Jadwal kuliah tentang Papua dibeberapa universitas Fij (IST) |
Jayapura, 15/3 (Jubi) – Tak hanya beradu mulut dengan mahasiswa,
Nickolas Messet mendapatkan banyak koreksi selama rangkaian tiga kuliah
umum di Suva, Fiji, pekan lalu.
Dalam salah satu dari tiga kuliah tentang Papua yang dilakukan oleh
Trio Papua, Frans Alberth Joku, Nickolas Messet dan Suriel Mofu,
tepatnya kuliah yang diselenggarakan di pusat konferensi Jepang ICT
(4/3) lalu, Nickolas Messet berupaya menjelaskan populasi bangsa Papua
Barat dengan cara membandingkannya dengan populasi Afro Amerika di
Amerika Serikat. Seperti dilansir Vanuatu Daily, menanggapi pertanyaan
tentang kebijakan transmigrasi di Indonesia, Messet mengatakan
masyarakat asli Papua tidak berada dalam bahaya menjadi minoritas di
tanah mereka sendiri.
“Kami tidak dalam bahaya menjadi minoritas di tanah sendiri. Jika anda melihat Black African American, mereka tidak menjadi minoritas.” kata Messet saat itu, menjawab pertanyaan seorang peserta kuliah tentang Papua ini.
Mahasiswa lainnya, mengkoreksi pernyataan mantan pilot yang sering lebih dikenal dengan nama Nick Messet ini.
“Menggunakan Afro American di Amerika sebagai contoh itu salah karena orang Afro American bukan penduduk asli dan penduduk asli Amerika adalah Indian yang telah jadi minoritas,” kata mahasiswa yang tidak disebutkan namanya oleh Vanuatu Daily ini.
Dalam ruang yang sama, meskipun secara tegas menolak negara lain
menentukan apa yang terbaik bagi rakyat Papua Barat, Messet menyampaikan
terimakasihnya kepada PM Vanuatu, Moana Kalosil yang telah memberikan
dukungan terhadap kebebasan Papua Barat.
“”Sementara kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh Vanuatu terhadap kebebasan Papua Barat, namun kami tidak ingin negara-negara lain menentukan apa yang terbaik bagi kami,” kata Messet.
Demikian juga Frans Alberth Joku. Mantan wartawan harian terkemuka PNG, Post Courier ini juga berterimakasih kepada Vanuatu.
“Bahkan jika kami memiliki Papua Barat yang merdeka atau Papua Barat dalam status otonomi, kami masih perlu dukungan dari pemerintah seperti Vanuatu.” kata Joku.
Usai memberikan kuliah umum, Joku dan Messet menyampaikan pesan
kepada para pejuang Papua Barat yang berada di pengasingan untuk kembali
ke Tanah Papua. Pesan ini diteruskan juga kepada Duta Besar Vanuatu
untuk Fiji, Nikenike Vurobaravu.
“Andy Ayamiseba dan John Ondawame adalah saudara kami. Kami menghormati keputusan mereka dan jalan yang mereka pilih. Tuan Komisaris Tinggi, anda bisa memberitahu mereka, mereka bisa kembali ke Tanah Papua,” kata keduanya kepada Nikenike Vurobaravu. (Jubi/Victor Mambor)
Sumber : www.abloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment