Almarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK dan Yoen Wandagau saat diotopsi. Foto: Ist |
Almarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK dan Yoen Wandagau saat diotopsi. Foto: Ist |
Timika, MAJALAH SELANGKAH -- Selasa (11/3/14) kemarin, Dua warga
sipil di Timika, Ev. Epinus Magal, S.PAK dan Yoen Wandagau tewas
tertembak saat polisi setempat mengamankan konflik tanah antar suku Moni
dan Dani yang berlangsung hampir dua bulan belakangan ini.
Selain 2 korban tewas, Nokolek Abugau, Okto Dimpau, salah satu warga lainnya ikut tertembak dan masih dirawat di Klinik Kuala Kencana. Kondisi 3 korban yang luka-luka hingga malam ini belum diketahui.
Sumber di Timika kepada majalahselangkah.com malam ini mengabarkan, Almarhum Epinus Magal, S.PAK adalah anak dari Pendeta Sem Magal dan Yoen Wandagau adalah jemaatnya.
"Epinus itu anak dari Pendeta Sem Magalanak dan Epinus juga adalah Gembala Sidang Gereja Kemah Injil (KINGMI) Jemaat Sinai di Irigasi-Timika. Dia tamatan dari Sekolah Tinggi Teologia di Medan. Lalu, Yoen Wandagau adalah jemaat di Gereja Sinai di Irigasi," kata sumber itu.
Sekertaris Gereja Kemah Injil (KINGMI) Klasis Tembagapura, Pendeta Hengki Magal menjelaskan, Armarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK pagi kemarin naik ke Iwaka untuk mengunjugi jemaatnya yang sedang berperang gara-gara sengketa tanah.
Dijelaskannya, pagi itu Armarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK mendengar informasi bahwa salah satu jemaatnya, Kwein Yawame tewas terbunuh oleh kelompok suku Dani. Lalu, masyarakat Moni/Amugme menyerang kelompok Dani. Mendengar informasi itu, almarhum pergi untuk mendamaikan.
Tetapi, kelompok Dani mundur dan berhadapan dengan polisi yang telah berada di sana untuk mengamankan pertikaian itu. Saat itulah Ev. Epinus Magal, S.PAK dan salah satu anggota jemaatnya, Yoen Wandagau tertembak.
Kepada berbagai media, Kabidhumas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengakui adanya korban tewas tertembak di lokasi terjadinya konflik antara suku Moni dan Dani ini.
Kabidhumas memberi keterangan, dua warga itu tertembak saat polisi sedang berupaya menghalau kelompok Moni yang menyerang kelompok Dani dengan watercanon dan gas air mata.
Dikatakannya, kedua kelompok tidak menerima dan berbalik menyerang polisi. Karena itu, tindakan tegas polisi berakibat tewasnya Ev. Epinus Magal, S.PAK dan Yoen Wandagau.
Menurut Kombes Pol Sulistyo Pudjo Harton, salah satu anggotanya, Briptu Eka Suprianto terkena panah di bagian leher dari warga yang bertikai. Dikabarkan sejak kemarin, Polisi telah melakukan penyisiran untuk mengamankan kedua pihak yang bertikai ini.
Berdasarkan catatan majalahselangkah.com, dalam konflik ini, selain 2 orang yang ditembak polisi, sekitar 4 orang lain telah tewas terbunuh dalam saling serang antar kedua kelompok itu.
Elias Wamang menilai, polisi lamban menangani konflik ini. "Konflik ini padahal sepele saja, yaitu soal sengketa tanah tapi berlarut-larut. Kami menilai, polisi juga lambat bertindak dari waktu lalu-lalu," kata dia. (Yermias Degei/MS)
Selain 2 korban tewas, Nokolek Abugau, Okto Dimpau, salah satu warga lainnya ikut tertembak dan masih dirawat di Klinik Kuala Kencana. Kondisi 3 korban yang luka-luka hingga malam ini belum diketahui.
Sumber di Timika kepada majalahselangkah.com malam ini mengabarkan, Almarhum Epinus Magal, S.PAK adalah anak dari Pendeta Sem Magal dan Yoen Wandagau adalah jemaatnya.
"Epinus itu anak dari Pendeta Sem Magalanak dan Epinus juga adalah Gembala Sidang Gereja Kemah Injil (KINGMI) Jemaat Sinai di Irigasi-Timika. Dia tamatan dari Sekolah Tinggi Teologia di Medan. Lalu, Yoen Wandagau adalah jemaat di Gereja Sinai di Irigasi," kata sumber itu.
Sekertaris Gereja Kemah Injil (KINGMI) Klasis Tembagapura, Pendeta Hengki Magal menjelaskan, Armarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK pagi kemarin naik ke Iwaka untuk mengunjugi jemaatnya yang sedang berperang gara-gara sengketa tanah.
Dijelaskannya, pagi itu Armarhum Ev. Epinus Magal, S.PAK mendengar informasi bahwa salah satu jemaatnya, Kwein Yawame tewas terbunuh oleh kelompok suku Dani. Lalu, masyarakat Moni/Amugme menyerang kelompok Dani. Mendengar informasi itu, almarhum pergi untuk mendamaikan.
Tetapi, kelompok Dani mundur dan berhadapan dengan polisi yang telah berada di sana untuk mengamankan pertikaian itu. Saat itulah Ev. Epinus Magal, S.PAK dan salah satu anggota jemaatnya, Yoen Wandagau tertembak.
Kepada berbagai media, Kabidhumas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengakui adanya korban tewas tertembak di lokasi terjadinya konflik antara suku Moni dan Dani ini.
Kabidhumas memberi keterangan, dua warga itu tertembak saat polisi sedang berupaya menghalau kelompok Moni yang menyerang kelompok Dani dengan watercanon dan gas air mata.
Dikatakannya, kedua kelompok tidak menerima dan berbalik menyerang polisi. Karena itu, tindakan tegas polisi berakibat tewasnya Ev. Epinus Magal, S.PAK dan Yoen Wandagau.
Menurut Kombes Pol Sulistyo Pudjo Harton, salah satu anggotanya, Briptu Eka Suprianto terkena panah di bagian leher dari warga yang bertikai. Dikabarkan sejak kemarin, Polisi telah melakukan penyisiran untuk mengamankan kedua pihak yang bertikai ini.
Berdasarkan catatan majalahselangkah.com, dalam konflik ini, selain 2 orang yang ditembak polisi, sekitar 4 orang lain telah tewas terbunuh dalam saling serang antar kedua kelompok itu.
Elias Wamang menilai, polisi lamban menangani konflik ini. "Konflik ini padahal sepele saja, yaitu soal sengketa tanah tapi berlarut-larut. Kami menilai, polisi juga lambat bertindak dari waktu lalu-lalu," kata dia. (Yermias Degei/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Blogger Comment
Facebook Comment