Mayat Otonimi Khusus |
Lebih dari 10 tahun (2001-2013)
Otonomi Khusus Papua bergulir. Kucuran dana trilyunan dianggap tidak membawa
perubahan bagi masyarakat Papua. Rakyat Papua telah mengembalikan Otsus dalam
bentuk mayat kepada Jakarta. Jakarta dan Negara donor akui Otsus memang telah
gagal. Tetapi, pemerintah Provinsi Papua akan menggelar pameran keberhasilan
Otsus di Jakarta pada awal April mendatang. Mau pamerkan apa? Pameran harus
obyektif!
Expo
Otonomi Khusus di Jakarta
Jayapura, Pemerintah Provinsi Papua akan
memamerkan hasil keberhasilan dan pencapaian pembangunan Otonomi Khusus (Otsus) di tanah Papua pada 1--7 April 2013 di Convention Center
(JCC) Jakarta.
Pemeran ini akan melibatkan satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) se-Provinsi Papua, organisasi kemasyarakatan, dan BUMN/BUMD,
serta mitra Provinsi Papua bersama TNI/Polri.
Dikabarkan,
47 stan berasal dari
SKPD Provinsi Papua.
Itu belum termasuk stan milik BUMN/BUMD serta stan dari TNI/Polri serta mitra
Pemerintah Provinsi Papua.
Pameran yang diberi nama "Ekspo Papua, Investasi Promosi dan Budaya" ini akan dilakukan agar masyarakat mengetahui pembangunan di tanah Papua pasca pemberlakuan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus.
Pameran yang diberi nama "Ekspo Papua, Investasi Promosi dan Budaya" ini akan dilakukan agar masyarakat mengetahui pembangunan di tanah Papua pasca pemberlakuan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus.
Singkat
kata, pameran ini sebagai transparansi dan akuntabilitas pemerintah Provinsi
Papua atas Otsus yang telah berjalan lebih dari 10 tahun (2001-2013).
Kepala Biro Humas dan
Protokoler Setda Provinsi Papua, Annie Rumbiak, mengatakan, pihaknya juga akan
menyajikan Noken yang telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Otsus Sudah Dikembalikan
Otsus Sudah Dikembalikan
Selama 10
tahun lebih itu, Jakarta telah kucurkan dana mencapai 30 Triliun. Dana yang
besar ini dianggap tidak membawa perubahan bagi rakyat Papua. Majelis
Rakyat Papua dengan disertai ribuan masyarakat telah menggelar Musyawarah
Masyarakat Asli Papua pada 9-10 Juni 2010 lalu.
Saat itu, 11 butir
rekomendasi yang merupakan hasil evaluasi masyarakat asli Papua atas
pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dihasilkan dan diserhkan ke Jakarta melalui
DPRP.
Inti dari 11 butir itu
adalah Otsus Papua gagal total. Mereka meminta opsi lain, dialog Jakarta-Papua.
Tetapi, pemerintah terus kucurkan dana ke Papua. Jakarta abaikan dialog
Jakarta-Papua.
Pada tahun 2012
misalnya selain dana Otsus, pemerintah
mengalokasikan dana tambahan infrastruktur untuk Papua sejumlah Rp571,4 miliar
dan Papua Barat sebanyak Rp 428,6 miliar.
Jakarta dan
Donor Akui Otsus Gagal
Tidak hanya
orang Papua yang mengatakan Otsus gagal. Pemerintah Jakarta dan Negara donor
juga akui Otsus telah gagal. Walaupun begitu, lagi-lagi tidak ada upaya lain.
Jakarta tetap tambah dana.
Pada tahun
ini (2013) dana Otsus ditambah menjadi
Provinsi Papua Rp4,3 triliun dan Papua Barat Rp1,8 triliun. Pada saat
yang sama, Meneteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi mengatakan
Otsus Provinsi Papua dan Papua Barat
belum maksimal dan belum memenuhi harapan pemerintah.
Kita harus
mengakui tujuan otonomi khusus itu belum sepenuhnya sesuai harapan, kata
Gamawan Fauzi dalam pidatonya yang dibacakan Dirjen Otonomi Daerah
Djohermansyah Djohan, seperti dikutip Antara, Rabu
(12/12/12).
Pengakuan
kegagalan tidak hanya datang dari Jakarta. Negara-negara pendonor juga telah
mengakui Otsus gagal diimplementasikan di Papua.
Pendeta Sokratez Sofyan Yoman, Ketua
Persekutuan Gereja Gereja Baptis di Papua
mengklaim, negara pendonor saja telah nyatakan Otsus gagal dan mendorong
dialog Jakarta-Papua.
"Negara
pendonor, termasuk Amerika sudah akui Otsus gagal. Lalu, mereka dorong dialog.
Tapi, pejabat Papua bilang Otsus sukses. Maka, solusinya adalah memang dialog
tanpa syarat yang dimediasi oleh pihak ketiga," jelas Yoman.
Pameran Harus
Obyektif?
Bukan
rahasia, semua orang tahu Otsus telah gagal. Tetapi, karena dana terus
ditambah, tidak ada solusi lain dan pameran ini harus dilakukan maka diminta
harus obyektif.
Pendeta Sokratez Sofyan Yoman, Ketua
Persekutuan Gereja Gereja Baptis di Papua dan Pendeta Benny Giay, Ketua Sinode
Kingmi Papua kepada majalahselangkah.com,
Rabu, (6/3) mempertanyakan apa yang akan dipamerkan pada Ekspo Otsus di
Jakarta itu.
Semua
orang telah akui Otsus gagal, tetapi kalau dipaksakan untuk pamerkan maka harus
obyektif, kata Yoman.
Kata Pendeta Sokratez Sofyan Yoman, semua
yang dibanggakan dan yang tidak dibanggakan di era Otsus di Papua dipamerkan
semua. Nanti, orang yang akan menilai.
Kata dia,
bagi pemimpin gereja di Papua, Otsus telah gagal. Apa yang bisa dibanggakan
sehingga harus dipamerkan? Orang
Papua diplintirkan di atas tanah mereka selama Otsus berjalan. Tidak hanya
secara ekonomi, pendidikan, dan kesehatan orang Papua dihancurkan tetapi juga
identitas orang Papua dihilangkan., katanya.
Kata Benny
Giay, pameran jangan hanya dana yang besar, pemekaran di mana-mana, mobil
mewah, rumah mewah, dan ruko, serta jalan dan jembatan. Tetapi juga, harus
pamerkan dana Otsus yang telah dikorupsi, orang-orang Papua yang mati dibunuh, IPM,
derajat kesehatan, dan juga ribuan orang yang buta huruf dan anak-anak usia
sekolah yang sedang cari-cari kaleng bekas di mana-mana di Papua.
Di sisi ekonomi Orang Papua benar-benar
termarginalkan di atas tanah meraka sendiri. Mana orang Papua yang punya
toko-toko, super market yang bagus di era Otsus ini. Toko-toko itu siapa, di
pasar hari ini siapa,kata Yoman.
Yoman juga
kritik, kenapa pameran harus di Jakarta.Uang yang banyak-banyak itu lebih
bagus benahi Ekspo yang ada di Waena, dari pada kita jauh-jauh melakukan Expo
di Jakarta. Sama saja omong kosong. Hanya orang-orang yang tidak tahu yang akan
percaya, jika pamerkan semua, yang baik dan yang buruk.
Tambah
Yoman, Otsus diberikan kepada masyarakat
Papua karena orang Papua minta merdeka. Maka, dalam pameran itu harus
ditampilkan juga sejarah dan pelanggaran HAM yang gagal diangkat di era Otsus.
Secara
fisik, kata dia, Indonesia telah membunuh banyak orang di era Otsus. Diawali
dengan Ketua Presidium Papua, Theys Hiyo Eluay, Aristoteles Masoka (Sopir
Theys), Kelly Kwalik, Yustinus Murib, Yawan Wayeni, Mako, Huber Mabel, dan
masih banyak lagi.
Ia juga
minta pamerkan semua anggota KNPB yang masuk DPO dan foto-foto para tahanan
politik seperti Filep Karma, Forkorus, Selpius Bobii dan lainnya.
Jadi, kata
Benny dan Yoman, pihak gereja akan
acungi jempol jika pameran ini dilakukan secara obyektif dan jujur.
Kami akan
akui jika ada keseimbangan dalam menginformasikan secara jujur kepada dunia bahwa
Otsus telah gagal dan diusulkan opsi lain, ungkap Yoman. (H/Y/MS)
Blogger Comment
Facebook Comment