Mgr John Philip Saklil Pr (Suko) |
TIMIKA - (Suko) 09/1 -
Pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Timika, Mgr John Philip Saklil Pr
mengajak umat Katolik setempat menjadi juru damai di tengah-tengah
masyarakat yang acap kali terlibat dalam konflik dan permusuhan.
"Allah
mengutus kita semua untuk tugas utama yaitu untuk menyatakan damai
sejahtera. Kita dituntut untuk memainkan peran aktif dalam tugas-tugas
perdamaian," kata Uskup Saklil di Timika, Kamis.
Menurut
Uskup Saklil, dalam kondisi masyarakat yang suka berkonflik, tidak
menyukai perdamaian, tidak menyukai keadilan dan tidak menyukai sebuah
kehidupan yang penuh dengan cinta kasih maka dibutuhkan lahirnya
figur-figur yang mampu memberikan kesejukan melalui perkataan dan
tindakannya.
Seseorang
yang diutus, katanya, harus mampu berperan aktif dalam memperjuangkan
keadilan, membela mereka yang kehilangan hak terutama orang-orang yang
termarjinalisasikan akibat kondisi sosial.
Uskup
Saklil mengingatkan umat Katolik setempat agar tidak sekedar
mengagungkan rumah ibadah yang indah, megah, antik dan spektakuler.
Namun jauh lebih indah jika umat bisa menjadi pembawa damai, membawa
kesejahteraan dan memberi perhatian kepada semua orang terutama mereka
yang kecil dan papa.
Dalam
kesempatan itu, Uskup Saklil juga mengingatkan umat Katolik setempat
agar melakoni hidup dalam kesederhanaan di tengah dunia yang cenderung
mengarah kepada konsumerisme dan mengedepankan materialisme.
Menurut
Uskup Saklil, penilaian kemanusiaan dewasa ini seolah-olah mengarah
kepada hal materialistis sehingga hanya orang-orang yang memiliki uang
yang mendapatkan tempat yang layak di tengah masyarakat.
"Gaya
hidup sederhana adalah gaya hidup alternatif yang dapat mengembalikan
nilai-nilai kemanusiaan agar manusia melibatkan sesamanya bukan pada
ukuran materi melainkan pada ukuran bahwa setiap manusia adalah ciptaan
Allah, sekecil apapun dia dan semiskin apapun dia," ujarnya.
Umat
Katolik Keuskupan Timika pekan lalu menggelar acara pemberkatan dan
peresmian Gereja Paroki Santo Stefanus Sempan dirangkaikan dengan acara
pentahbisan tiga imam baru dari Ordo Fransiskan (OFM).
Gedung
gereja yang megah dengan menara tujuh lantai yang terletak di Jalan
Busiri Sempan Timika tersebut dapat menampung sekitar 1.500 jemaat.
Pembangunan gedung gereja tersebut hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp14,4 miliar.
Selain
dari sumbangan umat, dana pembangunan gedung Gereja Katolik Paroki
Santo Stefanus Sempan berasal dari sumbangan Pemkab Mimika sebesar Rp4
miliar dan dari bantuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebesar
Rp100 juta.(Suko)
Blogger Comment
Facebook Comment