Turius Wenda |
Oleh : Turius Wenda #
KNPB selalu ada di garis terdepan, apa pun resikonya KNPB selalu ada di antara rakyat tertindas," kata Bucthar Tabuni.
Ada hantu bagi Pemerintah Indonesia yang berkeliaran di Papua. Hantu itu bernama KNPB (Komite Nasional Papua Barat) yang selalu saja memikirkan bagi yang tertindas.
Kejadian kejahatan kemanusiaan di belahan dunia seperti Mesir, Tunisia, Libya dan Turki, Palestina adalah batu tapal yang mengingatkan bagaimana rakyat dapat dijadikan tempat yang nyaman untuk mengorganisir protes politik massa.
Di era modern ini, organisasi KNPB melibatkan diri dalam hal-hal berbau pergerakan politik massa. Keberadaan mereka sebuah front gerakan politik.
Keterorganisiran diri di antara mereka membuat hal itu menjadi mudah. Para petinggi KNPB keluar - masuk dari trali besi adalah bukti konsistensi identitas Papua sebagai rakyat yang menginginkan kebebasan dan sejenak melupakan kisah-kisah pembantaian di jalanan demokrasi masda.
Banyak faksi pula yang bermusuhan dari banyak kubu kemudian bersatu dengan dasar kesamaan keinginan untuk melakukan perubahan politik, turun ke jalan dan kompak meneriakan yel-yel "Merdeka, Referendum!" bersama para demonstran lainnya.
Kehadiran KNPB untuk mengambil komando demonstran kadangkala sangat dinantikan.
Sampai batas tertentu, begitu KNPB turun ke jalan bergabung dengan para demonstran, ada rasa aman yang diberikan kelompok militan divisi KNPB. Pengorganisasian yang rapi, terbiasa berbareng-bergerak di jalanan, sehari-hari menghadapi dengan polisi atau kelompok lawan, membuat mereka punya jam terbang dalam menghadapi situasi-situasi demikian menjadi hal yang terbiasa.
Bertarung dengan polisi adalah rutinitas sehari-hari mereka. Mereka tahu bagaimana melakukan negoiasi, mengakali dan mengibuli represivitas aparat yang melakukan kekerasan kepada para demonstran.
Tak jarang para anggota KNPB mengajarkan cara bertarung yang baik dengan pendekatan tanpa kekerasan kepada rekan-rekan baru mereka.
Sebenarnya, diawal mula demonstrasi mulai menggema, KNPB masih bisa menahan diri untuk tetap bersikap apolitis. Ada sekat-sekat ideologi juga di antara para masa rakyat ditampilkan dengan penuh keberanian, sekalipun ideologi itu menyerat mereka dengan hukum makar.
Revolution memaparkan sebuah analisa menarik terkait terseretnya KNPB dalam kasus makar, dan arus gerakannya bermuarah anti-pemerintah.
Peran KNPB dalam gerakan di Papua memang tak bisa dianggap remeh, TNI/Polri selalu saja mimpi buruk atas gerakan mereka. Perintah negara ini untuk keutuhan wilayah menjadi alasan utama dalam menyeret aktivis KNPB di ranah hukum bahkan nyawapun terlayang tanpa rasa belas kasihan.
Terlampau naif jika turunnya KNPB ini terlalu disederhanakan dengan mendakwa sebagai penjahat. KNPB yang sesungguhnya pembela rakyat tertindas dan Pro-Papua-M.
Hadirnya KNPB tak lain untuk menetralisir dan membela ancaman genosida dan pembantaian rakyat tertindas di Papua.
KNPB di Papua jelas berpolitik. Tapi politik mereka bukanlah politik praktis mengejar kekuasaan atau dipekerjakan oleh kekuasaan.
Tuntutan Politik KNPB di Papua, setidaknya dalam kasus Hak politik dan penentuan nasib sendiri, dan ini adalah politik keberpihakan para aktivis KNPB untuk yang tertindas atas kekuasaan militer Indonesia.
Dan untuk jenis politik seperti ini, organisasi KNPB amat mendapatkan salut dan pujian luar biasa dari rakyat. Dan harap KNPB tetap kokoh memperjuangkan hak politik bagi rakyat Papua.
Turius Wenda adalah pemerhati masalah sosial tinggal di Expo, Anjungan Jayawijaya. Ia bisa dikontak melalui turiusw@gmail.com.
Ada hantu bagi Pemerintah Indonesia yang berkeliaran di Papua. Hantu itu bernama KNPB (Komite Nasional Papua Barat) yang selalu saja memikirkan bagi yang tertindas.
Kejadian kejahatan kemanusiaan di belahan dunia seperti Mesir, Tunisia, Libya dan Turki, Palestina adalah batu tapal yang mengingatkan bagaimana rakyat dapat dijadikan tempat yang nyaman untuk mengorganisir protes politik massa.
Di era modern ini, organisasi KNPB melibatkan diri dalam hal-hal berbau pergerakan politik massa. Keberadaan mereka sebuah front gerakan politik.
Keterorganisiran diri di antara mereka membuat hal itu menjadi mudah. Para petinggi KNPB keluar - masuk dari trali besi adalah bukti konsistensi identitas Papua sebagai rakyat yang menginginkan kebebasan dan sejenak melupakan kisah-kisah pembantaian di jalanan demokrasi masda.
Banyak faksi pula yang bermusuhan dari banyak kubu kemudian bersatu dengan dasar kesamaan keinginan untuk melakukan perubahan politik, turun ke jalan dan kompak meneriakan yel-yel "Merdeka, Referendum!" bersama para demonstran lainnya.
Kehadiran KNPB untuk mengambil komando demonstran kadangkala sangat dinantikan.
Sampai batas tertentu, begitu KNPB turun ke jalan bergabung dengan para demonstran, ada rasa aman yang diberikan kelompok militan divisi KNPB. Pengorganisasian yang rapi, terbiasa berbareng-bergerak di jalanan, sehari-hari menghadapi dengan polisi atau kelompok lawan, membuat mereka punya jam terbang dalam menghadapi situasi-situasi demikian menjadi hal yang terbiasa.
Bertarung dengan polisi adalah rutinitas sehari-hari mereka. Mereka tahu bagaimana melakukan negoiasi, mengakali dan mengibuli represivitas aparat yang melakukan kekerasan kepada para demonstran.
Tak jarang para anggota KNPB mengajarkan cara bertarung yang baik dengan pendekatan tanpa kekerasan kepada rekan-rekan baru mereka.
Sebenarnya, diawal mula demonstrasi mulai menggema, KNPB masih bisa menahan diri untuk tetap bersikap apolitis. Ada sekat-sekat ideologi juga di antara para masa rakyat ditampilkan dengan penuh keberanian, sekalipun ideologi itu menyerat mereka dengan hukum makar.
Revolution memaparkan sebuah analisa menarik terkait terseretnya KNPB dalam kasus makar, dan arus gerakannya bermuarah anti-pemerintah.
Peran KNPB dalam gerakan di Papua memang tak bisa dianggap remeh, TNI/Polri selalu saja mimpi buruk atas gerakan mereka. Perintah negara ini untuk keutuhan wilayah menjadi alasan utama dalam menyeret aktivis KNPB di ranah hukum bahkan nyawapun terlayang tanpa rasa belas kasihan.
Terlampau naif jika turunnya KNPB ini terlalu disederhanakan dengan mendakwa sebagai penjahat. KNPB yang sesungguhnya pembela rakyat tertindas dan Pro-Papua-M.
Hadirnya KNPB tak lain untuk menetralisir dan membela ancaman genosida dan pembantaian rakyat tertindas di Papua.
KNPB di Papua jelas berpolitik. Tapi politik mereka bukanlah politik praktis mengejar kekuasaan atau dipekerjakan oleh kekuasaan.
Tuntutan Politik KNPB di Papua, setidaknya dalam kasus Hak politik dan penentuan nasib sendiri, dan ini adalah politik keberpihakan para aktivis KNPB untuk yang tertindas atas kekuasaan militer Indonesia.
Dan untuk jenis politik seperti ini, organisasi KNPB amat mendapatkan salut dan pujian luar biasa dari rakyat. Dan harap KNPB tetap kokoh memperjuangkan hak politik bagi rakyat Papua.
Turius Wenda adalah pemerhati masalah sosial tinggal di Expo, Anjungan Jayawijaya. Ia bisa dikontak melalui turiusw@gmail.com.
Sumber : www.majalahselangkah.com
Blogger Comment
Facebook Comment