News
Loading...

‘Menyingkap Sedikit Tabir Misteri Papua’ Diluncurkan

M.R. Kambu Saat Memperlihatkan Buku Karyanya. (Suko/Arjuna)
Jayapura - (Suko) - (9/1) — Mantan Walikota Jayapura, M.R. Kambu meluncurkan buku hasil karyanya den setebal 368 halaman dan diberi judul ‘Menyingkap Sedikit Tabir  Misteri Papua Dalam Membangun dan Melayani Rakyat’. Buku ini penting karena mengajak semua orang untuk memahami ada yang dilakukan Tuhan terhdapa negeri ini.

Dalam acara bedah buku di cafe b-One Jayapura, Rabu malam (9/1), M.R. Kambu mengatakan, kenapa disebut misiteri, karena kita sering tidak bisa memahami apa yang dilakukan Tuhan terhadap negeri ini. Selain itu latar belakang penulisan buku tersebut sebagai bentuk sumbangsih pemikiran seorang anak bangsa asal Papua dengan latar ilmu pemerintahan yang mengabdi selama 38 tahun.

“Alasan saya memilih judul  ‘Menyingkap Sedikit Tabir  Misteri Papua Dalam Membangun dan Melayani Rakyat’, karena penulisan buku ini lebih banyak dilandaskan pada data sekunder sumber primer yaitu apa yang dikerjakan, yang dilihat dan dialami selama pengabdian, dan itu dirancang suatu konstruksi pemikiran pemecahan masalah,” kata M.R. Kambu.

Dalam buku itu digambarkan bagaimana Papua dimasa lampau dimana sentuhan pertama di Tanah Papua oleh bangsa Portugis ditahun 1511. Lalu bangsa Belanda kemudian manyebut Papua dengan New Guinea atau Papua Baru dan membaginya dalam enam pemerintahan keresidenan yakni Teluk Cenderawasih, Hollandia, Enarotali, Merauke, Sorong dan Fak-fak.

“Rumpun asli Bangsa Papua adalah Melenesia dengan sub etnis 57 kelompok dengan 262 sub-sub adat dan 224 bahasa lokal. Selain itu berdasarkan penelitian Erari tahun 1999 dan Karubaba 2007 serta Numberi tahun 2008 kebudayaan Papua dibagi enam bagia,” ujarnya.

Enam bagian itu lanjut Kambu, adalah Koreri di Kepala Burung, Kuri Pasai di sekitar Teluk Cenderawasih, Kimoni Deoum Demta sampai Sarmi, Budaya Wam atau babi di Pegunungan Tengah, Budaya Kain Timor disekitar Maybrat dan Budaya Bis atau Mbis di Pantai Selatan Papua.

“Pola Hidup dan perilaku etnis Papua tentu sudah terlepas dari faktor itu. Kepemimpinan adat dimasa silam sangat besar apakah itu tipe raja atau Raja Ampat serta Ondoafi atau Kepala Suku ini nampak dari kewibawaan dan kharisma mereka terhadap rakyat yang dipimpinnya,” urai Kambu.

Untuk Papua masa kini, M.R. Kambu menggambar dalam buku tersebut masih ada yang tidak optimal dalam rentan kendali pemerintahan, infrastruktur, pendidikan/kesehatan dan ekonomi rakyat yang lemah. Selain itu ditahun 2010 masih masih 20 persen masyarakat yang berpenghasilan dibawah Rp. 300.000/c.
“Gambaran ini sangat memprihatinkan karena ditengah sumber daya alam yang besar dan diera Otsus, ternyata masih terjadi kemiskinan,” tandas M.R.Kambu.

Sayangnya dalam acara bedah buku itu, bisa dikatakan terjadi kampanye terselubung dimana para pihak yang hadir dalam acara tersebut dibagikan sticker pasangan nomor urut 2 Calon Gubernur dan Wakil  Gubernur Papua, M.R.Kambu-Blasius Adolf Pakage.(Suko/Arjuna)

Sumber :  http://tabloidjubi.com/?p=8852

Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment