Thobias Bagubau, Ketua LPMA
SWAMEMO saat memberikan
keterangan pers (Foto: Oktovianus
Pogau/SP)
|
Jayapura — Thobias Bagubau, Ketua
Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Suku Wolani, Mee, dan Moni (LPM
SWAMEMO) meminta agar penjabat Gubernur Provinsi Papua dan Kapolda Papua
dapat segera menutup lokasi pertambangan liar di sepanjang sungai
Degeuwo, karena jelas-jelas telah meresahkan kehidupan masyarakat
setempat.
“Kami sudah terus mendesak agar Degeuwo ditutup, namun sampai saat
ini masih saja beroperasi, kenapa pihak aparat keamanan terus melindungi
pengusaha-pengusaha liar tersebut,” ujar Bagubau, saat memberikan
keterangan kepada wartawan di Sekertaria Aliansi Mahasiswa Pegunungan
Tengah Papua (AMPTPI), di Perumnas I, Jayapura, Papua, Rabu (6/3/2013)
kemarin.
Dikatakan Thobias, dirinya baru saja turun dari Degeuwo, dan melihat
perusahaan-perusahan ilegal masih beroperasi dengan lancar, padahal
masyarakat sangat terganggu dengan kehadiran mereka.
“Masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami untuk meminta agar
Degeuwo segera di tutup. Saya kira pak Kapolda bisa menyelesaikan
persoalan di atas. Kenapa pihak-pihak aparat tidak melakukan
penengkapan, karena mereka liar dan ilegal, belum pernah ada penegakan
hukum di Degeuwo,” ujar Bagubau.
Dikatakan oleh Thobias, keberadaan perusahaan-perusahaan liar
tersebut telah melanggar aturan, sebab tanpa perjanjian kerja sama yang
jelas antara masyarakat dengan perusahaan, selain karena ijin usaha
dikeluarkan secacara sepihak oleh Bupati Kabupaten Nabire dan Bupati
Kabupaten Paniai.
Ketika disinggung terkait usulan beberapa pihak agar Degeuwo
dijadikan lokasi wilayah pertambangan rakyat, menurut Thobias dirinya
mendukung langkah tersebut, namun semua perusahaan illegal yang masih
beroperasi saat ini harus mengosongkan diri dari Degeuwo.
“Setelah semua perusahaan keluar, maka perusahaan, masyarakat, dan
pemerintah harus buat kesepakatan kerja terlebih dahulu, kalau sudah
jelas, silakan saja beroperasi,” ujar Bagubau yang mengaku sangat
prihatin dengan beberapa kaum intelektual yang bicara Degeuwo untuk
kepentingan semata.
Dalam kesempatan tersebut, Thobias juga menegaskan akan menyurati
Kapolda Papua agar dilangsungkan tatap muka untuk membicara persoalan
yang sedang terjadi di Degeuwo.
“Saya sangat percaya dengan bapak Kapolda, dia orang Densus 88 Anti
Teror, dan orang pintar, pasti mengerti persoalan yang terjadi di
Degeuwo, tapi sekarang kami butuh eksennya,” tutup Bagubau.
OKTOVIANUS POGAU
Blogger Comment
Facebook Comment