Seorang pemuda sedang mengabadikan demontrasi Gempar di depan Gapura Uncen Jayapura berlatar pagar betis polisi. Foto: Mabelrts Jhon |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Sejak, pukul 08.00 WIT jurnalis majalahselangkah.com
sudah berada di Kantor Gubernur Provinsi Papua. Ia ingin meliput
rencana pendudukan kantor Gubernur Papua oleh Gerakan Mahasiswa,
Pemuda dan Rakyat (GempaR) sebagai penolakan atas Rancangan
Undang-Undang Otonomi Khusus Plus atau Undang-Undang Pemerintahan
Papua.
Penantian sia-sia, rencana pendudukan gagal. Sekitar pukul 08.45 waktu Jayapura ia diberi kabar oleh jurnalis lain bahwa Polisi telah lebih dahulu berada di titik kumpul aksi GempaR, Gapura Universitas Cenderawasih (Uncen) Perumnas 3 Jayapura Papua. GempaR tidak bisa longmarch ke kantor Gubernur Papua.
Jurnalis media ini memutuskan menuju ke Perumnas 3 Jayapura Papua dan tiba sekitar pukul 09.40 di lokasi aksi. Di titik kumpul aksi, tampak 3 truk Dalmas Polda Papua dan 1 buah mobil taktis bara kuda diparkir di sana. Terlihat juga 5 truk bertuliskan Korps Brimob di sana.
Ratusan polisi pagar betis menghalangi mahasiswa yang hendak keluar dari kampus Uncen dan menuju Kantor Gubernur Papua. Rencana ke kantor Gubernur gagal karena tekanan akan dilakukannya tindakan oleh aparat polisi jika mahasiswa melakukan niatnya pergi ke kantor Gubernur.
"350 personil aparat polisi sedang standby. Kalau mahasiswa nekat kami akan bertindak," kata Kapolres Jayapura, Alfred Papare ketika dikonfirmasi.
Polda Papua beralasan, penghadangan dilakukan karena GempaR tidak ada izin. "Kami akan lakukan tindakan tegas bila mereka memaksa turun jalan," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo kepada wartawan.
Terlihat, mahasiswa membentangkan spanduk "Kedaulatan Ada di Tangan Rakyat". "Otsus Plus No" dan "Otsus Plus Bukan Solusi" dan beberapa lainnya yang intinya penolakan atas Rencangan Otsus Plus yang tengah dibahas untuk segera disahkan itu.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Cenderawasih Jayapura, Yason Ngelia mengatakan, pihaknya terus akan menggelar akasi penolakan atas berbagai kebijakan yang merugikan rakyat Papua. "Otsus Plus bukanlah aspirasi rakyat Papua untuk menyelesaikan akar masalah Papua," kata dia.
Kata Yason, penolakan Otsus Plus wajib dilakukan oleh seluruh rakyat Papua karena fakta selama ini apa pun kebijakannya tidak pernah berpihak pada kepentingan rakyat Papua. "Semua produk kebijakan Jakarta tidak pernah pro rakyat Papua," tutur koordinator GempaR Papua ini.
Aksi tidak hanya di Uncen Perumnas 3, mahasiswa di Kampus Uncen Abepura dan Universitas Sains dan Teknolgi juga dikabarkan melakukan orasi penolakan Otsus Plus di dalam kampus dan sejumlah aparat polisi berjaga-jaga dil uar kampus.
Aksi dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap. "Kami minta pemerintah Jakarta, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat menghentikan pembahasan Otsus Plus," demikian bunyi salah satu poin pernyataan.
Pada poin lain GempaR mengatakan, Pemerintah Jakarta, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, DPRP, dan MRP untuk segera memfasilitasi dan dengar pendapat dengan seluruh komponen masyarakat Papua.
Pada aksi ini, sebagai bentuk protes, GempaR juga membakar beberapa jilid berbeda RUU Otsus Plus di depan Kampus Uncen. Demontrasi berakhir sekitar pukul 13.00 waktu setempta dan direncanakanakan digelar kembali besok, 12 Maret 2014. (Hendrikus Yeimo/GE/MS).
Penantian sia-sia, rencana pendudukan gagal. Sekitar pukul 08.45 waktu Jayapura ia diberi kabar oleh jurnalis lain bahwa Polisi telah lebih dahulu berada di titik kumpul aksi GempaR, Gapura Universitas Cenderawasih (Uncen) Perumnas 3 Jayapura Papua. GempaR tidak bisa longmarch ke kantor Gubernur Papua.
Jurnalis media ini memutuskan menuju ke Perumnas 3 Jayapura Papua dan tiba sekitar pukul 09.40 di lokasi aksi. Di titik kumpul aksi, tampak 3 truk Dalmas Polda Papua dan 1 buah mobil taktis bara kuda diparkir di sana. Terlihat juga 5 truk bertuliskan Korps Brimob di sana.
Ratusan polisi pagar betis menghalangi mahasiswa yang hendak keluar dari kampus Uncen dan menuju Kantor Gubernur Papua. Rencana ke kantor Gubernur gagal karena tekanan akan dilakukannya tindakan oleh aparat polisi jika mahasiswa melakukan niatnya pergi ke kantor Gubernur.
"350 personil aparat polisi sedang standby. Kalau mahasiswa nekat kami akan bertindak," kata Kapolres Jayapura, Alfred Papare ketika dikonfirmasi.
Polda Papua beralasan, penghadangan dilakukan karena GempaR tidak ada izin. "Kami akan lakukan tindakan tegas bila mereka memaksa turun jalan," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo kepada wartawan.
Terlihat, mahasiswa membentangkan spanduk "Kedaulatan Ada di Tangan Rakyat". "Otsus Plus No" dan "Otsus Plus Bukan Solusi" dan beberapa lainnya yang intinya penolakan atas Rencangan Otsus Plus yang tengah dibahas untuk segera disahkan itu.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Cenderawasih Jayapura, Yason Ngelia mengatakan, pihaknya terus akan menggelar akasi penolakan atas berbagai kebijakan yang merugikan rakyat Papua. "Otsus Plus bukanlah aspirasi rakyat Papua untuk menyelesaikan akar masalah Papua," kata dia.
Kata Yason, penolakan Otsus Plus wajib dilakukan oleh seluruh rakyat Papua karena fakta selama ini apa pun kebijakannya tidak pernah berpihak pada kepentingan rakyat Papua. "Semua produk kebijakan Jakarta tidak pernah pro rakyat Papua," tutur koordinator GempaR Papua ini.
Aksi tidak hanya di Uncen Perumnas 3, mahasiswa di Kampus Uncen Abepura dan Universitas Sains dan Teknolgi juga dikabarkan melakukan orasi penolakan Otsus Plus di dalam kampus dan sejumlah aparat polisi berjaga-jaga dil uar kampus.
Aksi dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap. "Kami minta pemerintah Jakarta, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat menghentikan pembahasan Otsus Plus," demikian bunyi salah satu poin pernyataan.
Pada poin lain GempaR mengatakan, Pemerintah Jakarta, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, DPRP, dan MRP untuk segera memfasilitasi dan dengar pendapat dengan seluruh komponen masyarakat Papua.
Pada aksi ini, sebagai bentuk protes, GempaR juga membakar beberapa jilid berbeda RUU Otsus Plus di depan Kampus Uncen. Demontrasi berakhir sekitar pukul 13.00 waktu setempta dan direncanakanakan digelar kembali besok, 12 Maret 2014. (Hendrikus Yeimo/GE/MS).
Sumber : www.majalahselangkah.com
Blogger Comment
Facebook Comment