Seorang pemuda menuntut kebebasan dan kemerdekaan untuk Papua Barat (Foto: Ist) |
*Oleh: Fransiskus Tigi
Orang Papua ras melanesia secara umum sangat percaya bahwa setiap manusia yang hidup di dunia akan meningalkan dunia ketika orang tersebut memasuki usia yang sudah lanjut umur atau usia tua.
Setiap orang yang meniggal pada waktu umur yang masih mudah akan mejadi bahan pertanyaan mengapa orang tersebut bisa meninggal sebelum memasuki usia yang tua.
Orang Papua percaya isu dan situasi yang sedang terjadi tersebut karena memang setiap orang Papua dituntut untuk hidup sesuai dengan norma budaya dan agama. Apakah orang asli Papua meningal pada usia mudah karena tidak mentaati norma budaya dan agama?
Kita orang asli Papua yang juga adalah ras melanesia memiliki ciri berambut kritin dan berkulit coklat hitam. Kita tidak sama dengan bangsa Indonesia yang memiliki ras melayu, kulit putih dan berambut lurus.
Kita sebagai bangsa melanesia tentu juga memiliki kepercayaan yang sama dengan bangsa melanesia yang lain seperti negara-negara di fasifik timur Papua. Secara umum orang asli Papua meninggal dunia pada masa tua.
Harusnya demikian karena kita adalah bangsa melanesia. Tetapi kenyataan? yang sedang terjadi pada kita saat ini adalah kita meninggal pada usia yang mudah. Bangsa melanesia yang percaya kalau setiap orang yang meniggal pada usia yang mudah kemungkinan telah melanggar norma budaya dan agama.
Maka, apabila kita menigal pada usia mudah berarti kita telah melangar norma budaya dan agama dan norma-norma lain yang telah berlaku dalam kehidupan sehari-hari yang telah diwariskan turun-temurun oleh para leluhur hinga sampai pada generasi kita saat ini.
Meninggal dunia tentu akan diterima oleh setiap manusia yang ada dan sedang tinggal di bumi ini. Kita juga termasuk di dalamnya dan akan menerima kematian itu, entah waktunya kapan. Kita akan meninggal ketika kita tidak menjalankan norma agama dan budaya juga norma lainnya yang telah diwariskan kepada kita.
Tidak hanya kita ditelan oleh bumi dalam usia mudah karena faktor kurangnya taat kepada norma-norma leluhur kita, faktor lain yang paling utama lagi yang membuat kita meninggal dunia pada usia mudah, yaitu karena kita tidak menjalankan amah para leluhur yang telah pergi mendahului kita.
Kita akan cepat meninggal kalau kita tidak melanjutkan apa yang telah mereka lakukan dahulu untuk kebenaran dan keadilan.
Beberapa faktor yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia Papua dari bumi Papua adalah kesalahan masa lalu dan kesalahan masa sekarang yang hingga sampai saat ini.
Kesalahan leluhur
Leluhur dan nenek moyang orang Papua sangatlah mengutamakan hidup bersama dengan orang lain karena membantu mereka untuk melakukan pengelolahan ekonomi melalui barter dan memudahkan mereka untuk melakukan pertukaran seorang perempuan untuk dinikahi.
Leluhur kita juga dalam melakukan barter, pemberian perempuan untuk dinikahi dan mempertahankan hidup harmonis dengan sesama mungkin melakukan kesalahan-kesalahan simpel karena kurang teliti.
Kesalahan dalam pemberian maskawin akibatnya terjadi pada generasi kita sekarang. Orang akan berpikir kalau seseorang menjadi mandul berarti ada kesalah maskawin pada nenek atau tete moyan dulu. Ini adalah salah satu contoh kesalahan masa lalu.
Pertama: Relasi yang tidak harmonis denga alam, para leluhur telah mewariskan semua kekayaan alam kepada kita untuk dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baaiknya namun kita tidak menjalankan amanah para leluhur.
Saat ini ilegalogin terjadi di papua. Pohon-pohon ditebang kekayaan alam (emas, tambang dan mineral lainnya) diekspor keluar Papua, gunung dan bukit digusur untuk membangun perumahan transmigrasi dan pencemaran sungai menigkat.
Kita sudah tidak membangun relasi yang baik dengan alam. Kita hanya diam dan melihat ilegalogin terjadi di sekitar kita, sungai-sungai yang dulu dijadikan tempat mandi dan mencuci kini mejadi sumber penyakit yang membawa kematian bagi kita. Kita tidak bertanggun jawab atas kekayaan alam dan tidak menjalankan amanah para leluhur.
Kedua: Relasi yang tidak harmonis dengan sesama, Setiap orang berharap hidupnya tidak boleh diganggu oleh pihak luar yang datang mengganggu kehidupan manusia Papua.
Namun terkadang kita saling mengganggu antara kehidupan kita dengan sesama. Kita saling memfitna, irihati, dan melecehkan sesama akibatnya hidup keharmonisan kita dengan orang lain menjadi tidak baik bahkan kita saling membunuh diantara kita orang Papua.
Ketiga: Hiburan malam (tenda biru), hiburan malam kalau orang Papua biasanya mengatakan sebagai tenda biru yang biasanya dibuat di berbagai kabupaten dan kota di Papua, yang menjadi salah satu faktor pendukung pengurangan nyawa manusia Papua.
Mengapa demikian, ketika ada acara tenda biru pasti ada orang mabuk, ada orang mabuk pasti ada konflik, dari konflik akan terjadi kontak fisik akhirnya bisa terjadi penghilangan nyawa orang Papua secara perlahan-lahan. Selain itu ada orang Papua yang dibunuh oleh orang tak dikenal pada saat mau pergi mengikuti acara atau pulang dari acara.
Keempat: Perbuatan manusia Papua yang tidak manusiawi, kita menjadi penghianat terhadap sesama kita. Kita menjadi aktor pembunuhan manusia Papua akibatnya hilang nyawa manusia Papua dan berkurangnya manusia Papua. Pembunuhan yang terjadi antar sesama kita orang Papua karena ulah oknum-oknum yang mengatasnamakan orang Papua.
Sistem sosial orang Papua yang diserang dalam hanya untuk kepentingan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Akibat yang terjadi kita antara orang Papua saling membunuh antar satu dengan yang lain, antar suku dengan suku, dan lain sebagainya.
Kelima: Sistem Pemekaran dari pemerintah Pusat, pemekaran adalah faktor utama yang menjadi lenyapnya manusia Papua dari bumi Cenderawasih. Pemekaran menyebabkan kehidupan manusia yang tidak harmonis dengan lingkungan alamnya karena terjadi pemekaran maka semua hutan akan ditebang untuk membangun fasilitas umum daerah, ekosistem punah dan sungai-sungai bersih menjadi tercemar.
Manusia mulai hidup egois tanpa melihat sesama yang ada disekitarnya. Orang akan mengurus diri sendiri tanpa membantu orang lain yang berkekurangan.
Dengan hadirnya kabupaten baru, orang akan mengikuti perkembangan yang sudah dilakukan di daerah-daerah lain seperti membuat tenda biru.
Umur kita akan semakin panjang apabila kita hidup sesuai dengan norma agama, budaya dan menjalankan amanah para leluhur dimana kita membela kebenaran, menuntut keadilan, melawan sisten penjajahan yang diterapkan di Papua dan menjaga dan melestarikan alam Papua.
Kita akan meniggal pada usia mudah kalau kita tidak mentaati norma agama, budaya dan tidak menjalankan amanah rapa leluhur yaitu tidak membelah kebenaran, tidak menuntut keadilan yang merata, tidak melawan sistem yang diterapkan di Papua, tidak menjaga alam Papua, tidak melestarikan alam Papua.
Pilihan ada di tangan kita, apakah kita mau meninggal pada usia tua atau meniggal pada usia mudah. Mari kita bersatu dan sadari akan situasi yang sedang terjadi di antara kita.
*Fransiskus Tigi adalah mahasiswa Papua kuliah di Yogyakarta
Sumber : www.suarapapua.com
Blogger Comment
Facebook Comment