News
Loading...

Yoman: Indonesia Hancurkan Nilai Budaya Papua

Pendeta Socrates Sofyan Yoman. Foto: Hengky Y.
Jayapura, -- Pendeta Socrates Sofyan Yoman, Ketua Persekutuan Gereja Gereja Baptis di Papua menaggapi sweeping serta menyita kartu-kartu memory dan handphone milik warga yang berisi lagu-lagu bahasa daerah Papua di kabupaten Paniai, Papua. Seperti yang diberitakan tabloidjubi.com bahwa polisi menyita kartu memory dan handphone milik warga yang berisi lagu-lagu daerah dan dihancurkan dengan batu. Keprihatinan atas tindakan polisi ini diungkapkan Yoman  dalam acara Jumpa Pers di toko buku Yoman Ninom Jalan Tabi Tobati 01 Kota Raja, Jayapura, Papua, Rabu (6/3).

Socrates menilai tindakan polisi di Paniai itu menandakan bahwa orang Indonesia mau menghancurkan bangsa-bangsa yang dijajahnya. Nilai budayanya dihancurkan, nilai bahasanya juga dihancurkan, kesenian di hancurkan, ekonomi di hancurkan dan kreativitas bangsa Papua dihancurkan supaya kita tidak punya pegangan di kemudian hari.

"Tindakan polisi dai Paniai itu tidak manusiawi, itu menandakan bahwa meraka mau menghancurkan budaya, nilai bahasa, keseniai, ekonomi maupun kreativitas bangsa Papua supaya kita tidak punya pegangan pada waktu yang akan datang," kata Yoman.

"Apabila kita membaca Buku  yang berjudul Mitos Pribumi Malas yang ditulis oleh Alatas dalam buku menjelaskan mengenai penjajahan Spanyol terhadap Philipina, Belanda menjajah Indonesia. Mereka bilang orang penduduk asli itu tidak punya budaya peradaban, tidak punya apa-apa kaum miskin, kaum tidak sanggup seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang menjajah bangsa Papua dengan sistem yang terstruktur," tambah Yoman.

Penghancuran budaya Papua Seperti tulisan Nungroho yang di muat di The Jakarta Post 10 Juli 2012  bahwa The Generatif Politic menurut Pak Nungroho adalah  pandangan-pandangan politik dan angapan-angapan yang yang melumpuhkan dan memperburuk kondisi Masyarakat Papua yang dilaksanakan mendasari  kebijakan publik oleh Pemerintah Indonesia di Papua selama 50 tahun.

Dengan fakta ini saya mau katakan bahwa "Indonesia merasa terganggu dengan keberadaan Orang Papua di Tanah Papua ini, Orang Papua harus dimusnahkan supays kita ambil mereka punya harta kekayaan itulah yang ada di benak Orang Melayu, Orang Indonesia," tuturnya. 

Benny Giyai juga membenarkan hal itu "kadang kita terjebak, kita terkadang bicara mengenai kekerasan Fisik saja, tetapi kekerasan itu juga di lakukan melaui Budaya kekerasan Simbolis kekerasan Psikologis salah satunya adalah, Pelarangan masyarakat terhadap kultural kecuali sama dengan gaya dan seni penguasa kebebasan untuk masyarkat melakukan seni juga di kontrol seperti Arnol Ap dengan Group Mambesak hal ini membuat negara juga terganggu sehingga mereka dibunuh," Tutur Giyai. (MS)
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment