News
Loading...

Buchtar Tabuni: Polda Papua Lakukan Penipuan Publik Terkait Penembakan Hubertus Mabel

Ketua Dewan Nasional Papua Barat (PNPB) Buctor Tabuni
Ketua Dewan Nasional Papua Barat (PNPB), Buctar Tabuni. Foto: Jubi/Benny Mawel
Jayapura, SUCENKO – Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.Ik, seperti dilangsir tabloidjubi.com, Minggu ,(17/12) mengatakan,  Hubert  Mabel, Ketua Komisariat Militan,  Komite Nasional Papua Barat (KNPB)  tewas karena kehabisan darah.

“Terjadi saling rebut senjata antara petugas dan Hubert yang tidak mengindahkan permintaan polisi untuk tiarap. Karena salah satu anggota melihat senjata hampir direbut oleh Hubert, maka anggota itu menembak kaki Hubert untuk melumpuhkannya. Hubert kemudian dibawa ke Rumah Sakit. Tapi karena banyak kehilangan darah, Hubert tak tertolong lagi,”kata Kabidhumas Polda Papua.
Menurut Kabid Humas Polda Papua, ia ditangkap karena diduga sebagai pelaku pengeboman di Wamena dan penyerangan Polsek Pirime.

Ketua Dewan Nasional Papua  Barat (PNPB), Buctar Tabuni  membantah pernyataan   Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.Ik. “Polda menutupi, membela diri dari fakta yang sebenarnya, dan telah menipu publik,” katanya.

“Berita yang benar adalah Hubertus Mabel meninggal  karena ditembak mati oleh Densus 88. Modusnya sama dengan pembunuhan atas Mako Tabuni,” tegas, Buchtar Tabuni.
Buctar mengutip sumber terpercaya di Wamena,  dua peluru bersarang di lutut kiri dan kanan, dua peluru bersarang di dada kiri dan kanan, satu peluru bersarang di tengah jantung, satu peluru bersarang di tenggorokan, dan satu peluru bersarang di bahu sebelah kiri.
Buctar juga mengatakan,  saat terjadi peristiwa terror dan bom di Wamena, Hubertus Mabel  berada di Jayapura. Jadi, katanya,  informasi dari Polda bahwa Hubertus Mabel  terlibat dalam aksi teror di Wamena itu sebuah penipuan.

Selain itu, kata dia, tuduhan Polisi bahwa Hubertus Mabel terlibat dalam kasus penyerangan di Polsek Lani Jaya adalah berita bohong. Karena, katanya, Hubertus belum pernah ke Lani Jaya dan tidak tahu medan di sana. Serta,  jarak antara kampung Huber ke Lani Jaya adalah Ratusan Kilo Meter.
“Polda Papua segera klarifikasi berita bohong. Kepada penggiat HAM di mana saja berada segera mengadvokasi pelanggaran HAM yang terjadi  di Papua,”pinta Buctar. (Melky Dogopia/SOCENKO)
Share on Google Plus

About suarakolaitaga

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar