maka Martinus Yohame ketua KNPB wilayah Sorong menjadi korban pencilikan dan Pembunuhan oleh kopasus sebelum SBY berkujung ke Papua.
Berdasarkan hal tersebut diatas kami KNPB menilai penculikan dan Pembunuhan Ketua KNPB wilayah Sorong Martinus Yohame Merupakan korban kejahatan negara sama seperti penculikan dan pembunuhan tokoh pejuang lainya seperti THEYS H. ELUAY, KELY KWALIK, MAKO TABUNI TITUS MURIB dan sejumlah pejuang lain yang menjadi korban kekerasan negara.
Oleh Karena itu kami bandan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP-KNPB ) menyampaikan sikap sebagai Berikut:
Pertama : Presiden Rebuplik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono (SBY) segera bertanggung jawab atas kejahatan negara terhadap pembunuhan dan penculikan MARTINUS YOHAME ketua KNPB wilayah Sorong.
Kedua : Pangdam Cendrwasih Polda Papua , Polres dan Dandim Kota Sorong segera mengungkap pelaku Penculikan dan Pembunuhan terhadap MARTINUS YOHAME ketua KNPB Sorong Raja.
Ketiga : Komnas HAM RI dan Komnas Perwakilan Papua dan Lembaga kemanusia yang Indevenden Segera melakukan penyelidikan terhadap Penculikan dan Pembunuhan Ketua KNPB wilayah Sorong Martinus Yohame.
Keempat : penculikan dan Pembunuhan terhadap Martinus Yohame Merupakan kejahatan negara oleh sebab itu Negara bertanggung jawab dan mengadili para penjahat kemanusian di Papua Barat.
Kelima : Gubernur Provinsi Papua, provisi Papua Barat Pangdam dan Polda Papua Aktor Pembunuhan pemunahan Ras ( Genosida ) di Papua Barat.
Demikian pernyatan sikap kami terhadap penculikan dan pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame .
Numbay, 28 Agustus 2014
Badan Pengurus Pusat KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT ( BPP-KNPB) VICTOR F. YEIMO ONES N. SUHUNIAP
Ketua Umum Sekertaris Umum
Kapolres
Sorong Kota Ajun Komisaris Besar (Pol) Harri Golden Hart, membenarkan adanya
penemuan mayat itu. “Kami masih melakukan identifikasi, apakah benar yang
bersangkutan dibunuh atau terbunuh,” kata Harri.
Setelah
dilakukan otopsi, jasad korban kemudian dibawa oleh keluarga dan kerabat korban
serta massa KNPB untuk disemayamkan di rumah duka, Malanu Kampung, Kompleks
Universitas Kristen Papua.
Oleh sebab itu, Ones menegaskan Polda
Papua melalui Polres Sorong harus berhasil mengungkap
kasus ini, siapa otak dibelakang pembunuhan sadis ini.ataukan ini memang
sengaja dilakukan oleh aparta Negara untuk menghilangkan perjuangan suci Papua
Merdeka..?{Atmin,KOBOGAUNEWS.COM/ W Kobogau}
Sumber : www.kobogaunews.com
Blogger Comment
Facebook Comment