Warga Paniai yang tewas tertembak timah panas aparat TNI/Polri (Foto; Ist) |
“Tim penyelidikan peristiwa Paniai Berdarah sudah dibentuk sebulan yang lalu, tapi sampai detik ini belum ada langkah-langkah kerja yang dilakukan Komnas HAM, kami pertanyakan keseriusan lembaga ini,” kata Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, Jhon NR Gobay, kepada suarapapua.com, Selasa (10/2/2015).
Menurut Jhon, sidang paripurna Komnas HAM RI pada 7 Januari 2015 telah memutuskan membentuk tim penyelidikan, dan akan ke Papua, juga Paniai untuk melakukan investigasi lebih mendalam, namun hingga saat ini tak ada kabar yang jelas. (Baca: Komnas HAM RI Resmi Bentuk Tim Penyelidikan Pelanggaran HAM di Paniai).
“Saya sebagai ketua DAD Paniai belum dapat kabar kalau tim penyelidik bekerja, warga Paniai juga sedang menunggu, makanya kami ingin bertanya, apakah Komnas HAM serius, atau hanya pernyataan bombastis di media saja,” tanya Jhon. (Baca: Hanya Bentuk Tim Penyelidikan, KontraS: Komnas HAM Makin Solid Sebagai Agen Impunitas).
Menurut Jhon, saat ini warga Paniai tidak bisa berharap kepada pemerintah, apalagi TNI dan Polri, karena pelaku penembakan empat warga sipil adalah institusi Negara. (Baca: Ini Nama-nama Anggota Tim Penyelidikan Pelanggaran HAM Paniai).
“Di media massa kan sudah jelas, membentuk tim penyelidik, dan akan ke Paniai untuk mencari informasi lebih mendalam, tapi sampai saat ini belum ada satupun tim penyelidik yang datang ke Paniai, malahan kami lihat Komnas HAM sibuk dengan kisruh KPK-Polri di Jakarta, ini yang kami pertanyakan kinerja Komnas HAM, stop terus membohongi rakyat Papua,” tegas Jhon. (Baca: Neles Tebay: Pelaku Penembakan di Timika Cepat Diketahui, Sedangkan di Paniai?).
Sementara itu, Melianus Duwitau, aktivis Forum Independen Mahasiswa (FIM) di Jayapura, Papua, mempertanyakan keseriusan Komnas HAM dalam menuntaskan kasus Paniai berdarah yang menewaskan empat siswa sekolah menengah atas. (Baca: Komnas HAM Harus Bentuk KPP-HAM, Bukan Tim Penyelidikan untuk Pemantauan).
“Awalnya kami minta dibentuk KPP-HAM, tapi Komnas HAM membentuk tim penyelidik, tapi sampai sekarang kami tidak tau mereka kerja apa, kami di Jayapura, juga masyarakat di Paniai tunggu mereka, tapi tidak ada kabar, kami juga sedang pertanyakan kinerja tim ini,” tegas Duwitau.
Menurut Duwitau, selama ini selalu terjadi impunitas terhadap berbagai kekerasan, terutama yang dilakukan aparat keamanan, dan hal itu menimbulkan hilangnya kepercayaan rakyat Papua terhadap pemerintah. (Baca: Waker Cs Dikejar Sampai ke Neraka, Bagaimana dengan Serdadu Penembak 4 Warga di Paniai?).
“Jangan sampai orang Papua juga tidak percaya dengan Komnas HAM, sejak awal kelihatannya sangat serius ingin ungkap pelaku penembakan di Paniai, tapi sudah lebih dari satu bulan setelah sidang paripurna tidak ada kerja sama sekali, kami mau berharap kepada siapa lagi,” tanya Duwitau.
Sebelumnya, Laurenzius Kadepa, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), menegaskan, akan menyurati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menindaklanjuti kasus penembakan empat siswa di Paniai, jika pemerintah Indonesia, termasuk Komnas HAM tak mampu mengungkap pelaku penembakan.
"Jika Jokowi tak mampu ungkap, maka DPRP akan surati Dewan Keamanan PBB untuk tangani kasus penembakan yang terjadi tanggal 8 Desember 2014 lalu di Paniai,” ujar Kadepa, kepada suarapapua.com, Senin (2/2/2015) lalu. (Baca: DPR Papua Akan Surati PBB Jika Jokowi Tak Mampu Ungkap Pelaku Penembakan di Paniai).
Kadepa mengatakan, saat ini DPRP menginginkan kasus Paniai yang telah menelan korban jiwa empat siswa, dan puluhan lainnya luka-luka berat segera diungkap oleh pemerintah Indonesia. (Baca: AI: Tim Penyelidikan Pelanggaran HAM Paniai Harus Umumkan Temuan ke Publik).
“Kasus ini sudah jelas, aparat TNI/POLRI adalah pelakunya, tetapi mereka tidak mau mengaku, ini jelas-jelas perburuk citra Indonesia di mata internasional, makanya pelaku penembakan harus diungkap,” tegasnya.
Baca: #PANIAIBERDARAH
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : www.suarapapua.com
Blogger Comment
Facebook Comment