Brutalnya POLISI Dan TNI |
Lagi-lagi polisi bentrok dengan TNI!.
Entah sampai kapan lingkaran setan ini akan berakhir. Sepertinya,
permusuhan antara kedua institusi yang menaungi aparat-aparat pengaman
dan pelindung negara ini tidak ada habisnya. Bukan hanya di satu daerah
tertentu saja, tetapi seperti sudah ada kode etik yang tidak tertulis
diantara mereka, yang memang mengobarkan api dendam dimanapun Polisi
atau TNI itu berada. Kali ini di Martapura. Saya teringat (dan pasti
akan terus saya ingat), tahun 2003 silam. Saat itu hari sabtu subuh, dan
saya sedang tidur dengan nyenyaknya. Tiba-tiba, dering handphone yang
biasanya jika hendak tidur selalu dimatikan tapi malam itu rupanya saya
lupa, mengagetkan saya. Selintas layar HaPe saya lirik, ternyata nomor
salah seorang teman sekampung.
“Tinus sudah meninggal, ditikam sama
salah seorang tentara ketika dia hendak pulang!”.
Demikian ucapan teman
saya itu, tanpa basa-basi, membuat saya kaget bukan kepalang. Tinus itu
adalah salah seorang sahabat dekat saya, dan bisa dibilang kami tumbuh
dewasa bersama karena sekampung. Dia adalah salah seorang anggota
Polisi. Tulang punggung keluarga yang mengurus ibunya yang adalah
seorang janda, karena ayahnya sudah meninggal semenjak dia masih SMP.
Dalam keluarganya, hanya dia anak satu-satunya yang bisa dibilang
“Berhasil” mendapatkan pekerjaan tetap, dan bisa menyokong kehidupan
keluarganya, dengan karir yang cukup cemerlang, karena dia tidak pernah
bermasalah selama jadi polisi, dan dia sedang kuliah semester terakhir
di Fakultas Hukum, untuk menunjang karirnya.
Terlepas dari apakah ini dendam antar oknum atau antar institusi. Kini
yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa selama ini, sepertinya tidak ada
upaya dari para petinggi kedua belah pihak untuk berusaha mencari jalan
keluar dari masalah ini?. Bukan baru sekarang atau akhir-akhir ini
ketegangan terjadi antara polisi dan TNI. Sudah bertahun-tahun
berlangsung dan sepertinya semua pihak hanya diam. Memang ada
rekonsiliasi yang dilakukan, tetapi hal tersebut hanya dilakukan demi
pencitraan semata, bukan dengan serius, karena kestabilan kedua
institusi tersebut sangat berpengaruh bagi negeri ini.
Saya jadi berpikir skeptis dan agak curiga, apakah ketegangan antara
kedua institusi ini bukan hanya semata karena persoalan-persoalan
seperti “salah paham” atau “tersinggung” belaka, tetapi ada “HAL LAIN”
yang lebih mendasar dan mendalam. Karena dendam yang tertumpuk selama
bertahun-tahun, yang terus-menerus terpupuk, tanpa ada penyelesaian yang
baik, mengakibatkan hal semacam ini terus terjadi.
Kedua institusi ini, berperan penting dalam proses menjaga dan
mengamankan negara kita dari berbagai macam ancaman keamanan baik dalam
dan luar negeri. Namun apa jadinya jika mereka-mereka yang seharusnya
MELINDUNGI rakyat ini menunjukkan sikap-sikap yang sebaliknya, membuat
rakyat Indonesia merasa tidak nyaman, tidak aman, dan tidak terlindungi
di negeri sendiri?.
Saya sendiri membayangkan hal-hal yang lebih buruk. Mungkin memang saya
orangnya terlalu pesimis dan curigaan serta suka membayangkan semua hal
dengan agak-agak “lebay”, namun didalam pikiran saya, sering melintas
adegan-adegan TNI dan POLRI masing-masing mengeluarkan senjata-senjata
terbaik mereka dan mulai menembaki antara satu dengan yang lain,
sementara rakyat disekeliling terpaksa harus mencari tempat-tempat
berlindung dari peluru-peluru dan mortir-mortir, lari meninggalkan rumah
dan tempat tinggal mereka, yang pada akhirnya menjadi sasaran para
pencuri dan penjarah.
Sikap-sikap kekanak-kanakkan oknum-oknum dikedua institusi ini bisa
mengakibatkan perilaku kasar dan kejahatan dalam masyarakat akan
menjadi-jadi. Makanya, jangan mengeluh ketika anggota TNI atau POLRI
dikirim ke daerah-daerah konflik dimana sering terjadi tawuran antar
kampung atau antar daerah, terjadi tindakan-tindakan anarki disana-sini,
karena kalau aparat negara saja bisa berkonflik selama bertahun-tahun,
lalu melakukan tindakan anarki secara membabi buta. bagaimana dengan
masyarakat yang tingkat intelektualitas dan kecerdasannya rata-rata
masih jauh dibawah para aparatur negara itu?.
Mungkin sudah saatnya para petinggi negara ini berpikir lebih serius
tentang apa yang terjadi pada kedua institusi ini. Sebab menurut saya,
apa yang terjadi pada POLRI dan TNI bukan sekedar “Tawuran ala SMA”
belaka. Semua ini lebih dari itu. Kita rakyat hanya bisa menunggu. Saya
sendiri sudah mulai menyiapkan bunker pribadi di basemen rumah, hanya
untuk berjaga-jaga…. (NS/03/2013)
Sumber : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/07/polisi-vs-tni-dan-mereka-sering-mengeluh-rakyat-indonesia-suka-anarki-540864.html
Blogger Comment
Facebook Comment